Penganut
Syi’ah Zaidiah percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar akan kekal dalam
neraka, jika dia belum bertaubat dengan pertaubatan yang sesungguhnya. Dalam
hal ini, Syiah Zaidiah dekat dengan Mu’tazilah. Ini bukan sesuatu yang aneh
mengingat kedekatan aliran ini dengan Mu’tazilah. Wasil bin Atha’, salah
seorang pemimpin Mu’tazilah, mempunyai hubungan dengan Zaid. Moojan Momen
bahkan mengatakan bahwa Zaid pernah belajar kepada Wasil bin Atha’.
Patut
dikemukakan bahwa aliran-aliran yang berpandangan bahwa pelaku dosa besar
statusnya masih tetap mukmin menjelaskan bahwa di akhirat akan dimasukkan ke
neraka, ia tidak akan kekal didalamnya. Aliran-aliran yang berpendapat bahwa
pelaku dosa besar statusnya bukan mukmin berpendapat bahwa di akhirat kelak ia
akan dimasukkan ke neraka dan kekal di dalamnya.
Mengenai hal ini melihat bahwa
Khawarij dan Mu’tazilah berada di barisan yang sama. Meskipun demikian,
terdapat perbedaan yang tegas diantara keduanya. Khawarij memandang status
pelaku dosa besar sebagai kafir, bahkan musyrik. Oleh karena itu, ia mendapat
siksaan serupa dengan yang diperoleh orang-orang kafir. Sementara itu,
Mu’tazilah memandang status pelaku dosa besar sebagai fasik, yaitu posisi
netral dan independen di antara dua kutub, yaitu mukmin dan kafir.
Oleh karena
itu, balasan yang diperolehnya kelak di akhirat tidak sama dengan orang mukmin
dan tidak serupa dengan orang kafir. Pelaku dosa besar akan disiksa
selama-lamanya di neraka paling atas dengan siksaan yang lebih ringan daripada
siksaan yang diterima oleh orang kafir.
Penting
dicatat pula bahwa perbedaan pandangan mengenai pelaku dosa besar, jika
ditinjau dari sudut pandang wa’ad wa wa’id, dapat diklasifiksikan
menjadi dua kubu utama, yaitu kubu radikal dan kubu moderat. Kubu radikal diawali
oleh Khawarij dan Mu’tazilah, sementara sisanya merupakan kubu moderat.
Lihat Juga Artikel lain dengan meng KLIK di bawah ini :
0 Response to "Aliran Syi’ah Zaidiah"
Post a Comment