Aliran Mu’tazilah


Kemunculan aliran Mu’tazilah dalam pemikiran teologi Islam sesungguhnya diawali oleh masalah yang kurang lebih sama dengan kedua aliran yang telah dijelaskan di atas, yaitu mengenai status pelaku dosa besar, apakah masih beriman atau telah menjadi kafir. 

Perbedaannya, apabila Khawarij mengkafirkan pelaku dosa besar dan Murji’ah memelihara keimanan pelaku dosa besar, Mu’tazilah tidak menentukan status dan predikat yang pasti bagi pelaku dosa besar, apakah tetap mukmin atau telak kafir, kecuali dengan sebutan yang sangat terkenal Al-Manzilah bain al- manzi-latain. Setiap pelaku dosa besar, menurut Mu’tazilah, berada di posisi tengah di antara posisi mukmin dan posisi kafir. Jika meninggal dunia dan belum sempat bertaubat, ia akan dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya.

Mengenai perbuatan yang dikategorikan sebagai dosa besar, aliran Mu’tazilah tampaknya merumuskan secara  lebih konseptual daripada aliran Khawarij. Menurut pandangan Mu’tazilah, dosa besar adalah segala perbuatan yang ancamannya disebutkan secara tegas dalam nash. 

Dosa kecil adalah segala ketidakpatuhan yang ancamannya tidak tegas dalam nash. Tampaknya Mu’tazilah menjadikan ancaman sebagai kriteria dasar bagi dosa besar ataupun kecil.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Aliran Mu’tazilah"

Post a Comment