Pendidikan al qur’an bagi kalangan anak-anak memiliki prinsippsinsip yang berbeda dengan kalangan lainnya. Hal ini ada kaitannya dengan umur, kejiwaan anak, dan sebagainya. Prinsip pembelajaran al-Qur’an pada dasarnya bisa dilakukan dengan bermacam-macam metode antara lain sebagai berikut:
- Guru membaca terlebih dahulu kemudian disusul murid/santri (musyafahah/adu lidah), diterapkan Nabi kepada kalangan sahabat;
- Murid membaca di depan guru, sedangkan guru menyimaknya (sorogan), diterapkan Nabi bersama Malaikat Jibril kala Ramadhan;
- Guru mengulang bacaan sedangkan murid menirukannya kata perkata dan kalimat perkalimat secara berulang-ulang hingga terampil dan benar.
Dari ketiga macam metode tersebut, yang paling banyak diterapkan di kalangan anak-anak pada masa kini adalah metode kedua, karena dalam metode ini terdapat sisi positif yaitu aktifnya murid.
Dalam kaitannya dengan metode yang digunakan dalam membaca Al-Qur’an, banyak metode yang digunakan antara lain :
- Kursus cepat membaca al-Qur’an, yang dilengkapi dengan pengenalan huruf al-Qur’an yang disertai dengan bunyi huruf hijaiyah melalui huruf latin lengkap dengan tajwidnya.
- Metode tunjuk silang belajar al-Qur’an, metode ini menggunakan metode identifikasi, huruf dan bunyi hijaiyah melalui huruf latin yang dilengkapi dengan tajwidnya. Alasan penggunaan metode ini adalah dengan beberapa pertimbangan bahwa sekarang huruf latin lebih memasyarakat terutama di kalangan pelajar
- Pedoman praktis tulis baca al-Qur’an system 10 jam. Pedoman ini diterbitkan atas kerjasama IAIN-SU dengan pemerintah daerah Sumatera Utara, pengadaan pedoman dalam bentuk buku ini merupakan gerakan pembangunan desa terpadu, sebagaimana yang pernah dicanangkan oleh Gubernur Sumatera Utara H.Raja Inal Siregar. Motivasi penyusunan buku ini adalah mengingat pentingnya membuat suatu metode dan system mengajarkan bagi generasi muda Islam. Dengan system ini diharapkan adanya peningkatan kemampan membaca al-Qur’an serta mendalami kandungannya. Metode balajar membaca al-Qur’an sangat dituntut dan juga harus didukung oleh sarana dan fasilitas yang diserta guru yang telah dibekali dengan ilmu serta keterampilan dalam memberikan bimbingan keagamaan bagi masyarakat.
Metode Membaca . Metode ini lebih mudah, tidak terlalu membebani peserta didik, dan juga lebih praktis. Metode ini disusun dan ditemukan oleh Ustadz As’an Human seorang Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushallah (AMM) yang bermarkas di Yogyakarta, pedoman yang disusunnya ini terdiri dari 6 jilid ditambah jilid 7 sebagai tambahan, berisikan khusus pelajaran tajwid praktis.11
Metode membaca sebagaimana pembahasan dan penulisan skripsi ini maka dapat dijabarkan bahwa metode membaca yaitu “metode pengajaran Al-Qur’an yang disusun sebagai upaya mengadaptasi atau mengubah seni kaedah lama agar tercapainya tujuan belajar al-Qur’an dalam waktu yang singkat dan terbatas”
Metode membaca ini adalah suatu metode yang mengubah cara membaca bagdadiyah (system eja) menjadi system cara yang tanpa eja dan langsung membaca dengan menggunakan metode ini sangat mudah karena dimulai dari membaca huruf, huruf menjadi kata, kemudian kata menjadi kalimat. Anak-anak akan mudah membaca karena telah mengenal huruf-huruf secara terpisah. Menurut M Syukri disiplin belajar dan menghafal al-Qur’an “terlebih dahulu mengenal huruf hijaiyah dan mengenal 50 kata kerja apa saja di dalam al-Qur’an serta sering membaca al-Qur’an”
Selanjutnya ada enam ciri utama metode membaca :
1. Pemisahan fase aktif dan fase pasif
2. Pendekatan analitis tata bahasa bagi tujuan membaca pemahaman
3. Pendekatan pada pengalaman membaca intensif
4. Penundaaan pelatihan berbicara dan menulis
5. Perhatian kontiniu tehadap kata-kata lisan
6. Perhatian terhadap pembelajaran secara individual.
7. Kemampuan menggunakan waktu
Berbagai metode pembelajaran baca al-Qur’an telah ditemukan dengan mengacu kepada tingkat keberhasilan belajar membaca Al-Qur’an dari tahun ke tahun sehingga saat ini banyak lembaga pengajaran al-Qur’an yang mengajarkan metode belajar membaca al-Qur’an sesuai metode dan sistematika yang mudah, praktis dan cepat walaupun tingkat keberhasilan dan ketepatan membaca sesuai kaidah tajwid berbeda-beda.
Perlu disyukuri segala upaya yang dilakukan pendahulu kita dalam mengajarkan cara membaca al-Qur’an sehingga dalam perkembanganya metode belajar membaca al-Qur’an dari dulu hingga sekarang telah banyak berubah yang mana pada masa lalu seorang untuk menguasai cara membaca al-Qur’an membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini bukan hanya berlaku di negara non Arab bahkan di negara-negara Arab sendiri memiliki kesulitan untuk belajar membaca al-Qur’an dengan cepat padahal bahasa yang dipakai sehari-hari adalah bahasa Arab, dan Alhamdulillah metode belajar praktis membaca al-Qur’an kebanyakan ditemukan oleh orang-orang Indonesia dan metode ini telah dipraktekan di sebagian negara Arab seperti Yaman.
Salah satu penyebab seorang lama dalam menguasai cara membaca al- Qur’an adalah metode belajar membaca dengan cara mengeja atau tahajji seperti “alif fathah a, alif kasroh i” dan lain-lain sehingga memakan waktu yang lama seorang peserta didik untuk menguasai kaidah cara menggabungkan huruf untuk menemukan sebuah kalimat, metode seperti ini juga berlaku di sebagian jazirah Arab.
Teringat zamanku dulu dg bljr sistem bagdadiyah...
ReplyDelete