Dalam sebuah hadis riwayat Imam Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, ''Iman itu adalah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota tubuh.'' Hadis ini menjelaskan kepada kita bahwa hakikat keimanan dan keislaman seseorang bukanlah hanya ditentukan oleh pengakuannya, akan tetapi oleh kesadaran hati yang mendalam, meyakini keberadaan Allah SWT dengan segala sifat dan ajaran-Nya yang sempurna, untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dalam wujud perilaku yang Islami.
Dalam hadis lain riwayat Imam Thabrani pula, Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya Allah tidak akan melihat rupa kalian. Bukan pula pada keturunan kalian dan bukan pula pada harta kalian, akan tetapi Allah memperhatikan pada hati dan amal kalian.''
Ajaran Islam yang begitu indah seperti untuk selalu jujur, bersih hati, pikiran, dan jasmani, menebarkan keselamatan dan kedamaian pada orang lain, menjauhkan diri dari perilaku korup, perilaku hasad, rakus, dan tamak, harus diterjemahkan dalam kenyataan kehidupan keseharian oleh kaum Muslimin. Jika hal ini secara konsisten dilakukan, maka akan dirasakan dampak kenikmatannya oleh seluruh anggota masyarakat dan bangsa dan bukan hanya oleh orang Islam, karena memang Islam adalah rahmatan lil-alamin, seperti dinyatakan dalam QS 21: 107.
Islam akan dirasakan sebagai sistem kehidupan Ilahi yang menawarkan kelezatan samawi dan kepuasan rohani serta kesejahteraan materi. Islam akan dirasakan pula sebagai ajaran yang pas dan cocok untuk segala situasi dan kondisi serta untuk setiap kelompok umat manusia. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam QS 30: 30.
Akan tetapi, manakala kaum Muslimin tidak melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan kesehariannya dan terdapat jurang pemisah yang menganga antara idealita (yang seharusnya) dan realita (yang terjadi di tengah masyarakat), maka kerahmatan ajaran Islam tidak akan pernah dirasakan. Orang yang mengaku Islam tetapi perilakunya korup, rakus, dan tamak terhadap kekuasaan duniawi dan kepuasan jasmani semata-mata, sesungguhnya akan merusak citra Islam, meskipun Islam sebagai agama dari Allah SWT tidak akan menurun derajatnya hanya karena perilaku yang buruk dari umatnya. Islam akan dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT sebagaimana tertera dalam QS 15: 9.
Karena itu, jika ada orang Islam, apalagi pemimpinnya, yang menyatakan bahwa asas Islam tidak cocok untuk saat ini, ibarat baju yang terlalu sempit, maka sesungguhnya orang itu telah melecehkan ajaran Islam yang agung, mulia, dan sempurna. Seharusnya orang tersebut mau berpikir bahwa kondisi tersebut akibat dari perilakunya yang tidak sesuai nilai-nilai Islam. Semoga Allah selalu menjaga kita dari sikap keragu-raguan terhadap Islam. Wallahu A'lam bi ash-Shawab. (KH Didin Hafidhuddin)
Dalam hadis lain riwayat Imam Thabrani pula, Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya Allah tidak akan melihat rupa kalian. Bukan pula pada keturunan kalian dan bukan pula pada harta kalian, akan tetapi Allah memperhatikan pada hati dan amal kalian.''
Ajaran Islam yang begitu indah seperti untuk selalu jujur, bersih hati, pikiran, dan jasmani, menebarkan keselamatan dan kedamaian pada orang lain, menjauhkan diri dari perilaku korup, perilaku hasad, rakus, dan tamak, harus diterjemahkan dalam kenyataan kehidupan keseharian oleh kaum Muslimin. Jika hal ini secara konsisten dilakukan, maka akan dirasakan dampak kenikmatannya oleh seluruh anggota masyarakat dan bangsa dan bukan hanya oleh orang Islam, karena memang Islam adalah rahmatan lil-alamin, seperti dinyatakan dalam QS 21: 107.
Islam akan dirasakan sebagai sistem kehidupan Ilahi yang menawarkan kelezatan samawi dan kepuasan rohani serta kesejahteraan materi. Islam akan dirasakan pula sebagai ajaran yang pas dan cocok untuk segala situasi dan kondisi serta untuk setiap kelompok umat manusia. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam QS 30: 30.
Akan tetapi, manakala kaum Muslimin tidak melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan kesehariannya dan terdapat jurang pemisah yang menganga antara idealita (yang seharusnya) dan realita (yang terjadi di tengah masyarakat), maka kerahmatan ajaran Islam tidak akan pernah dirasakan. Orang yang mengaku Islam tetapi perilakunya korup, rakus, dan tamak terhadap kekuasaan duniawi dan kepuasan jasmani semata-mata, sesungguhnya akan merusak citra Islam, meskipun Islam sebagai agama dari Allah SWT tidak akan menurun derajatnya hanya karena perilaku yang buruk dari umatnya. Islam akan dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT sebagaimana tertera dalam QS 15: 9.
Karena itu, jika ada orang Islam, apalagi pemimpinnya, yang menyatakan bahwa asas Islam tidak cocok untuk saat ini, ibarat baju yang terlalu sempit, maka sesungguhnya orang itu telah melecehkan ajaran Islam yang agung, mulia, dan sempurna. Seharusnya orang tersebut mau berpikir bahwa kondisi tersebut akibat dari perilakunya yang tidak sesuai nilai-nilai Islam. Semoga Allah selalu menjaga kita dari sikap keragu-raguan terhadap Islam. Wallahu A'lam bi ash-Shawab. (KH Didin Hafidhuddin)
0 Response to "Perilaku Islami "
Post a Comment