Rasulullah saw bersabda, "Dan siapa saja yang terbunuh karena membela hartanya maka dia mati syahid." (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar).
Islam adalah ajaran yang mengajarkan kemuliaan dan kehormatan agar dimiliki dan dipertahankan oleh setiap pemeluknya. Di dalam salah satu ayat Alquran, Allah SWT menyatakan bahwa kemuliaan (al-izzah) itu adalah milik Allah, milik Rasul-Nya, dan milik orang-orang mukmin.
Rasulullah di saat haji wada' (perpisahan) menyatakan, "Wahai manusia, sesungguhnya darah-darah kalian dan harta-harta kalian merupakan kemuliaan bagi kalian (yang tidak boleh dilanggar), sebagaimana kemuliaan hari kalian ini, di bulan dan di negeri kalian ini." (HR Muslim dari Jabir).
Oleh karena itu, tatkala kota Madinah dikepung oleh pasukan kafir Quraisy dan sekutu-sekutunya dalam Perang Ahzab dan ada usulan untuk menyerahkan sebagian hasil kurma Madinah kepada pasukan Ahzab sebagai kompensasi agar mereka tidak mengepung kota itu, Saad bin Muadz, salah seorang pemimpin kaum Anshar berkata, "Wahai Rasulullah, ketika kami dan kaum itu sama-sama masih menyekutukan Allah, menyembah berhala, tidak menyembah Allah dan mengenal-Nya, mereka saja tidak berani makan kurma darinya (kebun Madinah), kecuali sebagai jamuan (untuk tamu) atau (dengan cara) membelinya;
Apakah ketika kami telah dimuliakan oleh Islam, ditunjukkan pada jalannya, dan dimuliakan dengan (kehadiran) engkau dan Islam ini, lalu kami harus memberikan harta kami kepada mereka? Demi Allah, kami tidak membutuhkan ini. Demi Allah, kami tidak akan memberikan kepada mereka selain pedang, sehingga Allahlah yang akan memutuskan (siapakah yang menang) di antara kami dan mereka." (HR Ibn Hisyam dari Ibn Syihab az- Zuhri).
Sikap mental ksatria nan perwira seperti inilah yang kini dibutuhkan oleh umat Islam, dan para pemimpin yang kini menguasai negeri-negeri Islam. Sungguh kita sedih, tatkala salah satu negeri Islam dihardik dan diancam sedemikian rupa oleh pemimpin kafir Amerika dan sekutunya, hampir tak ada satu pun pemimpin negeri Islam yang bersikap tegas, membela kehormatan dan harta kaum Muslimin.
Sebaliknya, reaksi justru datang dari berbagai negeri kafir seperti Jerman, Prancis, Belgia, dan Rusia. Seolah umat ini telah lupa ajaran syariat agama yang diyakininya, bahwa rakyat Irak adalah salah satu bagian dari tubuh dan diri mereka, dan kehormatan Irak adalah sebagian dari kehormatan mereka, dan harta minyak Irak adalah sebagian dari harta mereka. Benarlah kata Khalifah Abu Bakar Shiddiq, "Suatu kaum yang meninggalkan jihad, Allah akan meliputi mereka dengan kehinaan!" Astaghfirullahal 'azhiim!
Islam adalah ajaran yang mengajarkan kemuliaan dan kehormatan agar dimiliki dan dipertahankan oleh setiap pemeluknya. Di dalam salah satu ayat Alquran, Allah SWT menyatakan bahwa kemuliaan (al-izzah) itu adalah milik Allah, milik Rasul-Nya, dan milik orang-orang mukmin.
Rasulullah di saat haji wada' (perpisahan) menyatakan, "Wahai manusia, sesungguhnya darah-darah kalian dan harta-harta kalian merupakan kemuliaan bagi kalian (yang tidak boleh dilanggar), sebagaimana kemuliaan hari kalian ini, di bulan dan di negeri kalian ini." (HR Muslim dari Jabir).
Oleh karena itu, tatkala kota Madinah dikepung oleh pasukan kafir Quraisy dan sekutu-sekutunya dalam Perang Ahzab dan ada usulan untuk menyerahkan sebagian hasil kurma Madinah kepada pasukan Ahzab sebagai kompensasi agar mereka tidak mengepung kota itu, Saad bin Muadz, salah seorang pemimpin kaum Anshar berkata, "Wahai Rasulullah, ketika kami dan kaum itu sama-sama masih menyekutukan Allah, menyembah berhala, tidak menyembah Allah dan mengenal-Nya, mereka saja tidak berani makan kurma darinya (kebun Madinah), kecuali sebagai jamuan (untuk tamu) atau (dengan cara) membelinya;
Apakah ketika kami telah dimuliakan oleh Islam, ditunjukkan pada jalannya, dan dimuliakan dengan (kehadiran) engkau dan Islam ini, lalu kami harus memberikan harta kami kepada mereka? Demi Allah, kami tidak membutuhkan ini. Demi Allah, kami tidak akan memberikan kepada mereka selain pedang, sehingga Allahlah yang akan memutuskan (siapakah yang menang) di antara kami dan mereka." (HR Ibn Hisyam dari Ibn Syihab az- Zuhri).
Sikap mental ksatria nan perwira seperti inilah yang kini dibutuhkan oleh umat Islam, dan para pemimpin yang kini menguasai negeri-negeri Islam. Sungguh kita sedih, tatkala salah satu negeri Islam dihardik dan diancam sedemikian rupa oleh pemimpin kafir Amerika dan sekutunya, hampir tak ada satu pun pemimpin negeri Islam yang bersikap tegas, membela kehormatan dan harta kaum Muslimin.
Sebaliknya, reaksi justru datang dari berbagai negeri kafir seperti Jerman, Prancis, Belgia, dan Rusia. Seolah umat ini telah lupa ajaran syariat agama yang diyakininya, bahwa rakyat Irak adalah salah satu bagian dari tubuh dan diri mereka, dan kehormatan Irak adalah sebagian dari kehormatan mereka, dan harta minyak Irak adalah sebagian dari harta mereka. Benarlah kata Khalifah Abu Bakar Shiddiq, "Suatu kaum yang meninggalkan jihad, Allah akan meliputi mereka dengan kehinaan!" Astaghfirullahal 'azhiim!
0 Response to "Membela Hak "
Post a Comment