TAUHID DAN ILMU KALAM

TAUHID & ILMU KALAM

Pengertian

Tauhid adalah Ilmu yang menerangkan dan membahas keesaan Allah SWT didalam zat-Nya, sifat-sifatnya, dan perbuatannya

Tujuan mempelajari ilmu tauhid adalah untuk mengenal Allah SWT dan sifat-sifatnya.

Tauhid dibagi 6 yaitu :

  1. Tauhid Rububiyah : Mempercayai sepenuh hati bahwa yang menciptakan dunia dan isinya hanya Allah SWT.
  2. Tauhid Sifat : Mempercayai sepenuh hati bahwa Allah SWT mempunyai sifat-sifat ketuhanan yang khusus.
  3. Tauhid Huluwiyah : Yang berhak menerima peribadatan makhluk dan yang harus disembah hanyalah Allah SWT.
  4. Tauhid Itiqadi : Mempercayai sepenuh hati bahwa tiada tuhan selain Allah SWT.
  5. Tauhid Qouli ( Perkataan ).
  6. Tauhid Amali ( Perbuatan ).

KHAWARIJ

1. Pengertian

Khawarij berasal dan kata “kharaja” yang berarti keluar. Nama ini diberikan kepada orang yang keluar dari barisan Ali sebagai­mana disebutkan di atas, namun ada pendapat yang mengatakan bahwa nama itu diberikan atas dasar surat An-Niasa ayat 100:

Artinya:

"...Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya, sesungguhnya telah tetap pahalanya di siai Allah..."

Ayat ini menegaskan bahwa orang yang meninggalkan rumahnya untuk mengabdikan diri kepada Allah dan Rasul-Nya akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Orang-orang Khawrij menganggap dirinya melakukan hal tersebut sehingga dinama­kan Khawarij.

Kaum Khawarij kadang-kadang menyebut dirinya Syurah yang berarti "golongan yang mengorbankan dirinya untuk Allah

Nama lain bagi Khawarij adalah Haruriyah. Iatilah ini mereka gunakan untuk menamakan diri mereka, berasal ,dari kata harura nama suatu tempat dekat Kufah. Di tempat ini mereka

2. Sebab Timbulnya Golongan Khawarih

Calon terkuat untuk menggantikan Usman adalah Ali bin Abi Thalib. Pada tangal 24 Juni 656 M secara resmi Ali diangkat sebagai khalifah, di masjid madinah. Namun, pengangkatannya tidak diaetujui oleh banyak pihak. Ia juga dipersalahkan karena tidak segera menyelesaikan kasus pembunuhan Usman bin Affan. Akibatnya, situasi dan kondiai politik dalam negeri menjadi tidak menentu dan keresahan terjadi dimana-mana.

Tantangan berat pertama yang dihadapi Ali bin abi Thalib dating dari dua sahabat yaitu Thalhah dan Zubair yang didukung oleh Aiayah, iateri Nabi Muhammad SAW. Ketika tokoh ini menuntut Ali agar segera mencari dan mengadili pembunuh Usman. Namun, karena situasi dan kondiai politik tidak memung­kinkan bagi Ali, ia tidak dapat memenuhi tuntutan itu dengan segera. Perseliaihan ini mencapai puncaknya dengan terjadinya perang, yang dikenal dengan nama perang Jamal (unta), karena Aiayah ketika itu menunggang unta. Perang ini dimenangkan Ali. Zubair dan Thalhah mati terbunuh, sedangkan Aisyah dikembalikan ke Mekkah, tempat ia bermukim

Tantangan berat kedua datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan, Gubernur Damaskus (Syria) yang tidak mengakui Ali sebagai khalifah dan menuntut bela atas kematian Usman. Tantangan dari berbagai pihak ini makin menyulitkan pemerintahan Ali, sebab masing-masing penantang mempunyai pendukung yang bayak dan kuat.

Untuk mencari ketenangan dalam menjalankan pemerintah­an, Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahannya dari Madinah ke Kufah. Ia juga memecat sejumlah gubernur yang dulu diangkat Usman bin Affan, termasuk Muawiyah bin Abi Sufyan. Pemecatan ini dilakukannya antara lain karena ia menilai bahwa, terjadinya keresahan di zaman Usman sehingga Usman terbunuh karena pengangkatan dan sikap para gubemur ini.

Tindakan ini makin membuat keluarga Usman tidak senang dengan Ali, terutama Muawiyah bin Abi Sufyan. la tidak meneri­ma pemberhentian atas dirinya dan menyusun kekuatan untuk menentang dan menyingkirkan Ali bin Abi Thalib.

Pertentangan antara Ali dan Muawiyah terns berlanjut dan berkembang sehingga menjadi pertentangan antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah dengan pendukung mereka masing-masing. Puncak dari pertentangan itu terjadi dengan pecahnya perang Shiffm, perang antara pasukan Ali dan Muawiyah.

Dengan kepandaian Amr bin al-Ash, pendukung Muawiyah, perang yang hampir dimenangkan pasukan Ali tersebut diakhiri dengan tahkim, (arbitrase). Sebagian tentara Ali tidak menerima tahkirn itu. Mereka berpendapat, orang yang man berdamai pada saat pertempuran berlangsung adalah orang yang raga akan kebe­naran perang itu, padahal hukum Allah jelas bahwa pemberontak (orang yang melawan khalifah) harus diperangi.

Golongan ini, yang semula mendukung Ali, menjadi berbalik membenci dan memusuhi Ali. Mereka ini kemudian diberi nama Khawarij yang berarti "kaum yang keluar dan memisahkan diri dari Ali".

3. Dosa Kecil dan Dosa Besar Menurut Golongan Khawarij

Kaum khwaris memfatwakan bahwa semua dosa adalah besar, tidak ada yang bernama dosa kecil dan mereka juga mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan dosa besar seperti zina, membunuh adalah kafir dan karena itu dianggap telah keluar dari agama islam.

Faham ini ditantang oleh Ahlusunnah wal Jama’ah, karena dalam qur’an dikatakan bahwa ada dosa besar dan ada dosa kecil yang terdapat pada Surah An-Nisa : 31

Yang artinya :

“Jika kamu jauhi larangan-larangan yang besar, kami ampuni saja “sai-yiaat”-mu (dosa-dosa kecil)” (An-Nisa : 31)

4. Tokoh-tokoh Khawarij

Di antara tokoh-tokoh Khawarij yang terpenting adalah:

1. Abdullah bin Wahab al-Rasyidi,

2. Urwah bin Hudair

3. Mustarid bin Sa'ad

Hausarah al-Asadi

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "TAUHID DAN ILMU KALAM"

  1. artikelnya bgus bget nich,
    ijin copas ya Bang buat bahan referensi kuliah....

    ReplyDelete
  2. Aslkm. Wr.Wb. Artikelnya bagus, gimana caranya saya bisa terus ikut dalam blog ini ya bang...

    ReplyDelete
  3. Ar@ Thanks

    Azul.. Ketikkan z di Google Dinul Islami.... pasti dia paling atas kali.......

    ReplyDelete