Pengertian Metode

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan pendidikan yang tidak terlepas dari peranan guru dalam memberikan pendidikan dan pengajaran. Sebagai tenaga pendidik dan pengajar tentunya seorang guru harus memiliki strategi tersendiri agar tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai. Salah satu yang menjadi strategi pendidikan dalam penggunaan metode. Istilah metode adalah merupakan suatu kata yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan, karena setiap berlangsungnya proses pendidikan tersebut pasti akan menggunakan metode atau beberapa metode. ”Metode berasal dari dua suku kata yaitu ”meta dan hodos.” Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara”.

Metode merupakan suatu cara atau prosedur, proses dalam melakukan sesuatu. Secara defenisi metode adalah proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif, dan yang lebih penting jika metode dianggap sebagai suatu proses yang memungkinkan terjadinya belajar, maka metode tentu akan terdiri atas beberapa tahapan. “Menurut Suharto dan Tata Iryanto dalam kamus bahasa Indonesia terbaru bahwa metode adalah “cara yang telah terpikir baik-baik dan teratur untuk mencapai sesuatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya.)

Imam Bernadib mengemukakan bahwa metode adalah : 

Sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu. “Maka usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat mutlak. Dengan demikian harus melalui tinjauan akademik, pengetahuan mengenai metode ini merupakan bagian yang tiada terpisahkan dari keseluruhan disiplin yang bersangkutan.”

Berdasarkan dari pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila istilah metode ini dihubungkan maka metode yang dimaksud adalah suatu cara yang digunakan oleh anggota majelis untuk menyajikan materi dalam proses belajar. Adapun metode yang digunakan tersebut adalah untuk mempermudah mencapai tujuan pendidikan. 

Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang metode yang digunakan serta beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakannya. Dengan perhitungan tersebut maka proses pendidikan akan terlebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai. Karena itu hendaknya seorang guru memiliki pengetahuan tentang metode apa yang akan digunakan dalam pendidikan. Dengan kata lain bahwa cara bagaimana seorang anggota majelis untuk menyajikan materi dalam proses pendidikan itulah yang dinamakan metode . 

Bertitik tolak dari pengertian metode sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan, maka dapat pula dirumuskan pengertian metode pendidikan agama adalah: ”Segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai pendidikan agama, dengan melalui berbagai aktivitas baik didalam maupun diluar lingkungan”. 44 

Bedasarkan penjelasan tersebut diatas nyata sekali bahwa proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, sedangkan bagi seorang guru merupakan suatu usaha untuk menimbulkan perubahan pada anggota majelis dan pada pihak anggota majelis adalah suatu keinginan untuk berubah atau merubah diri. Oleh sebab itu pengetahuan tentang metode–metode pendidikan atau yang disebut metode pendidikan sangat diperlukan oleh anggota, karena berhasil atau tidaknya, anggota majelis sangat tergantung pada tepat tidaknya metode pendidikan yang dipergunakan oleh guru. 

Dalam hubungan proses pendidikan maka faktor metode mengajarkan (teaching metode ) adalah merupakan suatu alat dan penerapannya diarahkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dalam program pendidikan. Metode pendidikan agama yang dimaksudkan tersebut adalah untuk mencapai tujuan pendidikan agama itu sendiri. “Adapun tujuan pendidikan agama untuk menyiapkan peserta didik supaya di suatu waktu kelak mereka cukup melakukan amalan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercipta kebahagian bersama dunia dan akhirat “.45 

Metode yang digunakan dalam menyampaikan materi hendaklah berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu agar pendidikan dapat efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dengan sukses, haruslah digunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Metode mengajar adalah suatu cara atau teknik mengajar pada topik-topik tertentu yang teratur dan logis. Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. 

Dengan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa, sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini akan berjalan dengan baik, kalau siswa lebih banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Tugas guru adalah memiliki metode mengajar yang tepat, baik ketepatan penggunaan metode mengajar sangat bergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar dan kegiatan mengajar. Menurut Sudjana dalam praktek mengajar “metode yang baik digunakan adalah metode mengajar yang bervariasi atau kombinasi dan beberapa metode mengajar”

Metode mengajar sesungguhnya adalah cara atau alat untuk pencapaian tujuan. Karena itu, penggunaan suatu metode berarti menunjukkan bagaimana seorang guru menempuh cara dan melakukan penyajian suatu bahan pelajaran. Ini berarti pula melalui penggunaan metode pengajarannya, guru dituntut untuk mampu membangkitkan minat dan kemampuan peserta didik dalam menguasai bahan pelajaran yang disajikan dengan baik. 

Dalam dunia pendidikan banyak sekali metode yang dilakukan oleh guru untuk mengajar, semua metode yang digunakan diterapkan berdasarkan pelajaran dan waktu pelaksanaan. Oleh karena itu menurut Uzer mengatakan bahwa “Mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung arti yang lebih luas, yakni terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya yang cukup kompleks”.

Maksudnya guru dituntut untuk dapat berperan dalam kegiatan belajar siswa sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Untuk itu seorang guru dituntut kepekaannya terhadap perkembangan daya intelektual dan daya minat anak didiknya, termasuk di dalamnya pengetahuan dan minat anak terhadap pelajaran agama yang disampaikan di sekolah. 

Langkah-langkah yang diambil termasuk di dalamnya adalah menentukan metode atau pendekatan ketika mengajar secara baik. Tanpa ditentukannya metode atau pendekatan dalam mengajar, maka arah dan tujuan pengajaran yang direncanakan tidak akan terjamin sampai kepada sasarannya. 

Metode mengajar merupakan suatu alat bagi guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Seandainya guru tidak menggunakan metode , akhirnya guru akan memberikan pelajaran secara serampangan bahkan tidak tepat. Untuk itu metode mengajar menurut Hamalik adalah “Sebagai segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian mata pelajaran yang diajarkan, ciri-ciri perkembangan murid-muridnya untuk tujuan mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.” 

Kutipan di atas menegaskan bahwa metode mengajar sebagai kunci utama bagi guru dalam menyampaikan pelajaran di depan kelas. Berbagai metode mengajar dapat digunakan untuk menyampaikan pelajaran asal sesuai dengan materi pokok pelajaran yang disampaikan. 

Berdasarkan dari pengertian diatas, maka dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila istilah metode ini dihubungkan maka metode yang dimaksud adalah suatu cara yang digunakan oleh anggota majelis untuk menyajikan materi dalam proses belajar. Adapun metode yang digunakan tersebut adalah untuk mempermudah mencapai tujuan pendidikan. 

Metode dapat dikelompokkan berdasarkan penggunaannya antara lain : 

1. Berdasarkan alat yang digunakan 

2. Berdasarkan pendekatan kenyataan masyarakat 

3. Berdasarkan pengorganisasian bahan 

4. Berdasarkan tujuan guru 

5. Berdasarkan tujuan siswa 

6. Berdasarkan hubungan guru siswa 

7. Berdasarkan hubungan siswa-siswa 

8. Berdasarkan tingkat partisipasi siswa.

Dalam Islam pendidikan merupakan suatu upaya mengajak kepada kebaikan atau dakwah, karena itu dalam menyampaikan pengajaran harus dilaksanakan dengan hikmah dan bijaksana sebagaimana dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 125 : 

Artinya : 

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Hikmah yang dimaksudkan dalam ayat tersebut di atas sebagaimana dalam tafsir Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil”

Berdasarkan ayat dan tafsir yang dijelaskan di atas, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa dalam pendidikan dan pengajaran seorang guru harus memberikan pelajaran yang baik. Memberikan pelajaran yang baik dimaksudkan adalah dengan menggunakan cara atau metode yang tepat yang dapat mempermudah seseorang menerima apa yang diajarkan yaitu dengan cara hikmah dan bijaksana. 

Daftar Bacaan
  1. M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bina Aksara, 1991), hlm, 61 
  2. Abdul Azis Wahab, Metode dan Model-Model Mengajar, (Bandung : Alfabeta, cet.3, 2009), h. 83. 
  3. Suharto dan Tata Iryanto , Kamus Bahasa Indonesia , (Surabaya : Bina Ilmu, cet,4, 1999), hlm, 37 
  4. Imam Bernadib, Filsafat Pendidikan (Sistem dan Metode ), (Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan, cet,3, 994), hlm, 85 
  5. Zuhairani dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Nasional, cet,2, 1991), hlm, 80 
  6. Mahmud Yunus , Pokok – pokok Pendidikan Pengajaran , (Jakarta :PT Hidakarya Agung, cet, ke-2, 1991), hlm, 10 
  7. Sudjana, N, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosda Karya, cet, 3. 2002), hlm, 65., 
  8. Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, cet.20. 1995), h. 123. 
  9. Hamalik, O, Media Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya Bakti, cet, 9, 1999), hlm, 47. 
  10. Abdul Azis Wahab, Metode, h. 83 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian Metode"

Post a Comment