Inilah Kita, Siapa dan Mana Mereka?
“Sesungguhnya Tuhan Kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada Siang yang mengikutinya dengan cepat, (diciptakannya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk pada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah,Tuhan Alam Semesta. Berdoalah kepada TuhanMu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di Muka bumi dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya Rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (Q.S 7 AL-A’RAAF: 54-56)
Alhamdulillah segenap pujian hanya bagi Allah. Menciptakan jalan-jalan kebaikan dan keburukan dalam diri manusia. Tergantung dari manusia itu sendiri yang akan memilihnya. Sesungguhnya Allah melawan keganasan suatu kaum dengan kekuatan kaum yang lainnya agar Allah dapat membasmi kekuatan perusak dan memilih hambaNya yang ia cintai sebagai syuhada. Syuhada yang merupakan suatu gelar yang sangat kita dambakan. Insya Allah.
Kerinduan yang amat bersengatan kami rasakan kepada Baginda yang mulia Muhammad Saw. Shalawat dan salam bagimu Manusia pilihan, Hamba yang mulia dan orang yang paling istiqomah memperjuangkan kebenaran Ilahi. Ya Allah karuniakanlah kami keistiqomahan dan tsabat serta tajarrud dalam jihad, rasa Ukhuwah dan Tsiqah antar sesama kami. Dalam menapaki jalan perjuangan yang semakin menanjak ini. Amien.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fid-Da'wah!
Dikala sepi dan sesak dada melanda saya sering mendendangkan bait nasyid ini :
Disinilah kita merencah dan bertindak
Memerah pikiran dan melerai masalah
Namun kita tetap manusia
tenaga kita tak kemana
Pikiran kita ada batasannya
Tindakan kita ada sempadannya.
Ayat Al-Qur’an diatas adalah salah satu ayat Allah yang sering membuat saya tertegun saat melewatinya dalam tilawah. Ayat ini mengharuskan saya untuk menangis atau sekedar meneteskan setetes air mata dan melantunkan doa untuk senantiasa istiqomah di jalan dakwah ini.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fid da'wah!
Allahlah yang menciptakan kita, Dialah yang berhak memerintahkan kita dan kita wajib tunduk kepadaNya. Hanya harapan dan ketakutan kita harus selalu kita jaga agar segala aktivitas kita diterima Allah dan diridhaiNya. Rasa harap dan cemas. Khauf dan Raja’. Harus senantiasa kita pelihara dalam jiwa hamba yang mendamba kasih RabbNya. Namun mengapa terkadang kita masih membuat kerusakan di muka bumi ini ? Mengapa kita mengaku orang yang berbuat kebaikan dan perbaikan, terkadang kita lah perusak yang sebenarnya? Maka sekali lagi harap dan cemas kepada Allah adalah rasa yang harus kita pelihara dalam membangkitkan kembali Islam ini sebagaimana adanya.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fid da'wah!
Disinilah kita berpikir dan bekerja
Namun kita tetap lemah
hanya bersandar pada Allah.
Hanya Allah-lah yang menjadi tempat kita mengadu, penolong teman, sahabat dan peneguh perjuangan ini. Kalau kita lemah Allah-lah yang akan menguatkan. Kalau kita sakit Allah-lah yang akan menyembuhkan. Kalau kita terluka Allah-lah yang akan meyembuhkan. Saya teringat Syair Saddam Hussein saat Irak diserang,
Maka hanya dengan Doa
semua luka itu akan kembali sembuh
Maka dikala semua yang telah kita usahakan terasa mengalami kegagalan marilah kita diam sejenak memohon ampunan Allah dan meminta kepadanya dengan Khauf dan Raja’.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fid da'wah!
Kita pastinya tak akan gagal
Selagi kita terasa lemah
selama kita tunduk dan menyerah
Pada kehendak dan kudratNya
Apapun yang kita dapatkan dalam perjuangan ini adalah kemenangan. Dengan belum berhasilnya suatu amanah maka kita dapat instropeksi diri bahwa ada cara lain yang harus kita pikirkan agar apa yang kita cita-citakan tersebut dapat menemui keberhasilan. Ini bukanlah kata-kata justifikasi untuk sebuah kesuksesan yang kita dambakan. Ungkapan ini hanya berlaku apabila kita telah mengerahkan semua tenaga kita. Namun kesuksesan itu tetap juga belum kita dapatkan. Pernyataan diatas tidak berlaku bagi yang belum mengeluarkan usaha yang optimal untuk sebuah kesuksesan tersebut.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fid da'wah!
Inilah kita yang takut akan kemaksiatan kita akan membawa pada kemurkaan Allah. Selalu mengharap agar Allah memberikan keridhaanNya kepada kita. Tanpa itu semua kehidupan ini akan terasa hampa. Tanpa itu semua kita sesungguhnya kita hanya hamba yang tidak tahu apa-apa. Hanya lantunan doa yang penuh dengan rasa khauf dan raja’ menjadi kekuatan kita. Sesungguhnya doa adalah kekuatan mukmin yang paling dahsyat. Marilah kita bersama berdoa agar kita bisa istiqomah dalam jalan ini. Ikut dalam barisan para mujahidin walaupun hanya pada barisan yang terakhir.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fid da'wah!
Saya ingat sekali syair Umar ibnu Khatab yang menggambarkan keistiqomahannya dalam berjuang. Coba kita pahami dan renungi semangat yang mendalam ini,
Jika ada seribu pejuang, maka Aku salah satunya!
Jika ada seratus pejuang maka Aku salah satunya!
Jika ada sepuluh pejuang maka Aku salah satunya!
Jika hanya ada satu pejuang maka itulah Aku!!
Sanggupkah kita berkata seperti itu saat ini? Disaat kita mencoba memperjuangkan kebenaran. Namun kita mendapati realitas di lapangan tidak ada lagi yang mau memperjuangkan kebenaran tersebut. Mereka yang notabene Saudara kita malah selalu mendompleng kita dari dalam. Selain itu, kita mendapat perlawanan yang kuat dari musuh kita yang di luar. Kita sangat merindukan persatuan dan kesatuan itu terwujud. Kita sebenarnya tidak peduli siapa yang akan berada di depan. Kita tidak peduli itu semua. Namun nampaknya harapan itu masih jauh untuk ukuran sekarang ini.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fid da'wah!
Isbir ya akhi wa ukhti semua, tetaplah tegar menjaga diri kita tetap dalam barisan ini. Mengajak saudara-saudara kita yang lain untuk bergabung dalam kafilah ini. Afwan atas segala apa yang saya lakukan selama ini kepada antum semua. Karena tidak semua antum dapat saya perhatikan dan carikan solusi permasalahannya. Afwan sekali lagi. Jazakallah atas segala yang antum lakukan selama ini. Tetaplah tegar karena antum beruntung sebagai orang yang dipilih Allah dalam jalan dakwah ini. Jalan yang tidak banyak orang yang merasakan nikmatnya, do’akan saya juga. Tidak banyak orang yang dipilih Allah untuk mengemban tugas suci ini.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fid da'wah!
Inilah kita yang senantiasa mempunyai tekad untuk memperjuangkan kebenaran Al-Islam. Inilah kita yang telah menetapkan tujuan kita adalah Allah. Inilah kita yang menetapkan teladan kita adalah Rasulullah. Inilah kita yang telah meneguhkan bahwa hanya Al-quran undang-undang kita. Inilah kita yang telah menegaskan jihad jalan perjuangan dan Syahid di jalan Allah sebagai cita-cita tertinggi kita. Inilah kita. Maka marilah sekarang kita bertanya, mana dan siapa mereka? Apa yang kalian perjuangkan? Wallahu’alam.
0 Response to "Percaya Diri"
Post a Comment