Saudaraku, kata menunggu bagi sebagaian orang adalah suatu pekerjaan yang membosankan sehingga membutuhkan kesabaran, dan keikhlasan. Hanya orang-orang yang sabar, ikhlas, serta hati yang lapang dalam menikmati pekerjaan menunggu.
Ada satu cerita yang pernah terjadi mengenai pekerjaan menunggu. Dalam perjalanan menuju Kota kecil yaitu Tasikmalaya, dalam bus yang saya tumpangi dan tepat di sebelah kiri tempat duduk saya, ada seorang perempuan yang kelihatannya sedang memikirkan sesuatu atau lebih pantasnya sedang melamun.
Saat bus melaju agak sedikit kencang tidak sengaja saya melirik perempuan tersebut, dan pada saat itu dia sepertinya mengatakan sesuatu yang kebetulan saya mendengarnya kurang jelas, tapi kalau saya tidak salah yang dia katakan adalah seperti ini “Begini rasanya jadi wanita yang kerjaannya menunggu dan terus menunggu“.
Kata-kata yang terlontar dari perempuan tersebut seakan mengingatkan keberadaan saya sekarang dan juga teman-teman di lingkungan kerja. Ataupun bagi sahabat ada yang pernah merasakan hal yang sama dengan saya?
Dalam lembaga atau perusahaan tempat kita bekerja atau tempat kita mengabdi, terkadang kondisinya stabil dan terkadang kondisinya menurun. Pada saat perusahaan atau tempat kita bekerja kondisinya lagi stabil, terutama stabil pada kondisi keuangan maka rasa senang dan kesemangatan dalam bekerja akan setabil pula.
Namun, sebaliknya pada saat kondisi perusahaan atau tempat kita bekerja kondisinya tidak stabil terutama kondisi keuangan yang kurang menunjang, ini bagi sebagian karyawan terutama yang belum terbiasa menerima keadaan yang tidak stabil akan melakukan sesuatu yang kurang diinginkan oleh perusahaan, diantaranya mengalang kekuatan untuk berunjuk rasa atau mengumpulkan tanda tangan dengan maksud mosi tidak percaya pada direksi perusahaan.
Memang saya pribadi mengakui yang namanya pekerjaan menunggu itu membosankan, dan susah untuk bersabar. Apalagi bagi mereka yang kebetulan tempat bekerja kondisinya belum stabil, diantaranya gaji yang kurang dari standar UMR, banyak kebijakan-kebijakan direksi yang kurang di pahami bawahannya, atau hak karyawan yang kurang dipenuhi seperti gaji yang terkadang telat, atau bahkan yang paling parah selama satu atau dua bulan belum terima gaji.
Dan wajar kalau perusahaan yang baru satu tahun belum bisa memberikan kesejahteraan pada karyawannya, karena satu tahun belum termasuk ukuran mencapai perusahaan yang sehat, maka wajar pula bagi sebagian karyawannya ada yang selalu kerjaannya menunggu dan terus menunggu. Maksudnya menunggu gajian sehingga akhir bulan kerjaannya cuma menanyakan apakah saya gajian bulan ini ?
Insya Allah bagi sahabat yang terbiasa hidup dalam perjuangan menuju kesuksesan masalah telat gaji atau bahkan belum bisa gajian itu bukan masalah besar, karena yakinilah semakin kita melakukan yang terbaik terutama yang terbaik buat perusahaan tempat kita bekerja maka Allah akan memberikan yang terbaik pula bagi hambanya.
Semoga apa yang kita lakukan atau apa yang kita kerjakan senantiasa barokah, dan kita berharap Allah SWT senantiasa membimbing langkah serta niat kita semua, sehingga langkah yang kita lakukan selamanya berada dalam jalan yang di ridhai-Nya. Amin
0 Response to "Menunggu dan Terus Menunggu"
Post a Comment