Berasal dari bahasa Arab, 'aqala, akal dalam bahasa Indonesia berarti pikir atau berpikir. Akal adalah pemberian Allah SWT kepada setiap manusia sebagai kekuatan yang memiliki kemampuan menakjubkan. Dengan dukungan pancaindera, akal dapat menimbang antara yang baik dan buruk. Dapat mengenal mana yang membahagiakan dan yang mencelakakan. Bahkan, dengan mengerahkan kemampuan akal, manusia telah berhasil menemukan dan mewujudkan kemajuan di bidang teknologi yang sangat mengagumkan.
Islam adalah agama yang memberikan penghargaan tinggi terhadap akal. Kata Rasulullah SAW, ''Agama ialah penggunaan akal, tiada arti agama bagi orang yang tidak mempergunakan akalnya.'' Alquran menyebut kata akal lebih dari lima puluh kali, semua menunjukkan perintah bagi manusia agar mau mempergunakan akalnya. Firman-Nya, ''Mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar akan bertemu dengan Tuhannya.''(Ar Rum: 8).
Manusia berakal berpandangan jauh. Bertindak sempurna dan tidak gegabah. Ia yakin kebenaran janji Allah. Sebab itu amal karyanya disesuaikan dengan janji tersebut. Dengan menggunakan akal, manusia mampu membuat kreativitas, pembaruan, dan perubahan-perubahan yang fantastik dan menakjubkan di dalam kehidupannya.
Dengan menggunakan akal, kelak manusia akan menempati tempat yang terhormat dan mulia. Manusia yang lalai akan jatuh ke tempat yang tercela dan hina. Rasulullah SAW bersabda, ''Orang yang berakal ialah yang dapat menundukkan nafsunya untuk persediaan sesudah mati. Dan, orang yang lemah ialah yang menuruti kehendak nafsunya semata-mata, sedangkan ia mengharapkan kepada Allah berbagai-bagai pengharapan.'' (HR Tarmizi).
Hasil pertimbangan akal manusia yang sempurna dapat diikuti oleh manusia lain. Dipergunakan sebagai petunjuk dan pedoman. Buah pikirannya dimintakan dalam sesuatu persoalan hidup dan masalah yang sedang dihadapi. Hidup ini penuh dengan problema. Masalah demi masalah menanti penyelesaian. Dalam akal sempurna banyak petunjuk untuk mendapatkan neraca keadilan.
Harkat dan kemuliaan manusia dengan sarana akal sebagai karunia-Nya, akan tetap terjaga dengan baik dan utuh selama dia tawajjuh, tafakkur, tawadhu, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman, ''Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kebesaran Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang orang yang lalai.''(Al A'raaf: 179).
Semoga kita bisa mempergunakan akal dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan perintah-Nya. Wallahu a'lam.
Islam adalah agama yang memberikan penghargaan tinggi terhadap akal. Kata Rasulullah SAW, ''Agama ialah penggunaan akal, tiada arti agama bagi orang yang tidak mempergunakan akalnya.'' Alquran menyebut kata akal lebih dari lima puluh kali, semua menunjukkan perintah bagi manusia agar mau mempergunakan akalnya. Firman-Nya, ''Mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar akan bertemu dengan Tuhannya.''(Ar Rum: 8).
Manusia berakal berpandangan jauh. Bertindak sempurna dan tidak gegabah. Ia yakin kebenaran janji Allah. Sebab itu amal karyanya disesuaikan dengan janji tersebut. Dengan menggunakan akal, manusia mampu membuat kreativitas, pembaruan, dan perubahan-perubahan yang fantastik dan menakjubkan di dalam kehidupannya.
Dengan menggunakan akal, kelak manusia akan menempati tempat yang terhormat dan mulia. Manusia yang lalai akan jatuh ke tempat yang tercela dan hina. Rasulullah SAW bersabda, ''Orang yang berakal ialah yang dapat menundukkan nafsunya untuk persediaan sesudah mati. Dan, orang yang lemah ialah yang menuruti kehendak nafsunya semata-mata, sedangkan ia mengharapkan kepada Allah berbagai-bagai pengharapan.'' (HR Tarmizi).
Hasil pertimbangan akal manusia yang sempurna dapat diikuti oleh manusia lain. Dipergunakan sebagai petunjuk dan pedoman. Buah pikirannya dimintakan dalam sesuatu persoalan hidup dan masalah yang sedang dihadapi. Hidup ini penuh dengan problema. Masalah demi masalah menanti penyelesaian. Dalam akal sempurna banyak petunjuk untuk mendapatkan neraca keadilan.
Harkat dan kemuliaan manusia dengan sarana akal sebagai karunia-Nya, akan tetap terjaga dengan baik dan utuh selama dia tawajjuh, tafakkur, tawadhu, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman, ''Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kebesaran Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang orang yang lalai.''(Al A'raaf: 179).
Semoga kita bisa mempergunakan akal dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan perintah-Nya. Wallahu a'lam.
0 Response to "Menggunakan Akal"
Post a Comment