oleh : KH Abdullah Gymnastiar
Bismillaahirrahmanirrahiim,
Duhai Allah yang maha mendengar lembutkanlah hati kami, indahkan hidup kami dengan kelembutan hati,muliakan akhlaq kami dengan kebeningan hati kobarkan semangat hidup kami dengan keteguhan iman dan keindahan akhlaq di jalan yang Engkau ridhoi, ya Allah lindungilah kami dari kerasnya hati, dari perilaku kasar dan perbuatan dzalim terhadap siapapun, oleh siapapun Aamien ya Allah Ya Robbal Alamien….
Saudaraku ketika memilih judul 'mencari solusi dengan kelembutan hati' atau membangun negeri tanpa kekerasan'saya hampir sulit tidur karena membaca, melihat, mendengar adegan-adegan kekerasan yang kita saksikan di media, yang paling mengiris hati yang mengguncang dunia saat ini adalah perilaku keji, perilaku tak berperikemanusiaan bahkan sebagian mengatakan perilaku biadab dari tentara-tentara amerika dan juga tentara inggris yang kita saksikan di televisi.
Setiap orang yang berhati nurani akan terperangah betapa kejinya tentara AS yang biasa mendengungkan dirinya sendiri sebagai pembela HAM, seorang professor AS mengatakan saat ini saya merasa malu menjadi warga negara amerika yang sudah membantai begitu banyak manusia.
Di negara kita pun terguncang ketika melihat tayangan kepala di pukuli dengan pentungan , dibentur-benturkan ke tembok dan pagar, bagaimana mungkin ada manusia yang menganiyaya sesamanya , hampir tiap hari kita mendengar kekerasan tidak hanya dalam ukuran negara atau aparat saja, tapi di rumah kita juga boleh jadi kekerasan itu ada, islam amat mengajarkan kelembutan hati.
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dalam urusan itu. Kemudan apabila kamu membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal pada-Nya" (Qs. Ali Imran 159).
Oleh karena itu marilah kita bertekad kalau kita marah, geram, tidak suka melihat kekerasan maka jangan sampai kita menjadi pelaku kekerasan! dalam bentuk apapun kecuali kekerasan yang menjadi solusi untuk mencegah kedzaliman yang lebih besar,tidak jarang kita membenci sesuatu, padahal kita dalam posisi yang sama, kita benci pemarah padahal juga kita pemarah, kita benci pada yang kejam padahal kita sama kejamnya,kebencian kita pada kedzaliman tidak akan merubah apapun kalau kita sama dzalimnya.
Banyak keluarga yang dibangun tanpa dibekali ilmu akibatnya membina, mendidik anak dan istri dengan emosi, andai kita punya anak dan salah mendidik anak kita dan anak kita menjadi jahat kitalah yang bertanggung jawab maka pendidikan bukan hanya untuk anak tetapi pendidikan juga untuk ayah dan ibu, apalagi pendidikan militer, pendidikan polisi atau pendidikan yang berbau kedisiplinan kalau tidak di barengi dengan pendidikan hati nurani maka selesai pendidikan otot kawat leher beton,urat kabel, hati baja....bisa celaka.
Alangkah pentingnya bagi kita sekarang menyelesaikan konflik masalah tidak dengan kekerasan. Kelembutan bukan berarti kelemahan, kekuatan adalah pengendalian diri, orang yang hidup dengan kekerasan berpotensi bergelimang dosa.
Inti konflik adalah saya benar, dia salah sementara pada waktu yang sama orang lain juga berpikir saya benar orang lain salah. Solusi konflik adalah saya benar boleh jadi dia juga benar, dia salah boleh jadi saya juga ada kesalahan.
Ingat manajemen konflik : 3 S (semangat solusi, semangat bersaudara dan semangat maslahat bersama), semoga Allah SWT senantiasa menolong kita untuk menjadi hamba yang memelihara kelembutan dan kebeningan hati, Insya Allah.
Alhamdulillaahirobbil’alamin.
0 Response to "Membangun Negeri Tanpa Kekerasan"
Post a Comment