Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepada kamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'kapankah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah pertolongan Allah itu sangatlah dekat." (QS 2: 214).
Dari ayat tersebut kita bisa memahami, bahwa mendapatkan surga (kebahagiaan) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Berhadapan dengan berbagai cobaan, malapetaka, dan kesengsaraan menjadi sesuatu yang pasti dihadapi untuk mendapatkan surga itu tadi. Sedemikina beratnya rintangan yang harus dihadapi untuk mendapatkan surga, sampai dari mulut seorang Rasul pun keluar kalimat, "kapankah datangnya pertolongan Allah?" Tapi Allah menegaskan bahwa pertolongan-Nya amatlah dekat.
Sejiwa dengan ayat di atas, Allah SWT berfirman, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'kami telah beriman', sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS 29: 2-3).
Ayat tersebut sangatlah terasa dalam diri kita, contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari ketika dalam hati timbul tekad untuk berubah ke arah yang lebih baik, maka permasalahan tidak berhenti sampai di situ. Ketika timbul tekad perubahan, pada saat itu juga di hadapan kita telah siap berbagai macam tantangan dan godaan yang siap menyeret kita untuk kembali kepada keadaan buruk itu lagi.
Namun, walaupun demikian bukan berarti kita akan bersikap takut dan pesimis untuk melakukan perubahan. Ingatlah bahwa Allah SWT lebih cinta kepada hamba-Nya yang berusaha melakukan perubahan walaupun ia gagal daripada seorang hamba yang tidak memiliki usaha sama sekali. Begitu juga dalam lingkup yang lebih besar yaitu umat atau bangsa.
Ketika suatu bangsa menyatakan diri untuk berubah menjadi bangsa yang lebih bermartabat, bebas KKN dan manipulasi, damai, adil, dan sejahtera. Maka, sudah barang tentu akan menghadapi banyak cobaan dan lebih kompleks lagi. Tidak cukup menggantikan wakil rakyat dan presiden dengan yang baru. Namun kebulatan tekad untuk berubah harus terus tertanam pada diri dalam suasana pemerintahan yang baru nanti. Ingatlah kata-kata yang diucapkan Rasulullah SAW setelah menyelesaikan Perang Badar yang sangat berat itu adalah: "Kita telah selesai dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar, yaitu jihad melawan nafsu."
Dari ayat tersebut kita bisa memahami, bahwa mendapatkan surga (kebahagiaan) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Berhadapan dengan berbagai cobaan, malapetaka, dan kesengsaraan menjadi sesuatu yang pasti dihadapi untuk mendapatkan surga itu tadi. Sedemikina beratnya rintangan yang harus dihadapi untuk mendapatkan surga, sampai dari mulut seorang Rasul pun keluar kalimat, "kapankah datangnya pertolongan Allah?" Tapi Allah menegaskan bahwa pertolongan-Nya amatlah dekat.
Sejiwa dengan ayat di atas, Allah SWT berfirman, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'kami telah beriman', sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS 29: 2-3).
Ayat tersebut sangatlah terasa dalam diri kita, contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari ketika dalam hati timbul tekad untuk berubah ke arah yang lebih baik, maka permasalahan tidak berhenti sampai di situ. Ketika timbul tekad perubahan, pada saat itu juga di hadapan kita telah siap berbagai macam tantangan dan godaan yang siap menyeret kita untuk kembali kepada keadaan buruk itu lagi.
Namun, walaupun demikian bukan berarti kita akan bersikap takut dan pesimis untuk melakukan perubahan. Ingatlah bahwa Allah SWT lebih cinta kepada hamba-Nya yang berusaha melakukan perubahan walaupun ia gagal daripada seorang hamba yang tidak memiliki usaha sama sekali. Begitu juga dalam lingkup yang lebih besar yaitu umat atau bangsa.
Ketika suatu bangsa menyatakan diri untuk berubah menjadi bangsa yang lebih bermartabat, bebas KKN dan manipulasi, damai, adil, dan sejahtera. Maka, sudah barang tentu akan menghadapi banyak cobaan dan lebih kompleks lagi. Tidak cukup menggantikan wakil rakyat dan presiden dengan yang baru. Namun kebulatan tekad untuk berubah harus terus tertanam pada diri dalam suasana pemerintahan yang baru nanti. Ingatlah kata-kata yang diucapkan Rasulullah SAW setelah menyelesaikan Perang Badar yang sangat berat itu adalah: "Kita telah selesai dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar, yaitu jihad melawan nafsu."
0 Response to "Iman dan Tekad Perubahan "
Post a Comment