Jenis-jenis
Hasil Belajar
Pada
prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Yang dapat
dilakukan guru dalam hal ini adalah mengambil cuplikan perubahan tingkah laku
yang dianggap penting yang dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil
belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa.
Kunci pokok untuk
memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis
besar indikator (petunjuk adanya prestasi belajar) dikaitkan dengan jenis-jenis
prestasi yang hendak diukur.
Menurut
Bloom (Kamdi, 2010: 6)
menyatakan bahwa, “tujuan
belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut
adalah ranah kognitif, efektif dan psikomotorik”. Dalam proses kegiatan belajar
mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan
siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam
penerimaan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar akan terukur
melalui ketercapaian siswa dalam penguasaan ketiga ranah tersebut.
Untuk lebih
spesifiknya, Latuheru (2002: 69)
merincinya sebagai berikut:
1) Cognitive Domain
(Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2) Affective Domain
(Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan
emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Tujuan
pendidikan ranah afektif adalah hasil belajar atau kemampuan yang berhubungan
dengan sikap atau afektif.
3) Psychomotor Domain
(Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan
motorik, karena keterampilan ini (kognitif, afektif dan
psikomotor) tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan satu
kesatuan, dan harus dipandang sebagai sasaran hasil belajar.
Sedangkan Tirtaraharja dan La sulo (2005: 25) menegaskan
pengembangan dan peningkatan ketiganya harus mendapatkan porsi yang seimbang,
pengutamaan aspek kognitif dengan mengabaikan, aspek afektif hanya akan
menciptakan orang-orang pintar yang tidak berwatak.
Ketiga kecakapan yang
ditingkatkan tersebut selanjutnya terwujud pada apa yang disebut sebagai hasil
belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir (umumnya dinyatakan dalam bentuk
nilai belajar) yang diperoleh siswa terhadap serangkaian kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru baik evaluasi harian, tengah semester maupun evaluasi akhir.
Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Sejalan dengan itu Horward Kingsley dalam sudjana (2005:
22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan;
(b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne
membagi lima kategori hasil belajar, yakni: (a) informasi verbal; (b)
keterampilan Intelektual; (c) strategi kognitif; (d) sikap; dan (e)
Keterampilan motoris