“… dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (Surat al-Jatsiyah: 5)
Angin adalah
arus udara yang terbentuk di antara dua zona yang memiliki suhu yang berbeda.
Perbedaan suhu di atmosfer menyebabkan perbedaan tekanan udara, dan
mengakibatkan udara terus-menerus mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah. Bila terjadi perbedaan di antara pusat tekanan (yakni suhu atmosfer)
terlalu tinggi, arus udara (yakni angin) menjadi sangat kuat. Demikianlah
terbentuknya angin yang sangat merusak, misalnya angin ribut.
Yang menarik, meskipun terdapat daerah-daerah yang
memiliki perbedaan suhu yang sangat jauh seperti antara khatulistiwa dan kutub,
bumi tidak selalu dihadapkan pada angin dan tekanan yang kuat, berkat adanya
rintangan dan “pengaturan”. Andai saja arus udara kuat, yang semestinya terbentuk
di antara khatulistiwa dan kutub, tidak diperlemah (seperti akan digambarkan di
bawah), tentu bumi akan berubah menjadi planet mati yang didera badai
terus-menerus.
Pada
prinsipnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi memecah kekuatan angin. Perbedaan
ketinggian yang mencolok akan menghasilkan sistem fron dingin dan panas.
Seperti yang terlihat pada lereng pegunungan yang lebih rendah, sistem ini
dapat menyebabkan munculnya angin baru. Dengan demikian, sistem dengan dua
pusat (bi-centered) antara khatulistiwa dan kutub berubah menjadi sistem dengan
banyak pusat (multi-centered) berkat adanya tebing-tebing terjal, dan angin
diperlemah karena disalurkan ke beberapa arah. Rantai pegunungan pada kerak
bumi berfungsi sebagai koridor udara raksasa. Koridor-koridor ini akan membantu
angin menyebarkan udara ke seluruh penjuru bumi secara merata.
Kemiringan sumbu bumi juga berperan penting dalam
memperlemah angin. Andai saja sumbu bumi benar-benar tegak lurus pada orbitnya,
bumi akan dilanda badai terus-menerus. Khatulistiwa bumi memiliki kemiringan
dengan sudut 23°27’
pada bidang orbitnya. Dengan demikian, suhu di daerah antara dua kutub tidaklah
tetap, berubah berdasarkan musim. Ini berarti bahwa tekanan udara menjadi
seimbang, sehingga kekuatan angin jadi berkurang. Bila perbedaan suhu antara
khatulistiwa dan kedua kutub menurun, angin akan bertiup lebih hangat.
Selain itu, dua lapisan gas yang menyelimuti planet
bumi telah diciptakan untuk menyeimbangkan perbedaan suhu. Lapisan ozon dan
karbon dioksida menyeimbangkan suhu atmosfer. Lapisan ozon menyerap kelebihan
sinar matahari. Sebaliknya, karbon dioksida berfungsi menahan panas yang
diperoleh dan mencegah pendinginan.
Semua hal di
atas menunjukkan bahwa manusia berutang budi pada sistem ini—yang luar biasa
terdiri atas subsistem-subsistem yang kompleks. Seluruh alam semesta diciptakan
untuk memungkinkan adanya kehidupan manusia.
0 Response to "ANGIN "
Post a Comment