AL-MUSTAZHHIR, ABU AL-' ABBAS BIN AL-MUQTADI

AL-MUSTAZHHIR, ABU AL-' ABBAS BIN AL-MUQTADI BILLAH (487 H-512 H)
Al-Mustazhhir, Abu al-' Abbas nama aslinya Ahmad bin al-Muqtadi Billah.
Dia dilahirkan pada bulan Syawal tahun 420 H. Dia dilantik se­bagai khalifah pada saat kematian ayahnya. Pada saat itu dia baru berusia enam belas tahun dua bulan.
Ibnu Atsir berkata: Dia memiliki perilaku yang lembut, berakhlak mulia dan berlaku baik pada setiap orang, banyak beramal shalih, tulisannya indah, tanda tangannya indah yang tidak seorang pun yang mampu menyamainya. Ini semua menunjukkan kepada keutamaan­nya, keluasan ilmunya, sikapnya yang terbuka dan toleran serta ke­dermawanannya. Dia dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai ulama dan orang-orang shalih. Namun demikian kekhilafahannya tidaklah mulus bahkan negara selalu berada dalam goncangan yang terus menerus.
Di awal pemerintahannya, al-Mustazhhir al-'Ubaidi pemimpin Syiah yang berkuasa di Mesir meninggal dunia. Dia digantikan oleh anaknya yang benama al-Musta'li, Ahmad. Di tahun ini orang-orang Romawi berhasil merebut Balansiyah.
Pada tahun 488 H Ahmad Khan penguasa di Khurasan dibunuh. Penyebabnya adalah karena tampak darinya akidah seorang zindiq. Dia disiksa oleh para pejabat pemerintah, lalu dihadirkanlah para fukaha, dan mereka memberi fatwa agar orang ini dibunuh, maka akhimya dia dibunuh. Allah tidak akan memberi ampunan kepada orang zindiq ini. Akhimya para pembesar itu sepakat untuk menjadi­kan anak paman Ahmad Khan sebagai penggantinya.
Pada tahun 489 H, tujuh planet kecuali Saturnus dalam satu posisi. Para tukang ramal menebak bahwa ini pertanda akan terjadi angin topan yang hampir serupa dengan topan yang terjadi di masa Nabi Nuh. Ramalan ini kebetulan bersaman dengan tenggelamnya para jama'ah haji yang ditelan banjir.
Pada tahun 490 H, sultan Asrelan Arghun bin Alib Arselan as­SaljuqL penguasa di Khurasan meninggal dunia, maka kesultanan diserahkan kepada sultan Barkiya Ruq. Negeri itu tunduk di bawah kekuasaanya.
Pada tahun ini orang-orang di wilayah Halb, Anthakiyah, al­-Ma'arrah dan Syiraz mengucapkan doa untuk Bani 'Ubaidi selama se­bulan. Namun setelah itu khutbah kembali diucapkan untuk Bani Abbas.
Pada tahun ini orang-orang Eropa berhasil mencaplok Nicea. Inilah negeri yang pertama kali dikuasai oleh orang-orang Eropa dan mereka berhasil sampai ke Kufr thab. Mereka menghalalkan semua cara di tempat itu. Inilah untuk pertama kalinya orang-orang Eropa muncul di Syam. Mereka datang melalui laut Konstantinopel dengan pasukan yang sangat besar. Kedatangan mereka telah menggentarkan raja-raja dan rakyat di wilayah itu.
Disebutkan bahwa tatkala penguasa Mesir melihat kekuatan orang-orang Saljuk semakin besar dan pengaruh mereka semakin meluas, dia mengirim surat kepada orang-orang Eropa untuk datang ke Syam agar mereka bisa menguasai wilayah itu. Pada saat itulah muncul gerakan jihad dari berbagai pelosok negeri untuk melawan orang-orang Eropa tersebut.
Pada tahun 492H, aliran kebatinan menyebar di Asfahan. Dan pada tahun ini pula orang-orang Eropa berhasil merampas Quds dari tangan umat Islam setelah dikepung selama sebulan setengah. Pada saat itu lebih dari tujuh puluh ribu orang dibantai. Di antara yang terbunuh adalah dari kalangan ulama, para ahli ibadah dan orang-orang zuhud. Mereka juga menghancurkan tempat-tempat ibadah kaum muslimin. Orang-orang Eropa yang beragama Kristen itu menghimpun orang-orang Yahudi di tempat peribadatan mereka lalu membakarnya.
Pada saat itulah dikirimkan seruan jihad ke Baghdad. Dalam seruan itu dikatakan beberapa kisah tragis yang menimpa umat Islam di Quds. Sebuah kisah yang membuat kaum muslimin berduka. Ke­jadian ini telah menimbulkan perselisihan di antara para sultan se­hingga membuat orang-orang Eropa itu bisa bertahan di Syam.
Pada tahun ini Muhammad bin Malik Syah melakukan pem­berontakan kepada saudaranya Sultan Barkiyaruq. Dia memenangkan pertarungan tersebut dan Khalitah pun segera mengangkatnya sebagai sultan baru dengan gelar: Ghiyats ad-Dunya wa ad-Din. Pada saat itu namanya disebut di mimbar-mimbar Baghdad. Setelah itu terjadi per­selisihan antara khalifah dan Muhammad.
Pada tahun ini Mushaf Utsmani dipindahkan dari Thibriyah ke Damaskus karena khawatir Mushhaf itu akan rusak. Pada saat pemindahannya orang-orang Damaskus menyambutnya dengan gembira dan mereka menyimpannya di sebuah tempat khusus di dalam masjid Jami'.
Pada tahun 494 H, aliran kebatinan semakin merajalela di Irak. Mereka banyak membunuh warga masyarakat dan gencar melakukan tindakan-tindakan sadis sehingga memaksa beberapa pejabat memakai baju pengaman dari besi yang dipasang di balik baju. Mereka banyak membunuh. Di antara yang terbunuh adalah ar-Ruyani pengarang Nahwu yang sangat terkenal.
Pada tahun ini juga orang-orang Eropa berhasil merampas wilayah Saruj, Hefa, Arsuf dan Qaisarah.
Sedangkan di tahun 495 H, al-Musta'ii penguasa Mesir meninggal dunia. Setelah itu, dia digantikan oleh al-Amir Biahkamillah, Manshur yang saat itu baru berusia lima tahun.
Pada tahun 496 H, terjadi fitnah pada sultan. Para khatib sejak itu tidak lagi mendoakan sultan dan mereka hanya cukup berdoa untuk khalifah.
Setahun setelah itu terjadi kesepakatan damai antara dua sultan. Yakni antara Sultan Muhammad dan Barkiyaruq. Penyebab kesepa­katan damai ini adalah karena peperangan yang demikian panjang antara keduanya telah banyak menyebabkan kehancuran dimana­mana; harta ludes, darah tertumpah sia-sia, negeri hancur lebur, kesul­tanan menjadi rebutan. Raja-raja kini menjadi manusia-manusia yang tertekan setelah sebelumnya menjadi manusia yang berkuasa dan bebas. Maka orang-orang yang berakal jernih terdorong untuk mendamai­kan kedua sultan itu. Perjanjian dan kesepakatan segera ditulis, dan khalifah pun segera mengirimkan pakaian kehormatan sebagai tanda pengangkatan Barkiya Ruq sebagai sultan dan setelah itu doa juga diucapkan untuknya di masjid-masjid.
Pada tahun 498 H, sultan Barkiyaruq meninggal maka para pem­besar mengangkat anaknya yang bernama Jalal ad-Daulah Malik Syah sebagai penggantinya, khalifah pun menyetujuinya. Untuknya juga diucapkan doa di masjid-masjid Baghdad. Saat itu dia masih berumur di bawah lima tahun hinga pamannya, Muhammad, merebut kesultan­an darinya. Dan kesultanan berada di bawah kekuasaan pamannya secara penuh. Khalifah pun menobatkannya sebagai sultan dan dia pun segera kembali ke Asfahan sebagai sultan yang memiliki wibawa dan memiliki tentara dalamjumlah besar.
Pada tahun ini terjadi penyakit cacar yang menimbulkan kematian anak-anak dalamjumlah besar serta diikuti oleh wabah penyakit yang dahsyat.
Pada tahun 499 H, ada seorang laki-laki di wilayah Nahawand yang mengaku sebagai nabi. Orang ini banyak diikuti oleh penduduk. Akhirnya khalifah memerintahkan agar dia ditangkap dan dibunuh.
Pada tahun 500 H, benteng Asfahan berhasil direbut dari tangan orang-orang kebatinan. Benteng itu dihancurkan dan penghuninya dibunuh. Pimpinannya disembelih dan dikuliti lalu diarak. Ini dilakukan oleh Sultan Muhammad setelah sebelumnya benteng itu dikepung secara ketat. Segala puji bagi Allah.
Di tahun 501 H, sultan menghapuskan pajak dan bea cukai di Baghdad. Sehingga banyak orang yang mendoakannya. Keadilan se­makin menyebar luas di Baghdad dan namanya semakin harum.
Setahun setelah itu orang-orang kebatinan kembali bangkit dan mereka memasuki Syiraz saat para penghuninya sedang lengah. Mereka berhasil menguasai Syiraz dan benteng di tempat itu. Mereka berhasil menutup semua pintu. Benteng itu sendiri saat itu ditinggalkan penghuninya yang sedangjalan-jalan. Mereka dengan serta merta merampas benteng tadi. Mereka membunuh salah seorang ulama terkemuka dari kalangan madzhab Syafi'i yang bernama ar-Ruyani pengarang kitab al-Bahr. Dia dibunuh oleh penganut aliran kebatinan di Baghdad sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Pada tahun 503 H, orang-orang Eropa kembali menguasai Tharablus setelah dikepung selama dua tahun.
Pada tahun 504 H, kaum muslimin sangat menderita dengan tindakan orang-orang Eropa. Mereka berhasil menguasai Syam, maka kaum muslimin pun menawarkan pilihan damai dengan melakukan perjanjian, tetapi mereka menolaknya. Kaum muslimin menyatakan kesiapan untuk menyerahkan uang dinar dalam jumlah yang sangat besar kepada mereka, hingga akhirnya mereka sepakat untuk mengikat perjanjian, namun setelah itu mereka mengkhianatinya. Semoga Allah menimpakan laknatnya kepada mereka.
Pada tahun ini muncul angin gelap di Mesir. Angin itu menyesakkan nafas sehingga membuat orang-orang saat itu tidak mampu melihat tangannya sendiri. Hujan pasir turun. Mereka yakin bahwa kematian telah menjemput, namun setelah itu suasana sedikit demi sedikit normal kembali dan udara kembali cerah. Peristiwa ini terjadi sejak waktu Ashar hingga sesudah Maghrib.
Pada tahun ini pula terjadi perang besar antara orang-orang Eropa dan Ibnu Tasyfin penguasa di Andalusia. Kaum muslimin berhasil menang, membunuh dan menawan banyak musuh serta memperoleh rampasan perang yang sangat banyak. Maka semenjak itu turunlah keberanian orang-orang Eropa.
Pada tahun 509 H, Maudud, penguasa Mushil, datang dengan angkatan perang yang besar untuk memerangi orang-orang Eropa yang bercokol di Quds. Maka terjadilah peperangan sengit antara kedua pasukan, dan setelah itu dia kembali ke Damaskus serta melakukan shalat Jum'at di Masjid Jami'. Namun pada saat itu ada seorang penganut kebatinan yang datang dengan membawa senjata dan ber­hasil melukainya hingga dia pun meninggal pada hari itu juga.
Setelah mendengar kematian Maudud dengan cara yang menge­naskan ini, raja Eropa mengirim surat kepada penguasa Damaskus. Bunyi surat itu adalah sebagai berikut: Sesungguhnya jika salah seorang dari suatu umat telah berani membunuh pemimpinnya pada Hari Raya (maksudnya hari Jum'at) di dalam rumah ibadahnya, maka pastilah umat itu akan dihancurkan oleh Allah.
Pada tahun 511 H, terjadi banjir bandang yang menenggelam­kan Sinjar dan pagar-pagarnya. Kejadian ini menelan sekian banyak korban. Bahkan banjir bandang itu telah menjebol pintu kota hingga bergeser sekitar beberapa farsakh dan akhirnya hilang tertimbun tanah yang hanyut karena banjir tadi. Pintu itu baru muncul setelah beberapa tahun. Ada cerita sangat menarik dalam peristiwa ini, yaitu ada seorang anak kecil yang selamat dari banjir gara-gara dia berada di atas tempat tidurnya. Tempat tidurnya hanyut dan menyangkut pada pohon zaitun, maka anak itu pun hidup hingga besar.
Pada tahun ini Sultan Muhammad meninggal. Dia digantikan oleh anaknya yang bernama Mahmud, yang saat itu masih berusia empat belas tahun.
Pada tahun 512 H, khalifah al-Mustazhhir Billah meninggal dunia pada hari Rabu tanggal 13 Rabi' ul Awwal. Dia memerintah selama dua puluh lima tahun. Jenazahnya dimandikan oleh Ibnu Aqil seorang ulama madzhab Hanbali. Sedangkan anaknya al-Mustarsyid bertindak sebagai imam. Tak lama setelah itu neneknya yang bernama Arjun, ibu dari al-Muqtadijuga meninggal dunia.
Adz-Dzahabi berkata: Tidak ada seorang khalifah pun yang berkuasa sementara neneknya dapat menyaksikan anaknya berkuasa, lalu dia juga melihat cucunya menjadi khalifah dan setelah itu dia pun masih melihat cicitnya berkuasa.
Pada masanya ada beberapa tokoh yang meninggal dunia. Antara lain: Abu al-Muzhaffar as-Sam'ani, Nashr al-Maqdisi, Abu al-Farj az-Zaz, Syaidzalah, ar-Ruyani, al-Khathib at-Thibrisi, al-Kiyaharasi, Imam al­Ghazali, asy-Syasyi yang untuknya kitab al-HiIyah dikarang dan diberi nama al-Mustazhhir, dan al-Abyuradi seorang pakar bahasa.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "AL-MUSTAZHHIR, ABU AL-' ABBAS BIN AL-MUQTADI"

Post a Comment