Pandangan Islam Tentang Masa Depan

Pandangan Islam 
Tentang Perjalanan ke Masa Lampau atau Masa Depan 

Assalamualaikum, 

Ustadz, dewasa ini sedang berkembang pemikiran untuk menemukan sebuah wahana/alat yang dapat mengirim seseorang ke dimensi waktu yang lain (ke masa lampau/masa mendatang ). Juga alat untuk memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat lain seketika.

Menurut Islam, apakah kedua hal tersebut memungkinkan?

Wassalamualaikum 

Akhyari Hananto 


Jawaban:

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Bismillah, Washshaltu Wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du.

Time Traveling atau pindah waktu rasanya agak sulit diterima secara logika. Sebab kalau ada orang pergi ke masa lalu kemudian mengacak-acak sejarah, secara logika kita tidak menerima, karena secuil perubahan pada masa lalu akan berdampak besar di masa sekarang. Namun kalau pindahnya itu hanya dalam bentuk seseorang yang berangkat ke masa lalu tidak bisa mempengaruhi apa-apa yang terjadi di masa itu, masih mungkin bisa diterima akal. Sebab ini mirip orang menonton rekaman kejadian, hanya saja bukan lewat DVD dan layar kaca, tetapi kejadian di masa lalu muncul secara tiga dimensi dan seolah-olah orang itu secara real ada di masa itu. Namun dia sama sekali tidak bisa menyentuh apapun apalagi merusak kejadian yang sudah terjadi. Dan orang-orang di masa itu sama sekali tidak merasakan kehadirannya. Sebab pada hakikatnya sosok itu memang tidak muncul di masa lalu.

Sedangkan perjalanan waktu ke masa depan, rasanya juga kurang logis. Sebab masa depan itu belum terjadi dan masih berada dalam draft di sisi Allah. Bagaimana mungkin seseorang lalu berwisata ke masa depan.

Dan secara logika, kalau teori atau lebih tepatnya khayalan ini ada, pastilah kiamat tidak akan terjadi. Dan tidak akan orang yang meninggal. Tidak akan pernah terjadi kecelakaan di dunia ini. Juga tidak pernah ada musibah kebakaran, banjir, kelaparan, penjajahan dan segala macam tragedi yang menimpa bangsa-bangsa di dunia ini. Dus dengan demikian, tidak akan ada gunanya kehidupan. Karena semua kejadian bisa dikoreksi dengan memundurkan sejarah dan mereka-ulang semua kejadian. Jadi ini merupakan ilusi para pembuat film futuristik versi Hollywood saja yang terlalu bersemangat dengan teori relativitasnya Einstein. Padahal si Einstein sendiri pastilah tidak pernah berkhayal sejauh itu.

Namun kalau untuk memindahkan materi dari satu tempat ke tempat lain, rasanya mungkin saja. Paling tidak makhluq semacam jin dan makhluq ghaib lainnya telah mampu melakukannya di hadapan kita hari ini. Misalnya santet/sihir yang mereka lakukan dengan memasukkan paku ke dalam tubuh korbannya.

Namun sejak sebelum masehi, manusia telah diceritakan oleh Al-Quran pernah mampu melakukannya. Silahkan buka surat An-Naml ayat 40.

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata, "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari . Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (An-Naml: 40)

Hanya saja tidak diterangkan teknis membawa singgasana ratu Balqis di negeri Saba` melintasi gurun pasir Arabia ke wilayah Palestina yang barangkali di masa itu perlu waktu paling tidak sebulan perjalanan. Namun singgasana itu berpindah dalam hitungan sepersekian detik saja. Dan ini bukan kekuatan magis atau dilakukan oleh makhluq halus. Sebab pada ayat sebelumnya, Ifrit dari kalangan jin menawarkan jasa yang sama namun ditolak oleh Nabi Sulaiman. Juga bukan dilakukan oleh Sulaiman sebagai nabi yang umumnya punya fasilitas mu`jizat. Tapi kejadian ini dilakukan oleh orang biasa.

Maka kalau memakai logika kemajuan teknologi abad 21 ini, mungkin saja ada yang menafsirkan bahwa orang itu merubah materi menjadi energi lalu dikirimlah energi itu ke koordinat tertentu lalu ...beam!!! Singgasana sudah berpindah secepat kilat ke istana Sulaiman melintasi jarak ribuan mil. Mirip hayalannya Jean Roddenbery yang difilmkan menjadi Startrek. Tapi ini hanyalah logika orang yang hidup di abad 21 ini. Mungkin di abad lainnya orang akan menafsirkan yang berbeda lagi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan mereka masing-masing. 

Wallahu a'lam bishshawab.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pandangan Islam Tentang Masa Depan"

Post a Comment