oleh : KH Abdullah Gymnastiar
"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allahlah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan, bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur." (QS. Faathir (35):10)
Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala aalihi washaabihii ajmai'iin.
Saudaraku yang budiman, alangkah indahnya hidup ini sekiranya kita ditakdirkan memiliki kondisi hati yang membuat kita selalu merasakan nikmat dan bahagia setiap kali melihat kebaikan tersebar di muka bumi ini. Juga selalu merasakan nikmat dan lezatnya manakala kita sendiri berbuat kebaikan. Dan bahkan setiap desah nafas kita adalah cerminan rindunya senantiasa untuk dapat melakukan aneka kebaikan dan rindu pula akan sebanyaknya saudara-saudara kita yang ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam menyebarkan kebaikan.
Orang-orang yang semula kafir dan ingkar menjadi muslim. Orang-orang yang semula munafik dan durjana menjadi bertobat. Orang-orang yang semula fasik dan durjana pun menjadi taat. Ya, kita memang kita harus menginginkan sebanyak mungkin makhluk-makhluk Allah di muka bumi ini menjadi mulia. Orang-orang yang pernah menyakiti kita semoga oleh Allah diampuni dan dikarunia petunjuk. Begitupun orang-orang yang pernah tersakiti oleh kita, semoga Dia yang Mahaperkasa mengangkat derajat kemuliaannya.
Bukankah Allah Azza wa Jalla telah berfirman, "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma’ruf, mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah."? (QS, Ali-Imran (3):110)
Artinya apa? Artinya, umat yang terbaik adalah umat yang memiliki kesanggupan untuk selalu menata, menjaga, merawat, dan mewaspadai kalbunya dengan sebaik-baiknya, sehingga selalu bersih, lapang, dan selamat, tidak bisa tidak, akan membuahkan kepekaan. Peka terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan.
Kepekaan akan membuat dunia ini berubah menjadi samudera ilmu yang teramat luas. Dunia ini akan terang benderang dan lapang karena cahaya ilmu yang telah dikaruniakan Allah pada setiap apa pun. Apa yang dilihat, apa yang dirasakan, dan apa yang didengar dari aneka kejadian di bumi ini tidak ada yang perlu disikapi dengan salah. Karena, pada semua kejadian itu pastilah Dia menebarkan ilmu yang tidak hanya akan membuat kita semakin arif dan bijak, tetapi juga semakin memiliki kesanggupan untuk bersungguh-sungguh kepada-Nya.
Sekiranya sudah memiliki kepekaan, maka kita pun niscaya akan dikarunia kesanggupan memiliki jiwa besar. Nah, jiwa besar yang bersimbah keimanan dan ma’rifat (pengenalan) yang baik kepada Allah Azza wa Jalla inilah yang membuat pemiliknya dapat merasakan nikmat dan manisnya menyaksikan kebaikan yang terserbar. Tentulah dalam hal ini tidak mesti melalui lisan ataupun perbuatan kita sendiri, namun bisa melalui siapa pun. Sama sekali tidak ada dalam kalbu kita prasangka-prasangka, yang justru hanya akan menggelincirkan kita pada persaan atau sikap negatif.
0 Response to "Menikmati Tersebarnya Kebaikan"
Post a Comment