oleh : KH Abdullah Gymnastiar
Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa ala aalihi wa washaabihii ajmai'iin.
Allah Yang Maha Pencipta, kita sebagai hamba Allah, dan dunia pelayan kita, dalam menghamba kepada Allah. Jadi posisinya harus jelas, Allah Maha Pencipta, Allah Maha Penguasa segala-gala, kita diciptakan sebagai hamba yang hanya mampir di dunia ini. Dunia berikut isinya adalah pelayan kita, dia (dunia) diciptakan. Jadi Allah menciptakan dunia berikut isinya adalah sarana agar kita bisa menjadi hamba Allah yang baik. Kalau susunan ini tepat menjadi mulia, akan tetapi kalau susunan ini berantakan menjadi nista, sengsara, tidak sedikit orang yang berubah posisinya menjadikan dunia menjadi tuhannya, dunia menjadi tuannya, bayangkan yang seharusnya menjadi pelayan, sekarang berubah menjadi majikan. Tentu saja jauh rendah sekali perilaku dan tabiatnya.
Karena kalau kita jadi hamba Allah, maka Allah-lah yang Maha Mulia sedangkan dunia berikut isinya tidak ada harga bagi Allah, menjadi hamba sesuatu yang tidak berharga dalam sebuah hadits qudsi dinyatakan “Kalau saja ada sesayap nyamuk saja dunia ini maka orang-orang yang ingkar itu, orang-orang yang kafir kepada Allah, orang-orang yang mengingkari kebenaran Allah tidak akan diberi minum setegukpun jua.
Tapi saking dunia ini tidak ada harganya, orang yang dzolim, orang yang betul-betul bergelimang dosa, maksiat diberi sajaHarta diberi, kedudukan diberi, penampilan diberi, mau taat maupun tidak karena dunia tidak ada harganya bagi Allah SWT. Kita simak hikmah ini Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah(2):29.
Inilah yang penting kita ketahui lapar, makanan dicukupi dengan dunia ini, dingin, pakaian dicukupi dari dunia ini, sakit obat-obatan bisa di datangkan dari barang-barang yang ada didunia ini, tapi bahagia tidak cocok dengan dunia berikut isinya itulah sebabnya banyak orang yang kaya raya tidak bahagia.
Banyak orang yang punya makanan melimpah, tetap saja sengsara, banyak orang yang memiliki obat-obatan yang cukup tapi tetap saja tidak merasakan kebahagiaan hidup “kenapa”? karena Allah Maha Adil kalau dunia ditebarkan kepada siapa saja? Tapi kebahagiaan cuma satu jalannya alaa bi dzikrillaahi tathma-innul quluub (Q.S :Ar Ra'du/13; 28) itu yang mahal, jadi jangan silau orang dibagi dunia, karena dunia bukan tanda kesuksesan, tapi silaulah kepada orang yang diberi ma’rifat (mengenal Allah), mencintai Allah, taat kepada Allah dan merindukan Allah inilah sebetulnya nikmat yang paling mahal yang tidak bisa diukur dengan dunia ini belaka.
Memang kita lahir di dunia bukan keinginan kita dan sudah banyak yang tinggal di dunia ini sebelum kita, sekarang giliran kita dan entah berapa lama lagi kita tinggal disini tidak ada yang membawa dunia ini dibawa kemana yang kaya mati tetap saja jadi bangkai dimakan cacing, belatung kekayaanya diambil oleh hak warisnya bergiliran terus dan giliran kita sekarang.
Jadi sangat rugi kalau kita hidup di dunia pontang panting siang malam mengejar tahu-tahu kita hanya bagian sengsara mencarinya, sengsara merasa memilikinya, sengsara menjaganya dan tidak jadi amal naudzubillahimindalik. Harus tepat formula kita, hidup mampir di dunia harus dengan cara yang tepat, sehingga kapanpun hidup kita berakhir bisa menjadi bekal kepulangan kita.***
0 Response to "Fungsi Dunia Bagi Manusia"
Post a Comment