Dakwah Islam, Upaya Menyikapi dan Menghadapi Gerakan Kristenisasi
Penulis: Hendra Pakpahan, SHI
Dakwah, komunikasi, dan bahasa adalah trilogi yang satu sama lain saling terkait (interdependatif). Memang masing-masing merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri, tetapi dalam praktik serta aplikasinya ketiganya terpadu sehingga antara satu dan yang lain tidaklah mungkin terpisahkan. Banyak pesan dakwah yang tidak sampai kepada khalayak karena seorang da’i tidak mampu berkomunikasi secara efektif, tidak mampu menuangkan pesannya dalam bahasa yang benar dan baik. Dakwah yang disajikan kering, gersang dan hambar. Bahasanya tidak bergaya. Khalayaknya tidak memahami apa yang disampaikannya, minat dan interest khalayaknya hilang, dan komunikasi tidak terjalin. Dakwah gagal seperti batu jatuh ke lubuk, seperti air di daun keladi, hilang tak berbekas.
Dakwah adalah sebuah hal yang sangat urgen dalam kehidupan ini, sehingga membutuhkan strategi yang matang dan mantap agar terus sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam kehidupan kita, sering kita mendengar kata dakwah. Dakwah adalah sebuah ajaran yang mengajak kepada sesuatu secara umum baik itu kepada kejelekan ataupun kebaikan. Tetapi dalam kontek Islam dakwah adalah sebuah ajakan yang menyeruh kepada individu atau masyarakat kepada perubahan yang baik dan meninggalkan yang jelek, dalam artian kembali kepada undang-undang yang telah ditentukan oleh Allah SWT. yaitu Al-qur’an dan hadits.
Kehidupan ini mungkin sudah banyak dicontokan oleh orang dahulu sebelum kita, seperti pada zaman Rasulullah SAW., bagaimana beliau merubah suatu peradaban jahiliyyah menuju kehidupan islamiyyah dan bahkan terhadap aturan-aturan yang diturunkan pada zaman nabi-nabi sebelumnya. Firman Allah SWT.: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: 3: 110).
Lalu apa yang dimaksud dengan islamiyyah. Islamiyyah dimaksudkan sebuah undang-undang secara umum, undang-undang yang mencakup semua aspek kehidupan dan sebagai panduan untuk mewujudkan manusia yang berakhlak mulia, peka tehadap lingkungan, beriman dan sebagainya. Ia juga berarti undang-undang yang diturunkan kepada Nabi muhammad SAW. dari Allah SWT. untuk disampaikan kepada seluruh manusia, sebagaimana firman-Nya:
“Barang siapa yang mencari agama selain islam maka tidak akan diterima darinya dan mereka di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Adapun tujuan dakwah adalah mewujudkan kemaslahatan individu dan masyarakan dalam kehidupan di dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah SWT: “Dan tidaklah saya mengutus kamu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta ini”.
Jadi karena kehidupan dakwah sangat urgen, maka dibutuhkan persiapan-persiapan yang matang sehingga bisa menbentuk individu ataupun masyarakat yang kokoh dan konsisten dalam meyakini dan mengamalkan aturan atau undang-undang yang Allah berikan kepadanya. Adapun persiapan-persiapan yang perlu dipersiapkan oleh seorang da’i :
Pertama: seorang da’i harus memiliki pemahaman yang benar dan kâfah tentang ilmu syari’ah (Qur’an dan hadits) dan ilmu-iilmu lainnya. Seorang da’i harus berilmu sebelum beramal, sebagaimana firman Allah SWT: (QS: 47:19). Jadi kita dianjurkan berilmu sebelum beramal sehingga kita paham apa yang dimaksudkan dengan perintah itu. Apalagi begitu banyak firman Allah yang membicarakan keutamaan orang yang berilmu. (QS: 58:11).
Sejenak kita menengok fenomena yang sedang terjadi di negara kita. Kita banyak mendapatkan khabar di majalah ataupun media masa lainnya, bahwa gerakan kristenisasi begitu maraknya di Indonesia. Bahkan di Minang Kabau Sumatera Barat, kurang lebih empat puluh ulama masuk kristen dan menjadi penginjil. Apa faktor penyebabnya? Penyebab paling mendasar adalah tidak adanya pemahaman yang benar tentang maksud dan makna yang terkandung dalam agama Islam dan tidak paham akan agama kristen sesungguhnya.
Kalau kita mempelajari kembali sejarah kristen, bahwa Nabi Isa yang disebut Tuhan oleh orang kristen itu, ternyata Yesus (Isa) itu baru dilantik dan dipertuhankan kurang lebih pada tahun 325 M, jadi sebelum tahun 325 M, Yesus belum menjadi Tuhan dan yang melantik Yesus menjadi tuhan adalah seorang Kaisar Romawi yang bernama Konstanti, di sebuah kota yang disebut Nesia. Dalam bahasa Romawi disebut konsily yang berarti konfensi atau muktamar. Jadi pada tahun tersebut, diselenggarakan muktamar bukan untuk memilih pemimpin tapi untuk memilih dan mempertuhankan Isa as. sebagai Tuhan. Tahun itu disebut konsily nesia.
Kesimpulannya, Yesus adalah Tuhan yang dipertuhankan oleh manusia. Ini tidak sah dan sayangnya 95% orang kristen tidak tahu sejarah gereja ini. Lalu kenapa kristenisasi dan pemurtadan di negeri kita marak sekali? Jawabannya adalah orang kristen tidak paham sejarah gereja mereka (ibarat tong kosong yang nyaring bunyinya), kita pun umat Islam tidak mengerti sehingga tidak bisa menolak ajakan mereka dan tak bisa menyikapi upaya mereka, laksana orang buta memimpin orang buta ). Solusinya ialah kita harus memahami Islam dengan baik dan memiliki pengetahuan sehingga tidak mudah dibodohi.
Kedua: seorang da’i harus memiliki keimanan yang kokoh. Seorang da’i harus yakin bahwa Islam adalah hidayah Allah, dan dia Allah yang memerintah menyampaikan kepada manusia. Selain Islam adalah salah dan sesat.(2:120), (Qs: 10: 32). Sebab dengan keimanan yang kuat dan benar akan Islam, maka akan membuat kita tegar dalam menjalankan hidup di bawah naungan Islam. (QS: 6:56-57), (QS: 13:14).
Keimanan yang kuat sangat penting bagi setiap muslim untuk membendung dan mengkanter hal-hal yang jauh dari nilai-nilai kebenaran. Bangsa kita yang baru-baru ini ditimpa musibah banjir dan krisis yang berkepanjangan, sehingga membuat kita sengsara terutama orang di kalangan bawah. Sadar ataupun tidak sesungguhnya sekarang ini bangsa kita sedang menghadapi bahaya yang sangat besar dan lebih besar dari yang di atas, dan bahaya itu sudah berada di depan pintu rumah kita, sedangkan kita masih tertidur dengan lelap. Bahaya itu adalah berawal dari disertasi seorang profesor politik Amerika, yang benama Samwel.., dia mengatakan bahwa setelah perang dingin antara Amerika dan Unisoviet, dan kemengan di pihak Amerika, maka sejak itu musuh Amerika adalah Islam. Sejak itu mereka mencari di mana basis Islam terbesar? Maka jawaban mereka basis terbesar umat islam adalah di Indonesia, dengan muslim terbesar di dunia.
Sejak itulah mereka membuat strategi sistematis agar umat Islam di Indonesia dan yang lainnya agar tidak kuat, sebab kalau umat Islam kuat akan membahayakan kepentingan Amerika, maka dengan dalil terorisme dan kemaslahatan, mereka memerangi umat Islam di belahan dunia ini, terutama yang mayoritas muslim, adapun terhadap bangsa kita Indonesia, mereka membuat rancangan agar bangsa kita tidak kuat, antara lain:
1. Strategi melalui ekonomi
Mereka membuat strategi agar bangsa kita hancur perekonomiannya. Dalam bidang ini mereka berhasil, seperti yang kita lihat sekarang bagaimana bangsa kita.
2. Strategi dalam bidang budaya
Dalam bidang budaya mereka membuat 3F (Triple F: fun: hiburan, food: makanan, fashion: pakaian). Hasil dari strategi tersebut berujung pada krisis identitas dan bahkan menimbulkan ketakutan untuk mengaku sebagai muslim. Solusinya adalah kita harus bisa memiliki keimanan yang kuat sehingga kita bangga dengan identitas kita sebagai muslim dan tidak takut dalam menyikapi kearoganan non muslim, sebab dengan keimanan yang kuat akan memberikan faedah pada diri kita, yaitu:
Buah dari iman yang kuat adalah mahabbah. Yaitu seorang hamba akan mencintai Tuhannya, dan juga sebaliknya. (QS.5:54), (3:31), (5: 54).
Buah dari iman yang kuat adalah haûf. Dalam artian kita hanya takut kepada Allah SWT. karena yang pantas ditakuti hanya Allah.
Buah yang terakhir dari iman yang kuat adalah rajâ’. Kita hanya berharap dan memohon kepada Allah semata, bukan pada hal-hal yang menyimpang dari-Nya.
Ketiga: seorang da’i itu harus memiliki ikatan yang kuat dengan Allah, dan dia percaya semua urusan dikembalikan kepada Allah setelah dia berusaha.
Keempat: seorang da’i di samping harus memiliki pemahaman yang kâffah, keimanan yang kuat, ikatan dengan-Nya harus kuat pula, dia juga harus memiliki akhlak yang mulia, sehingga dia bisa menjadi uswah bagi umatnya, di antaranya: seorang da’I harus mempunyai akhlak yang jujur, shabar, tawadhdhu’, dan tifak sombong (9:119 ), (5:119), (7:59, 61-63).
Kesimpulan
Krestenisasi yang terjadi adalah disebabkan oleh ketidakpaham orang kristen sendiri terhadap ajaran mereka yang sebenarnya dan ketidakpahaman dan kelalaian sebagian kaum muslim akan ajaran Islam yang dianut dan sejarah kristen yang sebenarnya. Maka peran dakwah sangat penting untuk menanamkan pemahaman yang benar kepada masyarakat kita akan pentingnya pegangan hidup yaitu keimanan dan pengetahuan, sehingga bangsa kita bukan bangsa yang gampang dibodohi oleh kepentingan yang justru merugikan bangsa dan umat Islam seluruhnya.
Wallâhu A’lam Bi Ash-shawâb.
0 Response to "Dakwah Islam"
Post a Comment