Bersihkan Jiwa Dengan Do'a
Penulis: Hendra Pakpahan, SHI
Saudara-saudara yang dimuliakan Alloh SWT.
Untuk kesekian kalinya marilah kita sampaikan puji dan sukur kehadhirat Alloh SWT yang telah begitu banyak melimpahkan karunianya kepada kita . Mudah-mudahan semua nikmat yang telah diberikan oleh Alloh SWT dapat kita fungsikan sebaik-baiknya, sehingga dapat kita harapkan nikmat-nikmat Alloh yang kita syukuri dan kita fungsikan sebaik-baiknya semakin hari semakin ditambahkan lagi kepada kita semuanya, amin. Semoga Alloh SWT juga semakin membukakan pintu hati kita. Sehingga keimanan kita semakin mantap menghunjam dihati kita dan kita semakin mengenal dan mengingat Alloh SWT. Dengan pengenalan yang semakin mendalam kepada Alloh SWT, insya Alloh kita dapat mewujudkan Syukur kita kedalam perbuatan-perbuatan yang positif dan kita bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban beribadah dengan sebaik-baiknya dan seihsan-ihsannya, amien.
Dalam salah satu untaian doa Rosululloh SAW yang seringkali beliau ucapkan adalah "Ya Alloh berikanlah ke dalam Hati kami Ketaqwaan dan Ketaatan, Sucikanlah Hati kami ini, Engkaulah yang paling baik dalam mensucikan Hati ini, Engkaulah Pemilik hati ini, Engkaulah Pembimbing". Dalam upaya melakukan Tazkiyah (pensucian) dan peningkatan kualitas hati dan jiwa kita, banyak cara, wasail atau sarana yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah Tazkiyah melalui Doa dan Munajat.
Salah satu senjata yang sangat ampuh dari Alloh SWT yang diberikan kepada hamba-hambaNya orang-orang beriman adalah Doa. Namun sayang sebagian besar diantara kita masih banyak yang belum menyadari dan sekaligus juga belum dapat memfungsikan senjata doanya ini sebagai salah satu senjata yanhg ampuh untuk merealisir cita-cita dan harapannya. Padahal dalam sebuah hadist Rosululloh SAW mengatakan bahwa "Intisari dari Ibadah itu adalah Doa"
Manakala kita membaca sejarah Nabi-nabi dan orang-orang soleh, maka kita akan menemukan betapa banyak kisah-kisah yang diabadikan didalam Al-Quran yang menjelaskan betapa pentingnya Doa itu dan betapa Maha Kuasanya Alloh SWT dalam mengabulkan doa dan permintaan hamba-Nya ketika hamba itu bermunajt kepada-Nya . Barangkali ada diantara kita ingat betapa ampuhnya Doa yang dipanjatkan oleh 3 orang yang terkurung dalam sebuah goa, ketika mereka bernaung ditengah hujan yang lebat. Kemudian mulut goa itu tertutup dengan batu yang sangat besar dan begitu kuatnya dalam bermunajat kepada Alloh SWT akhirnya mereka bisa lepas dari mulut goa itu.
Juga bagaimana pula Rosululloh SAW bersama para sahabatnya, ketika mereka bermunajat baik dalam peperangan maupun dalam permohonan minta hujannya atau dalam berbagai kesempatan-kesempatan yang sangat banyak, manakala kita telaah dalam siroh Rosululloh SAW, doa itu langsung bersambut dikabulkan oleh Alloh SWT. Selanjutnya, bagaimana yang harus kita lakukan agar dapat mengefektifkan Silahu du'a ini dalam rangka merealisasikan obsesi dan cita-cita serta keinginan-keinginan kita untuk membersihkan jiwa dan hati kita?
Prakteknya dalam kehidupan sehari-hari bisa dikatakan, kita sudah sangat akrab dengan yang namanya berdoa, yang belum banyak barangkali Jawaban Terhadap Doa tersebut. Penting kiranya kita tanyakan lebih lannjut adalah mengapa doa-doa yang kita panjatkan dan munajatkan belum juga bersambut dikabulkan oelh AllohSWT. Dan bagaimana mengefektifkannya sehingga nantinya ketika kita sampaikan kehadhirat Alloh SWT kemudian mendapatkan sambutan yang cepat langsung dari Alloh SWT.
Suatu kali pernah Ibrohim bin Adam ditanya oleh muridnya. kata muridnya "Wahai Ibrahim bin Adam, kami sudah begitu sering dan banyak meminta dan bermunajat kepada Alloh SWT, ternyata sampai saat ini belum terlihat jawabannya. Apakah gerangan yang menyebabkan doa-doa itu bersambut dikabulkan oleh Alloh SWT? Kemudian Ibrohim bin Adama meberikan jawabannya. Salah satu diantaranya dikatakan "Wajar saja kalau doa yang kamu panjatkan itu belum juga dikabulkan oleh Alloh SWT, karena Hati kalian masih banyak yang kotor, bahkan tiidak sedikit diantara kalian sudah mengeras hatinya." Sementara Alloh SWT dalam banyak ayatnya menyebutkan bahwa dia mencintai kepada orang-orang yang suci dan bersih.
Saudara-saudara yang dimulikan Alloh SWT
Ada beberapa kriteria atau persyaratan-persyaratan yang kita perlu kita penuhi agar Doa dan Munajat yang kita sampaikan kehadhirat Alloh SWT nantinya akan mendapatkan sambutan yang positif. Termasuk juga ketika kita meminta kepada Alloh SWT agar Alloh SWT mensucikan hati dan jiwa kita,membersihkan diri kita dari berbagai kotoran dosa dan kesalahan. Faktor-faktor yang menyebabkan cepatnya Doa kita dikabulkan oleh Alloh SWT adalah :
1.Tingkatkan Fungsi dan Peran Kita Sebagai Seorang 'Abid (Hamba).
Ketika kita semakin meningkatkan penghambaan kepada Alloh SWT yang berarti semakin meningkat taqorubnya kepada Alloh, maka Allohpun akan semakin dekat kepada kita. Dalam sebuah Hadist , " Apabila Hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal saja, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta dan manakala Hamba-Ku mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa dan kalau Hamba-Ku mendekat kepada-Ku sambil berjalan maka Aku akan mendekat kepadanya sambil berlari".
Adapaun yang dimaksud dengan pendekatan kita kepada Alloh SWT di hadist ini adalah dengan peningkatan ibadah, dalam surat 2 ayat 186 Alloh SWT berfirman "Apabila hamba-hamba-Ku yang selalu mengabdi kepada-Ku bertanya kepadamu Wahai Muhammad tentang Aku, maka sesungguhnya Aku ini dekat. Pada ayat ini Alloh SWT tidak mengatakan "Apabila manusia bertanya kepadamu", tetapi ayat ini redksinya menggunakan kata "Ibadi" (hamba). Hal ini menunjukkan ada korelasi sangat kuat antara kata 'Ibadi' (hamba ) dengan kata "Sesungguhnya Aku ini dekat kepada hamba-hamba-Ku yang selalu mengabdi kepada-ku....".
Bagaimana misalnya Nabiyulloh Ibrahim as karena komitmennya yang begitu tinggi sehingga dalam Surat Al-Baqoroh itu sampai diabadikan komitmennya yang luar biasa itu. Ketika Alloh SWT berfirman kepada Nabi Ibrohim " Tunduklah Engkau wahai Ibrohim maka nabi Ibrohim langsung memberikan jawabannya, "Aku tunduk kepada Alloh Robbul 'alamin". Nah karena komitmen taqorub dan ibadahnya, loyalitasnya kepada Alloh SWT yang begitu tinggi.
Sehingga ketika Nabiyulloh Ibrohim bermunajat seperti diungkapkan dalam Surat Ashoffat ayat 99 dan seterusnya, salah satu di antaranya dia meminta kepada Alloh SWT dalam usianya yang sudah lanjut agar Alloh SWT memberikan anak keturunan, langsung Alloh SWT mengabulkan permintaan Nabiyulloh Ibrahim, sekalipun menurut logika kemungkinannya sangat kecil, mengingat Nabi Ibrohim sudah sangat lanjut usianya.
Begitulah ketika Nabiyulloh Ibrohim menampakkan komitmennya yang luar biasa, ketaatannya kepatuhannya kepada Alloh SW, maka munajatnya kemudian langsung bersambut dikabulkan oleh Alloh SWT. Demikian juga masih banyak lagi kisah-kisah yang lain diantaranya doanya Nabi Zakaria , doanya Siti Maryam,dan banyak lagi yang diungkapkan didalam Al-Qur'an.
2. Selaraskan Antara Do'a Dengan Perbuatan dan Perilaku
Disebutkan didalam QS. 2: 201-202, Alloh SWT berfirman, "Di antara mereka ada yang bermunajat meminta kepada Alloh SWT, Ya Alloh berikanlah kepada kamikebaikan didunia dan diakhirat dan selamatkanlah kami dari azab api neraka. Kemudian ayat ini disambung dengan "Mereka itu akan mendapatkan dari apa yang mereka usahakan" artinya hendaknya setiap munajat dan doa yang setiap kita minta kepada Alloh SWT, hendaknya kita sinkronkan dengan langkah-langkah konkrit kita. Jangan antara doa dan perilaku kita bertolak belakang. Disatu sisi kita minta kepada Alloh SWT agar dibersihkan jiwa, badan dan hati kita. Tetapi di sisi lain perbuatan dan perilaku kita mengotori jiwa kita itu. Bahkan kalau kita amati, banyak sekali dicontohkan bahwa manakala antara yang kita minta dengan yang kita lakukan sudah sejalan dan upaya-upaya yang kita lakukan telah mencapai batasannya yang maximal, maka disaat itulah akan datang pertolongan dan bantuan dari Alloh SWT.
Jadi di sini dituntut kita untuk menyesuaikan antara permintaan kita dengan langkah-langkah kita disatu sisi, dan di sisi lain dituntut untuk mengoptimalkan langkah-langkah kita itu. Tidak cukup langkah yang asal-asalan. Ketika kita menginginkan meminta, misalnya Rezeki yang halal, baik dan banyak, sudah barang tentu harus diringi dengan langkah-langkah yang optimal dari kita. Inilah yang disebut Tawakkal yang Shohih. Perpaduan antara permintaan dan mengantungkan harapan kepada Alloh SWT semata dengan langkah-langkah konkrit untuk merealisir harapan dan permintaan kita.
Suatu kali Rosululloh SAW menceritakan, katanya "Sekiranya kamu bertawakkal seperti tawakkalnya burung, niscaya Alloh SWT akan memberikan rezeki yang banyak kepadamu seperti rezeki yang diberikan kepada burung-burung itu. Mereka terbang di pagi hari dengan perut yang kosong, dan mereka kembali pada petang hari dengan perut yang berisi penuh".
Begitulah upayanya itu maksimal, terbangnya itu jauh. Oleh karenanya kita bisa melihat datangnya pertolongan-pertolongan Alloh SWT kepada Siti Maryam, seorang wanita yang suci, Pada waktu itu ketika dia sudah hamil tua, sementara keluarganya tidak bisa menerima kondisi seperti itu, terpaksa kemudian dia mengucilkan dirinya. Di saat-saat akan melahirkan, maka Siti Maryam kemudian berteduh di bawah sebuah pohon kurma yang di bawahnya mengali aliran air. Kemudian setelah dia melahirkan dalam kondisinya yang masih sangat lemah, oleh Alloh SWT masih dituntut kepada Maryam itu agar berusaha. Kata Alloh SWT dalam firmannya, " Wahai Maryam, goyanglah pohon kurma itu yang ada disampingmu, niscaya dia akan berjatuhan".
Untuk diketahui bahwa pohon kurma itu digoyang berdua atau bertiga belum tentu bergerak, apalagi digoyang oleh seorang wanita yang baru saja melahirkan. Tetapi usaha tetap dituntut semaksimal kemampuan kita. Nanti diatas usaha yang maksimal dari kita itu, datanglah pertolongan dari Alloh SWT Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, Maha Kuasa.
Inilah langkah yang kedua agar doa kita mustajab, perlu keselarasan antara langkah-langkah perbuatan yang kita lakukan dengan permintaan yang kita ajukan kepada Alloh SWT. Bagaimana contohnya Nabiyulloh Ibrohim as ketika dia meminta, "Ya Alloh karuniakanlah kepadaku keturunan yang sholih", lalu setelah Alloh SWT memberikan anak, maka Nabi Ibrohim pun mendidik, menempatkan anak ini dilingkungan yang kondusif, seperti disebutkan dalam Surat 14, "Ya Alloh aku tempatkan sebagian keturunanku ini ditanah yang tandus,tidak subur, tetapi di lingkunagn yang kondusif disisi Baitulloh yang mulia, Ya Alloh agar mereka itu bisa menegakkan Sholat".
Ternyata Nabi Ibrohim tidak hanya meminta dan meminta saja agar anaknya menjadi anak yang sholih, tetapi kemudian diletakkan dan ditempatkan dalam suatu komunitas yang kodusif. Nah karena keterpaduan antara permintaan untuk mendapatkan anak yang sholih dengan langkah-langkah kongkrit dengan menempatkan anak itu di lingkungan yang baik, kemudian dikabulkan oleh Alloh SWT dalam kurun waktu yang begitu singkat akhirnya Alloh SWT memberikan karunianya dengan berhasilnya Ismail dididik oleh keluarganya dengan pemantauan langsung oleh ibunya, kemudian menjadi Pemuda yang cerdas, sholih, dan taat kepada Alloh SWT.
Begitulah kita bisa amati. Terkabulnya doa Nabi Ibrohim as karena perpaduan doanya dengan langkah-langkahnya. Oleh karena itu Rosululloh SAW, ketika ada salah seorang sahabat memohon kepada beliau agar menggunakan doa mustajabnya Rosululloh SAW. Beliau mengingatkan kepada para sahabatnya bahwa, "Agar kita memperoleh kesuksesan dan kemenangan maka kita harus berjuang dulu, kita harus tabah dulu dalam perjuangan baru nanti kita bermunajat meminta kepada Alloh SWT, bukan belum melangkah belum berjuang kemudian meminta kemenangan itu."
Inilah dialog antara seorang sahabat yang bernama Khobab bin Arrodh meminta kepada Rosululloh SAW, "Ya Rosululloh, kenapa tidak meminta untuk kemengan kita saja, minta pertolongan, kesuksesan dari Alloh SWT, sehingga kita bisa langsung menguasai dan menaklukkan lawan-lawan kita". Jawaban Rosululloh SAW, "Ya Khobab orang-orang mukmin dahulu sebelum kita, perjuangan mereka jauh lebih dahsyat, lebih ulet, ketabahan mereka luar biasa. Sampai sebagian di antara mereka tetap bertahan sekalipun ada yang digergaji kepalanya sampai belah dua, mereka tetap bertahan sekalipun badan mereka dicabi-cabik dengan sisir besi. Tetapi kalian ini adalah orang yang terlalu terburu-buru ubntuk meminta dan mendapatkan kesuksesan dan kemengan itu".
Rosululloh belum mengabulkan untuk menggunakan doanya itu. Tetapi beliau menuntut untuk bisa berjuang terlebih dahulu dan tabah dalam perjuangan, baru kemudian ditengah-tegah perjuangan yang ulet, ditengah-tengah ketabahan yang tinggi, lalu kita bermunajat kepada Alloh SWT.
Masih ada faktor-faktor lain yang menyebabkan permintaan kita cepat dikabulkan oleh Alloh SWT .dan sekaligus dan membersihkan jiwa dan hati kita.
0 Response to "Bersihkan Jiwa Dengan Do'a"
Post a Comment