”Dan Memberinya Rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan Mencukupkan (Keperluan)nya. Sesungguhnya Allah Melaksanakan Urusan (yang Dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan Ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
(Ath-Thalaq (65):3)
Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik, tiada keberuntungan yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang tidak memiliki sandaran, selain bersandar kepada Allah. Dengan meyakini bahwa Allah-lah yang menguasai segala-galanya, mutlak, tidak ada satu celah pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu noktah sekecil apapun yang luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya Allah yang membuat, Allah yang mengurus, Allah yang menguasai.
Adapun kita, manusia, diberi kebebasan untuk memilih, “Faalhamaha fujuraha wataqwaaha”. (QS. Asy-Syams (91):8) “Maka Dia mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kejahatannya dan ketaqwaannya”.
Untuk memilih mana kebaikan dan mana keburukan”. Potensi baik dan potensi buruk telah diberikan, kita tinggal memilih mana yang akan kita kembangkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, jangan salah-kan siapapun andaikata kita termasuk berkelakuan buruk dan terpuruk, kecuali dirinyalah yang memilih menjadi buruk, Naudzubillah.
Sedangkan keberuntungan bagi orang-orang yang bersandar kepada Allah mengakibatkan dunia ini, atau siapapun, terlampau kecil untuk menjadi sandaran baginya. Sebab, seseorang yang bersandar pada sebuah tiang akan sangat takut tiangnya diambil, karena dia akan terguling, akan terjatuh. Bersandar kepada sebuah kursi, takut kursinya diambil. Begitulah orang-orang yang panik dalam kehidupan ini karena dia bersandar kepada kedudukannya, bersandar kepada hartanya, bersandar kepada penghasilannya, bersandar kepada kekuatan fisiknya, bersandar kepada depositonya, atau sandaran-sandaran yang lainnya.
Padahal, semua yang kita sandari sangat mudah bagi Allah (mengatakan ‘sangat mudah' juga ini terlalu kurang etis), atau akan ‘sangat mudah sekali’ bagi Allah mengambil apa saja yang kita sandari. Namun, andaikata kita hanya bersandar kepada Allah yang menguasai setiap kejadian, “Laa khaufun ‘alaihim walahum yahjanun”, kita tidak pernah akan panik, Insya Allah. Wallahu a'lam.
0 Response to "Bersandar Hanya Kepada Allah"
Post a Comment