Bismillaahirrahmanirrahiim,
Semoga Allah yang menguasai segala-galanya, menolong kita semua agar tidak berharap kepada makhluk. Tetapi cukup berharap kepada Allah SWT. Karena sehebat apapun makhluk dia tidak akan pernah bisa menolong diri kita tanpa izin Allah SWT. Bergabung jin dan manusia ingin berbuat sesuatu untuk menolong kita, tetap saja tidak akan pernah terjadi kecuali izin Allah SWT. Bergabung jin dan manusia ingin mencelakakan kita, tetap tidak akan jatuh satu helai rambutpun kecuali dengan izin Allah. Andai kita ingin bahagia berhentilah bergantung kepada makhluk.
Saudara sekalian, Allah mempunyai sifat As-Shamad yaitu Allah Yang Maha dibutuhkan. Manusia mempunyai naluri untuk menuhankan sesuatu. Termasuk komunis sekalipun. Ada yang berhasil menuhankan Allah ada yang tidak berhasil menuhankan Allah. Komunis menuhankan sesuatu, karena tidak mengenal Allah. Sehingga dia menuhankan dunia.
Umat Islam menuhankan Allah, tidak menyerupai dan tidak diserupai apapun. Allah berfirman " Qul huwallahu ahad, Allaahush shamad, Lam yalid wa lam yuulad, Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad " - Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah tempat meminta, Dia tidak beranak dan tidak (pula) diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.
Satunya Allah berbeda dengan satunya manusia. Satunya Allah menggenggam langit dan bumi, bukan merupakan penjumlahan, pengurangan ataupun perkalian. Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Karena Allah Yang Maha Agung pencipta jagat raya ini, tidak boleh diserupakan dengan makhluk.
Allah menciptakan dunia, dan untuk melayani manusia supaya kita bisa mengabdi kepada-Nya. Tetapi bagi yang tidak mengenal Allah, dia akan menjadi budak dunia ini, dan dia akan menjadi hina. Harta, gelar, jabatan, pakaian semuanya adalah pelayan kita untuk mengabdi kepada Allah SWT. Bagi yang tidak mengenal Allah dia akan diperbudak oleh pelayannya, dan itu adalah kehinaan buat dirinya. Manusia akan menjadi tenang kalau hanya bersandar kepada Allah semata.
Allah berkuasa penuh dan tidak dipengaruhi oleh sesuatu apapun. Sedangkan kekuasaan manusia lemah, karena pasti ada pengaruh dari yang lain dan sifatnya adalah lemah. Kalau kita bersandar kepada makhluk, makhlukpun membutuhkan sesuatu. Walau kita sering berinteraksi dengan makhluk, hati tetap jangan bersandar kepadanya. Karena kalau kita bersandar kepada makhluk, maka martabat kita turun, karena jika tidak diijinkan oleh Allah akan kecewa.
Keyakinan kita kepada Allah Yang Maha Dibutuhkan, maka semuanya ada pada Allah SWT. Sehingga akan menumbuhkan syukur pada diri kita dan akan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kita membutuhkan uang, tetapi uang bukan segala-galanya. Kita harus menjadikan uang untuk sarana mendekat kepada Allah SWT. Segaian besar manusia bangga dengan materi dunia, tetapi lupa bahwa ini amanah dari Allah SWT. Sebaiknya kita sadar dan yakin bahwa semuanya milik Allah. Kita harus menggunakan semua untuk mendekat kepada Allah SWT.
Kalau kita lihat, Indonesia sekarang ini menderita, karena banyak yang tidak disyukuri bahkan kemaksiatan merajalela. Yang harus dilakukan sekarang adalah memakmurkan tempat-tempat ibadah dan mencegah kemaksiatan dalam upaya mendekat kepada Allah SWT.
Lima kali umat Islam diingatkan kepada waktu. Yang paling sering ingat kepada waktu pasti akan efektif segala tindakannya. Sepatutnya orang yang yakin kepada Allah bahwa waktu itu amanah, dia tidak akan melakukan sesuatu yang tidak berharga untuk waktu yang berharga. Tidak ada yang sia-sia dalam melakukan tindakan dan akhirnya tidak menjadi orang yang sia-sia. Dimanapun dunia ini sehari 24 jam, ada yang dengan waktu tersebut bisa mengurus dirinya dengan baik dan ada yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri.
Jangan takut dengan masa depan, karena masa depan sepenuhnya ada dalam genggaman Allah SWT, tetapi kita harus takut dengan masa sekarang yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Jangan sampai kekecewaan kita dimasa depan membuat kita lumpuh, tetapi harus berlatih tiap hari untuk biasa memaksimalkannya. Hati yang sepenuhnya bergantung kepada Allah akan tenang, sedangkan tubuh ini sepenuhnya menyiapkan diri dengan ketentuan Allah SWT. Harus ada keseimbangan antara ikhtiar dengan tawakal. Gigihnya ikhtiar jangan sampai mengurangi tawakal, dan sepenuhnya tawakal jangan melupakan ikhtiar. Karena banyak orang yang menemukan hikmah dan menjadi dekat kepada Allah SWT karena kesulitan dan kepahitan dibandingkan dengan kelapangan.
Alhamdulillaahirobbil’alamin.
0 Response to "As-Shamad"
Post a Comment