Benarkah Orang Kristen dan Yahudi Saat ini adalah Ahli Kitab?
Assalamu'alaikum wr.wb.
Ustadz yang dimuliakan Allah, beberapa kali saya membaca tulisan jawaban dari ustadz, ada sedikit timbul pertanyaan dari saya. Mengenai ahli kitab. Beberapa kali saya membaca tulisan ustadz, bahwa orang-orang Kristen (Nasrani) dan orang-orang Yahudi adalah ahli kitab, benarkah demikian? Yang pernah saya dapatkan dari membaca dan sumber yang lain, bahwa saat ini sangatlah mustahil jika ahli kitab masih ada. Kalau mereka masih ada, hampir dapat dipastikan mereka telah memeluk Islam. Bukankah jika mereka ahli kitab, akan ada keterangan dalam kitab mereka (jika masih orisinil) bahwa ada nabi terakhir yang harus mereka ikuti yaitu Nabi Muhammad s.a.w.
Mohon pencerahannya ustadz, dan mohon maaf jika kurang berkenan.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Ana
Jawaban:
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Bismillah, Washshaltu Wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du.
Kira-kira menurut anda apa yang membedakan antara ahli kitab di masa Rasulullah SAW masih hidup dengan yang sekarang ini? Sehingga Anda cenderung ingin mengatakan bahwa pada hari ini sudah tidak ada lagi ahli kitab. Apakah karena ahli kitab sekarang ini telah menyekutukan Allah dan menjadikan Isa sebagai anak Allah? Apakah karena ahli kitab sekarang ini telah memutar balik ayat Allah dan memalsukannya? Apakah karena ahli kitab saat ini telah menjadikan pendeta dan rahib seolah sebagai tuhan selain Allah? Apakah karena Injil dan Taurat mereka sudah tidak asli lagi?
Kalau jawaban anda iya, maka sekarang silahkan anda cermati pertanyaan kami berikut ini.
Apakah para ahli kitab di masa Rasulullah SAW itu mentauhidkan Allah dan tidak menyembah Isa? Apakah mereka tidak merubah atau memutar balikkan ayat Allah? Apakah mereka tidak menjadikan pendeta dan rahib mereka sebagai tuhan? Apakah mereka saat itu masih punya kitab Injil atau Taurat yang asli dan masih berpegang teguh pada keduanya?
Padahal Al-Quran jelas sekali menyebutkan bahwa sejak masa Rasulullah SAW mereka telah menyembah Isa dan menjadikannya anak tuhan. Mereka jelas-jelas merubah dan mutar balik ayat Allah yang turun kepada mereka. Mereka sejak dulu telah menjadikan pendeta dan rahib mereka sebagai tuhan. Dan di masa itu keaslian Ijnil dan Taurat sudah hilang lenyap berganti dengan tulisan mereka sendiri.
Sejak 1400 tahun yang lalu Al-Quran sudah menceritakan karakteristik ahli kitab yang hidup di sekeliling Rasululah SAW. Silahkan simak ayat-ayat berikut ini.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam," padahal Al-Masih berkata, "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (HR Al-Maidah: 72)
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga," padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS Al-Maidah: 73).
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS Al-Baqarah: 75).
Maka kecelakaan yAng besarlah bagi orang-orang yang menulis al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya, "Ini dari Allah," untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (QS Al-Baqarah: 79)
Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan, "Ia dari sisi Allah," padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (QS Ali Imran: 78)
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS At-Taubah: 31)
Jadi apa yang membedakan ahli kitab di masa Rasulullah SAW dengan ahli kitab di masa sekarang? Nyaris tidak ada, bukan? Maka kita tidak membedakan ahli kitab yang hidup di masa Rasulullah SAW dengan yang hidup di masa kini. Sebab karakteristik ahli kitab yang Allah ceritakan di Al-Quran memang demikian sepanjang masa hingga hari kiamat.
Mungkin bila pertanyaannya diganti menjadi: Apakah orang yang menjadi korban kristenisasi itu bisa dianggap ahli kitab?
Maka memang ada sedikit perbedaan pandangan dalam jawabannya. Ada sebagian yang mengatakan bahwa ahli kitab itu terbatas kepada jenis ras tertentu saja. Sedangkan bangsa-bangsa selain keturunan ahli kitab yang ada di dunia ini yang dikristenkan, tidaklah dianggap sebagai ahli kitab.
Apalagi bila mereka masuk kristen hanya secara simbolis dan formalitas belaka, bahkan sama sekali tidak merasakan diri mereka ada di dalam sebuah agama baru. Misalnya hanya sekedar ikut-ikutan trend masyarakat barat yang suka natalan, paskah dan sejenisnya. Padahal dalam hati dan aqidah mereka sama sekali tidak percaya kepada Yesus, salib dan sebagainya. Kitab mereka pun bukan kitab yang Allah turunkan melainkan karangan manusia.
Namun pendapat ini dijawab dengan sebuah jawaban sederhana. Yaitu bahwa secara formal dan statistik mereka tetap dianggap sebagai pemeluk Nasrani. Meski mereka hanya memiliki nilai keaslian agama tinggal 0,00001 persen. Namun tetap disebut sebagai Nasrani oleh statistik.
Sehingga secara formal pula, perlakuan seorang muslim terhadap mereka yang mengaku Nasrani adalah memposisikannya sebagai pemeluk Nasrani. Karena kita hanya bisa memandang secara zhahirnya saja, yaitu ikrar atau pengakuan mereka. Bahwa mereka tidak percaya kepada agama mereka atau keaslian agama yang mereka anut tinggal 0,00001 persen, tidak ada urusannya dengan kita. Kecuali bila secara tegas mereka menyatakan bukan pemeluk Nasrani. Mungkin atheis atau beragama lainnya, maka kita perlakukan mereka sesuai dengan ikrar mereka sendiri.
Sebab nantinya perlakuan kita terhadap mereka sangat erat kaitannya dengan masalah kehalalan sembelihan mereka, kehalalan menikahi wanita mereka dan lain-lainnya.
Wallahu a'lam bishshawab.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
0 Response to "AHLI KITAB"
Post a Comment