Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang
rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi
kesehatan. Oleh karena itu, udara harus dihangatkan dan dibersihkan sebelum
dihirup. Hidung kita diciptakan sesuai untuk pekerjaan ini. Bulu dan selaput
lendir pada dinding lubang hidung menyaring udara dengan menangkap partikel
debu di dalamnya. Sementara itu, udara dihangatkan ketika mengalir sepanjang
lubang hidung. Tulang-tulang hidung memiliki bentuk khusus, sehingga udara yang
terhirup baru akan menuju paru-paru setelah berputar beberapa kali di dalam
hidung dan menjadi hangat. Struktur yang memungkinkan udara mengalir beberapa
kali dalam sebuah tulang yang kecil pastilah merupakan hasil perancangan. Jika
manusia mencoba meniru efek ini, pengendalian pergerakan udara hanya mungkin
terjadi melalui perhitungan yang rumit dan spesifik. Fakta bahwa struktur
khusus ini ada untuk memenuhi kebutuhan sistem lain—yakni membersihkan dan
menghangatkan udara yang mengalir ke paru-paru—adalah bukti bahwa kedua sistem
ini diciptakan secara khusus oleh Pencipta yang sama. Setelah semua tahapan
ini, udara sampai ke tabung pernapasan setelah dilembapkan dan dibebaskan dari
debu.
Kerangka
Kerangka
adalah mukjizat rekayasa tersendiri, yang merupakan sistem bangunan pendukung
tubuh. Kerangka melindungi organ-organ utama seperti otak, jantung dan
paru-paru, dan mewadahi organ-organ bagian dalam. Kerangka melengkapi tubuh
manusia dengan kemampuan bergerak yang unggul, yang tidak dapat ditiru oleh
mekanisme tiruan apa pun. Jaringan tulang bukanlah anorganik sebagaimana yang
disangka orang. Jaringan tulang adalah tempat penyimpanan mineral pada tubuh
yang terdiri atas berbagai mineral penting seperti kalsium dan fosfat. Sesuai
dengan kebutuhan tubuh, kerangka menyimpan mineral tersebut atau mengirimkannya
ke tubuh. Di samping itu semua, tulang belulang juga memproduksi sel darah
merah.
Selain
pemfungsiannya yang sempurna dan seragam, kerangka juga disusun oleh
tulang-belulang dengan struktur luar biasa. Karena bertugas menunjang dan
melindungi tubuh, tulang diciptakan dengan kemampuan dan kekuatan untuk
memenuhi fungsi tersebut. Kondisi terburuk yang mungkin terjadi juga sudah
dipertimbangkan. Misalnya, tulang paha dapat membawa beban seberat satu ton
pada saat tegak lurus. Yang mengejutkan, pada setiap langkah, tulang membawa
beban sebesar tiga kali berat tubuh. Ketika seorang atlet melakukan loncat
galah dan mendarat di tanah, setiap sentimeter persegi tulang pinggulnya
mendapat tekanan sebesar 1400 kilogram. Apa yang membuat struktur ini, yang
terbentuk oleh pembelahan dan penggandaan sebuah sel induk, menjadi begitu
kuat? Jawaban pertanyaan ini tersembunyi dalam penciptaan tulang yang tiada
bandingannya.
Sebuah
contoh dari teknologi masa kini akan menolong menjelaskan hal ini lebih jauh.
Konstruksi bangunan yang besar dan tinggi menggunakan sistem tangga-tangga.
Unsur-unsur pendukung konstruksi dalam teknik ini tidak berstruktur monolitis,
tetapi terdiri atas palang yang malang melintang, membentuk tangga. Melalui
perhitungan rumit yang hanya dapat dilakukan komputer, kita dapat membangun
jembatan dan pabrik yang lebih kuat dan lebih murah.
Struktur-dalam
tulang mirip dengan sistem tangga-tangga yang digunakan pada konstruksi
jembatan dan menara tersebut. Satu-satunya perbedaan yang penting adalah bahwa
sistem tulang lebih rumit dan lebih canggih daripada rancangan manusia. Dengan
sistem ini, tulang sangatlah kuat, tetapi cukup ringan sehingga nyaman
digunakan oleh manusia. Andai saja yang terjadi adalah sebaliknya—andai
bagian-dalam tulang itu keras dan penuh sebagaimana bagian-luarnya—tulang akan
terlalu berat untuk dibawa manusia dan akan mudah pecah atau retak oleh hantaman
ringan karena strukturnya keras dan kaku.
Rancangan
tulang yang sempurna membantu kita menjalani kehidupan dengan mudah. Bahkan
kita melakukan pekerjaan yang sulit tanpa perlu merasa sakit. Keistimewaan lain
struktur tulang adalah kelenturannya pada beberapa bagian tubuh. Misalnya,
selain melindungi organ utama tubuh seperti jantung dan paru-paru, tulang rusuk
juga dapat mengembang dan mengempis agar udara dapat bergerak keluar-masuk
paru-paru.
Elastisitas
tulang dapat berubah pada masa tertentu. Misalnya pada wanita, tulang pinggul
memanjang pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan bergerak saling menjauh. Ini
sangat penting, sebab dengan adanya pemanjangan ini, saat dilahirkan, kepala
bayi dapat keluar dari rahim ibu tanpa remuk.
Aspek-aspek
keajaiban tulang tidak terbatas pada hal-hal di atas. Selain kelenturan, daya
tahan, dan keringanannya, tulang juga mampu memperbaiki diri. Kalau ada tulang
yang patah, manusia tinggal menjaga agar tulang ini tidak bergerak, sementara
tulang memperbaiki dirinya sendiri. Jelaslah bahwa proses ini, seperti
proses-proses lain dalam tubuh, merupakan proses yang sangat kompleks dan
melibatkan kerja sama antara jutaan sel.
Hal
penting lain yang patut direnungkan adalah kemampuan gerak kerangka tubuh. Pada
setiap langkah, ruas-ruas tulang belakang yang menyusun tulang punggung kita
bergerak saling menimpa. Gerakan dan gesekan yang terus-menerus antara
ruas-ruas tulang ini semestinya menyebabkan aus pada tulang belakang. Untuk
mencegah hal ini, di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat tulang rawan
yang berbentuk cakram, yang disebut “piringan sendi”. Piringan sendi ini
berfungsi sebagai peredam kejut. Pada setiap langkah, ada gaya yang dikenakan
tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Gaya ini tidak merusak tubuh
karena adanya peredam kejut ini, yang bentuk melengkungnya dapat
“mendistribusikan gaya”. Tanpa adanya kelenturan tulang belakang dan struktur
khusus yang mengurangi gaya reaksi tanah ini, gaya yang dikenakan tanah akan
langsung diteruskan ke tulang tengkorak dan ujung atas tulang belakang akan
menghancurkan tengkorak dan menembus otak.
Jejak-jejak
penciptaan juga terlihat pada permukaan persendian. Sendi tulang tidak perlu
dilumasi meskipun bergerak terus-menerus sepanjang usia manusia. Para ahli biologi
melakukan penelitian untuk menemukan penyebabnya: bagaimana gesekan pada
persendian tersebut diatasi?
Para
ilmuwan menemukan bahwa masalah ini terpecahkan oleh suatu sistem, yang dapat
dipandang sebagai “keajaiban penciptaan yang mutlak”. Permukaan sendi yang
terkena gesekan diselimuti oleh lapisan tulang rawan tipis yang berpori. Di
bawah lapisan ini terdapat zat pelumas. Ketika tulang menekan sendi, zat
pelumas ini menyembur melalui pori-pori tadi dan menyebabkan permukaan sendi
menjadi licin “seolah-olah berada di atas minyak”.
Semua
ini menunjukkan bahwa tubuh manusia merupakan hasil perancangan yang sempurna,
dan penciptaan yang unggul. Perancangan sempurna ini membantu manusia membuat
beraneka ragam gerakan secara tangkas dan mudah.
Bayangkan
saja andai segala sesuatu tidak begitu sempurna dan seluruh kaki terbentuk dari
satu tulang panjang. Tentulah kita akan sulit berjalan dan tubuh kita akan
canggung dan susah bergerak. Duduk pun akan sukar, dan tulang kaki akan mudah
patah karena mengalami gaya tekan selama pergerakannya. Namun kenyataannya,
kerangka tubuh manusia memiliki struktur yang memungkinkan segala jenis gerakan
tubuh.
Allah
telah menciptakan, dan masih terus menciptakan semua keistimewaan kerangka
tubuh. Allah mengajak manusia, yang telah diciptakan-Nya, untuk memikirkan hal
ini: …Perhatikanlah dengan saksama,
bagaimana tulang-tulang Kami susun dan bagaimana Kami menyelimutinya dengan
daging…. (QS. Al-Baqarah, 2:259)
Manusia
harus merenungkan hal ini, merasakan kekuasaan Allah yang telah menciptakannya,
serta bersyukur kepada-Nya. Jika tidak demikian, dia akan sangat merugi. Allah,
yang menciptakan tulang-tulang dan menyelimutinya dengan daging, mampu
mengulang penciptaannya. Ini dinyatakan dalam ayat:
Tidakkah manusia melihat bagaimana Kami
menciptakannya dari setetes mani, namun kemudian menjadi penentang yang nyata!
Mereka membuat perumpamaan tentang Kami dan melupakan penciptaan dirinya
sendiri, dan mengatakan, “Siapa yang akan menghidupkan tulang-tulang ini jika
mereka telah menjadi abu?” Katakanlah, “Tulang-tulang itu akan dihidupkan
kembali oleh Dia yang menciptakan-Nya pertama kali. Dia Maha Mengetahui atas
segala makhluk-Nya.”(QS. Yaasin, 36: 77-79)
0 Response to "Pernapasan"
Post a Comment