Labah-labah Pelompat
Biasanya, labah-labah membuat jaring dan menunggu serangga
terperangkap. Namun sebaliknya, labah-labah pelompat justru mengejar
mangsa. Dengan melompat gesit, ia mampu menangkap lalat yang terbang setengah
meter di atasnya.
Untuk
menghasilkan lompatan luar biasa ini, ia menggunakan kedelapan kakinya yang
bekerja dengan prinsip tekanan hidrolis. Lalu, dengan tiba-tiba ia mencapai
mangsa dan menusukkan rahangnya yang kuat. Lompatan ini biasanya dilakukan di
tengah kerimbunan dedaunan. Labah-labah tersebut harus memperhitungkan sudut
yang paling sesuai untuk melakukan lompatan yang berhasil, serta
mempertimbangkan kecepatan dan arah mangsanya.
Yang lebih menarik adalah cara
labah-labah ini menyelamatkan diri setelah menangkap mangsa. Ia bisa saja mati,
sebab ketika melompat untuk menangkap mangsanya, ia meluncur ke udara dan dari
ketinggian itu bisa jatuh terhempas ke tanah (labah-labah ini biasanya hidup di
pucuk-pucuk pohon). Namun, labah-labah ini tidak bernasib demikian. Sebelum
melompat, ia mengeluarkan benang yang menempel pada ranting pohon, sehingga
tubuhnya tetap tergantung di udara dan mencegahnya jatuh ke tanah. Benang ini
begitu kuat, mampu menahan beban labah-labah dan mangsanya sekaligus.
Keistimewaan lain yang menarik adalah, racun yang ia
suntikkan mampu mencairkan jaringan tubuh mangsa. Jaringan tubuh yang telah
dicairkan inilah yang ia jadikan makanan.
Tentu saja, kemampuan labah-labah ini tidak dihasilkan
oleh kebetulan. Ia harus memiliki dua jenis keterampilan sekaligus: melompat,
dan secara bersamaan, membuat benang yang mencegahnya jatuh. Bila tidak dapat
melompat, ia akan kelaparan dan mati. Bila ia tidak dapat membuat benang atau
benang itu tak cukup kuat, tubuhnya akan terhempas ke tanah. Oleh karena itu,
ia harus mempunyai struktur tubuh yang sesuai untuk melompat dan juga suatu
sistem untuk menghasilkan benang yang kuat saat ia mengangkat mangsanya.
Selain itu, labah-labah itu juga
bukan sekadar sebuah mekanisme yang menghasilkan benang dan melompat, melainkan
suatu organisme hidup yang rumit, beserta segala keunikan fisiknya secara utuh.
Perkembangan kemampuan ini tidak boleh tertunda. Sebagai contoh, mungkinkah ada
seekor labah-labah tanpa sistem pencernaan yang lengkap?
Sudut Pandang 360°
Keunikan lain labah-labah
pelompat adalah keistimewaan penglihatannya. Kebanyakan makhluk hidup, termasuk
manusia, hanya dapat melihat ruang terbatas dengan kedua matanya dan tidak
dapat melihat ke belakang. Labah-labah pelompat dapat melihat ke sekelilingnya,
termasuk ke belakang, dengan menggunakan empat pasang mata pada bagian atas
kepala. Dua di antaranya menonjol ke depan dari bagian tengah kepala seperti
tabung reaksi. Dua mata yang besar ini dapat bergerak kiri-kanan dan atas-bawah
di dalam rongga matanya. Keempat mata lainnya di sisi kepala tidak mampu
melihat benda dengan utuh, tetapi dapat mendeteksi setiap gerakan di
sekitarnya. Dengan cara ini, hewan ini dengan mudah mengetahui mangsa
yang berada di belakangnya.
Kemampuan tiap mata labah-labah untuk melihat secara
bebas—tanpa terpengaruh mata lainnya—membantunya melihat benda lebih cepat.
Dalam gambar tampak mata yang berwarna gelap melihat ke kamera sedangkan mata
yang berwarna cerah melihat ke arah lain. Kedelapan mata yang dimiliki
labah-labah ini, serta sudut pandangnya yang 360°,
merupakan hal yang menakjubkan, mengingat hewan lain kebanyakan hanya memiliki
dua buah mata. Tentu saja ia tidak berpikir sendiri bahwa hal ini akan lebih
bermanfaat, lalu membentuk mata tambahan. Dengan kata lain, kemampuan yang ia
miliki tidak semata-mata terjadi secara kebetulan. Hewan ini telah diciptakan
beserta segala kemampuannya.
Teknik Menyamar
Bila Anda
ditanya, apa yang terlihat pada gambar atas, tentu Anda akan menjawab: “Ada
beberapa ekor semut di atas dan di bawah daun.” Sebenarnya yang terdapat di
bawah daun adalah labah-labah pelompat yang sedang mengintai untuk memangsa
sekawanan semut hidup. Labah-labah pelompat jenis ini begitu mirip dengan
semut, sehingga semut pun mengira bahwa labah-labah itu temannya.
Satu-satunya
perbedaan antara semut dan labah-labah adalah jumlah kakinya. Labah-labah
memiliki delapan kaki sedangkan semut hanya enam. Untuk melenyapkan “cacat”
ini, yang membuatnya mudah dikenali, labah-labah menjulurkan dua kaki depannya
ke depan dan mengangkatnya ke atas, sehingga menyerupai antena semut.
Tidak hanya itu penyamaran yang dilakukan labah-labah. Hewan
ini juga membutuhkan pola mata tertentu yang akan membuatnya mirip semut.
Matanya sendiri tidak besar dan tidak berbentuk bintik gelap seperti mata
semut. Namun, satu keistimewaan bawaan yang ia miliki membantunya memecahkan
masalah ini. Labah-labah ini memiliki dua bintik besar di kedua sisi kepalanya.
Kedua bintik ini menyerupai mata semut. (Perhatikan kedua bintik di sisi kepala
labah-labah pada gambar di atas).
0 Response to "KEKUASAAN ALLAH"
Post a Comment