Ciri-Ciri Lain Sarang Madu
Satu
hal lain yang dipertimbangkan ketika membangun sarang madu adalah kemiringan
sel. Dengan menaikkan kemiringan sel 13° pada kedua sisinya, lebah
mencegah sel berposisi sejajar dengan tanah. Dengan demikian, madu tidak akan bocor dari mulut sel.
Selagi
bekerja, lebah madu saling bergelantungan membentuk lingkaran dan bergerombol.
Dengan melakukan hal ini, mereka menghasilkan suhu yang dibutuhkan untuk
produksi lilin. Kantung kecil dalam perut mereka memproduksi cairan transparan,
yang mengalir keluar dan mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah mengumpulkan
lilin dengan menggunakan kait kecil pada kakinya. Mereka memasukkan lilin ini
ke dalam mulut, lalu mengunyah serta memprosesnya sampai lilin tersebut cukup
lunak, dan membentuknya dalam sel. Sejumlah lebah bekerja bersama untuk menjaga
suhu yang dibutuhkan tempat kerja mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan
mudah dibentuk.
Ada
satu hal lagi yang menarik untuk diketahui: pembangunan sarang madu dimulai
dari bagian atas sarang dan berlanjut ke bawah secara bersamaan pada dua atau
tiga baris yang terpisah. Sementara potongan sarang madu berkembang ke arah
yang berbeda, pertama-tama bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu. Proses
ini dilaksanakan dengan selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh karena
itu, sulit dimengerti bahwa sarang madu sebenarnya terdiri atas tiga bagian
terpisah. Potongan-potongan sarang madu, yang pembangunannya dimulai dari arah
yang berbeda-beda, diatur begitu sempurna, sehingga kendatipun terdapat ratusan
sudut berbeda dalam strukturnya, sarang tetap tampak seperti satu sarang yang
seragam.
Untuk
pembangunan tersebut, lebah harus terlebih dahulu memperhitungkan jarak antara
titik awal dan titik sambungan. Lalu, mereka
mendesain dimensi sel tersebut sesuai dengan ini. Bagaimana perhitungan yang
demikian rumit dapat dilakukan oleh ribuan lebah? Hal ini senantiasa
menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh
sangat tidak rasional bila kita mengira bahwa lebah telah menyelesaikan tugas
ini, yang hampir tak mampu dilakukan manusia sendiri. Hal ini melibatkan
organisasi yang sedemikian rumit dan terperinci, mustahil mereka bisa
melakukannya sendiri.
Jadi,
bagaimana mereka mewujudkannya? Seorang evolusionis akan menerangkan bahwa
peristiwa ini dicapai melalui “naluri”. Akan tetapi, “naluri” apa yang dapat
mempengaruhi ribuan lebah secara bersamaan dan membuat mereka melakukan suatu
kerja kolektif? Andaipun setiap lebah bertindak berdasarkan “naluri”
masing-masing, ini belum cukup. Yang mereka kerjakan harus bersesuaian dengan
naluri lebah-lebah lain untuk dapat mencapai hasil menakjubkan ini. Oleh karena
itu, pastilah mereka diarahkan oleh sebuah “naluri” yang berasal dari satu
sumber yang unik. Menimbang bahwa lebah mulai membangun sarang dari sudut yang
berbeda-beda, lalu menggabungkan pekerjaan mereka tanpa meninggalkan satu celah
pun, dan membangun semua sel dengan ukuran sama dalam struktur segi enam
sempurna, sudah pasti bahwa lebah menerima pesan naluriah ini dari sumber yang
sama persis!
Istilah
“naluri” yang digunakan di atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana disebutkan
dalam Al Quran, surat Yusuf ayat 40. Tidak ada gunanya berkeras menggunakan
“sekadar nama” untuk menyembunyikan kebenaran yang sudah sangat jelas. Lebah
diberi petunjuk oleh sebuah sumber unik dan karenanya mereka berhasil
melaksanakan pekerjaan mereka—yang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka
lakukan. Bukan naluri—sebuah istilah tanpa arti—yang menunjuki lebah, melainkan
“wahyu” yang disebutkan dalam Surat an-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan
program yang telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.
Dan pada penciptaan kamu dan pada
binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. (QS- Al Jatsiyah: 4)
Cara Menentukan Arah
Lebah
biasanya harus terbang menempuh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas untuk
menemukan makanan. Mereka mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu
dalam jarak 800 m dari sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga,
terbang kembali ke sarangnya untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga
tersebut. Bagaimana lebah ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah lain di
sarang?
Dengan
menari!… Lebah yang kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini adalah sarana
ekspresi, yang mereka gunakan untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi
bunga. Tarian yang diulang-ulang lebah tersebut mengandung semua informasi
tentang sudut, arah, jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber
makanan, sehingga lebah lain dapat mencapai tempat itu.
Tarian
ini berbentuk angka “8” yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat
gambar di atas). Lebah tersebut membentuk bagian tengah angka “8” dengan
mengibas-ngibaskan ekor dan bergerak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan
garis matahari-sarang menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat
gambar di atas).
Akan
tetapi, sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja
juga harus “mengetahui” seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan
mengumpulkan bahan pembuat madu. Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut
memberitahukan jarak serbuk bunga dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan
menggoyangkan bagian bawah tubuhnya dan menimbulkan aliran udara. Misalnya,
untuk “menjelaskan” jarak 250 m, ia mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali
dalam setengah menit. Dengan demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut
dapat dijelaskan dengan terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.
Ada
masalah baru bagi lebah yang memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber
makanan. Saat lebah—yang hanya mampu menjelaskan sumber makanan berdasarkan
arah matahari—kembali ke sarangnya, matahari bergeser 1° setiap 4 menit. Akhirnya, lebah akan melakukan kesalahan 1° setiap 4 menit perjalanannya, yang ia beri tahukan pada lebah-lebah lain.
Anehnya,
lebah ini tidak menghadapi persoalan tersebut! Mata lebah terdiri atas ratusan
mata segi enam kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis
seperti teleskop. Lebah yang melihat ke arah matahari pada waktu tertentu di
siang hari akan selalu dapat menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan
perhitungan ini dengan memanfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan
waktu. Akibatnya, lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan
melakukan koreksi dalam informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika
matahari bergerak maju.
Metode Penandaan Bunga
Lebah
madu dapat mengetahui kalau bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil
nektarnya lebih dahulu oleh lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan demikian, ia menghemat waktu dan tenaga. Lalu,
bagaimana seekor lebah mengetahui, tanpa memeriksa, bahwa nektar bunga tersebut
telah diambil?
Ini
terjadi karena lebah yang mendatangi bunga terlebih dahulu menandainya dengan
tetesan berbau khas. Begitu seekor lebah baru mengunjungi bunga yang sama, ia
mencium bau tersebut dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna
dan karenanya langsung pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak
membuang waktu pada bunga yang sama.
0 Response to "Ciri-Ciri Lain Sarang Madu"
Post a Comment