Perang
Antara Tawon “Pepsis” Dan Tarantula
Selama musim berkembang biak,
berbeda dengan hewan lain, tawon raksasa bernama “pepsis” tidak mau repot
membangun sarang atau mengerami. Oleh alam, tawon pepsis dilengkapi mekanisme
reproduksi yang benar-benar berbeda. Dia memberi makan dan melindungi telurnya
dengan menggunakan labah-labah terbesar dan paling beracun di dunia, tarantula.
Tarantula umumnya bersembunyi di
terowongan yang digalinya di dalam tanah. Walaupun demikian, tawon ini
dilengkapi dengan sensor khusus yang sensitif untuk mencium bau tarantula,
sehingga menemukan mangsa bukan hal yang sulit baginya. Bagaimanapun, tarantula adalah
makhluk yang jarang ada. Oleh karena itu, terkadang tawon harus berjalan
berjam-jam di tanah untuk menemukan satu tarantula saja. Selama perjalanan ini,
tawon tidak lupa membersihkan sensor secara teratur agar tidak kehilangan
sensitivitasnya.
Ketika tawon berhasil menemukan tarantula, terjadilah perang
antara keduanya. Senjata utama tarantula adalah racun yang mematikan. Pada awal
pertempuran, tarantula segera menggigit tawon. Akan tetapi, pepsis memiliki
penangkal racun istimewa sehingga terlindung dari racun tarantula. Berkat
cairan khusus yang dihasilkan tubuhnya itu, pepsis tidak terpengaruh oleh racun
tarantula yang kuat.
Pada tahap ini tidak ada lagi yang bisa dilakukan tarantula
untuk melawan pepsis. Sekarang giliran pepsis menyengat. Pepsis menggigit
bagian kiri atas perut tarantula dan memasukkan racunnya di sana. Yang menarik,
pepsis secara khusus memilih bagian tubuh ini karena inilah bagian tubuh
tarantula yang paling sensitif. Kejadian paling menarik dimulai setelah tahap
ini: racun pepsis yang dimasukkan ke dalam tubuh tarantula bukan untuk
membunuh, melainkan untuk melumpuhkan tarantula.
Pepsis membawa tarantula ke
tempat yang sesuai, menggali lubang, dan meletakkan tarantula di dalamnya.
Kemudian pepsis melubangi perut tarantula dan bertelur di dalamnya sebutir.
Telur pepsis menetas beberapa
hari kemudian. Anak pepsis memakan daging tarantula dan berlindung dalam
tubuhnya hingga masa kepompong tiba. Pada masa itu anak pepsis mengalami
metamorfosis.
Pepsis harus menemukan tarantula
untuk setiap telur dari dua puluh butir yang ditelurkannya selama masa
reproduksi.
Cara yang luar biasa ini
menunjukkan bahwa sistem reproduksi tawon ini secara khusus diciptakan sesuai
dengan sifat alami tarantula. Kalau tidak, sangat sulit dijelaskan adanya
penawar racun tarantula dalam tubuh pepsis, atau cairan yang dihasilkan pepsis
untuk melumpuhkan tarantula.
“Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa
yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal.”
(Surat asy-Syu’ara: 28)
0 Response to "Antara Tawon dan Tarantula"
Post a Comment