Sisingamangaraja beragama Parmalim (Ugamo Malim) ataupun sebutan lain Parbaringin. Memang sama-sama tidak makan daging babi, tapi jelas : bukan seorang muslim. Susah masuk di akal karena Sisingamangaraja bermusuhan dengan Tuanku Rao yang muslim. Belanda sebagai penjajah tidak sama dengan para Missionaris yang notabene orang-orang Jerman. Missionaris tunduk kepada pemerintahan Sisingamangaraja, mereka melakukan pengobatan kepada rakyat yang sakit, mengajari rakyat bercocok-tanam, dan mengajar ilmu pengetahuan atas ijin dari Raja Sisingamangaraja XII. Missionaris bukan Penjajah. Mari kita bedakan Belanda – Jerman. Jauh perbedaannya. Masih lebih identik Toba -Tapsel. Taringotna marga aha do hamu amang Imbalo?
Tuanku Rao itu bukan “musuhan” dengan Si Singamangaraja XII dalam buku Tuanku Rao Sipongkinangolngolan Tuanku Rao ya Si Singamangaraja. Tuanku Rao ibunya bermarga Sinambela dan bapaknya pun bermarga Sinambela, hal ini lah yang membuat beliau “dibuang” dari lingkungan nya.
Orang – Orang Tapanuli Selatan terutama di Sipirok ataupun di daerah Padang Sidempuan kalau menyebutkan orang yang pandai dan punya ilmu agama Islam dan taat itu adalah orang yang Malim, enggak bakal di sebut orang yang punya ilmu adat apalagi ilmu begu begu orang yang Malim.
Baca lagi lah buku Tuanku Rao itu, jauh sebelum orang Jerman itu datang ke Tanah Batak sudah dikenal cara bercocok tanam, kata siapa mereka masuk atas ijin Si Singamangaraja?. Jauh sebelum nya hubungan dagang dengan negara luar sudah terjalin dengan Tano Batak terutama kebutuhan akan kapur barus.
Komentar para masyarakat Batak tentang agama Pahlawan
Agama Si Singamangaraja samar2 sulit menentukan agama seseorang bila hanya ditentukan oleh identitas stempel.
Tulisan di atas kayaknya ga bener2 ilmiah karena memojokan kekristenan dengan menulis :“Selain itu, di tambahkan pula tentang rakyat yang tidak beragama Islam, dan Si Singamangaraja XII tidak mengadakan paksaan atau penekanan lainnya.”
ditambahkan dengan catatan:
“Sebaliknya tindakan penyebaran agama yang dilakukan Rijnsche Zending di Toba di sertai dengan serbuan militer Belanda.”kalo bener2 membaca sejarah, Zending lebih dulu masuk ke Tanah Batak ketimbang pasukan Belanda, bahkan sebelum pasukan Belanda masuk , sudah banyak orang yang memeluk agama Kristen seperti daerah Tarutung, dan Sipoholon. sepertinya penulis diatas lupa Pasukan Paderi mekmasakan ajaran ISLAM versi padri dengan kekerasan, tapi kenapa tidak ia tuli disana?
kalo memang Sang raja memeluk agama islam, ada yang bisa memberitahu nama MUSLIM dari Sisingamangaraja XII? bukankah seseorang yang pindah menjadi muslim sebagian besar memiliki nama yang bernapaskan islami? lalu kenapa SM XII tidak memiliki nama muslim?
namun pertanyaan diatas pasti langsung ada yang menjawab dengan bilang nama tidak mencerminkan seseorang itu beragama Islam apa tidak, tentu saya akan merespon , kenapa hanya dengan bukti stempel yang memakai tulisan Hijrah Nabi SM XII langsung bisa dibilang ia adalah seorang muslim?
Buat saya penulisan Hijrah Nabi 1304 di stempel dengan huruf arab menunjukan bahwa huruf Arab pada saat itu merupakan bahasa internasional seperti bahasa inggris pada saat ini. stempel itu perlu untuk korespondesi dengan kerajaan2 tetangga yang muslim semua. saya rasa terbunuhnya SM X (kakek SM XII) oleh pasukan paderi cukup membuat keluarga SM XII (termasuk keluarga besarnya) untuk tidak menerima agama Islam. mereka tetap pada kepercayaan kuno mereka yaitu sipellebegu.
(Komentar Hendra Pakpahan )
"Kalau menurut penulis.... nich yach..... (Hendra Pakpahan) aku bukan memihak kepada yang satu.. karena saya pun juga tidak pernah terlibat langsung dengan penelitian seperti peninggalan-peninggalan Sang Pahlawan Batak tersebut.... tapi saya melihat dari segi pakaian dan juga stempel yang bernuansakan islam dan yang tidak kalah pentingnya juga menurut saya bahwa pedang Pahlawan Batak tersebut merupakan seperti pedang para penyebar agama islam yang merupakan alat khas Bangsa Arab..... maka penulis berkesimpulan bahwa Pahlawan Batak tersebut adalah Muslim..... tapi dengan catatan Muslimnya Pahlawan Batak tersebut masih menjunjung tinggi adat-istiadat batak........ maka oleh karena itu tidak banyak orang tau kalau dia adalah seorang muslim..... ehee..... kalau tidak salah Paman Sisingamangaraja Juga Pandai Lho Bahasa Arab ketika dia merantau ke Aceh dalam peperangan melawan Belanda.... dan perlu diingat Pahlawan Batak juga pernah pergi ke Aceh untuk berguru,...... jadi tidak menutup kemungkinan kalau dia memeluk agama islam di sana ............... Wallahu A'lam Bissawab
Namun yang pasti apapun agama SM XII ia tetap seorang Pahlawan Batak yang giging dan pemberani.... dan mempunyai kelebihan seperti bisa hilang.... atau "Marhalindu" kata orang batak........
->>---HORAS-----HORAS------HORAS
Aku Bangga jadi orang Batak yang terkenal di seluruh dunia ini.....
ngarang, lu???
ReplyDelete