SOMBONG DAN FANATIK


Akibat Kesombongan 

Seorang pemuda kaya raya berthawaf mengelilingi Ka'bah. Ia dibantu oleh beberapa pengawalnya agar dapat melakukan ibadah itu dengan leluasa, tanpa berdesak-desakan. 

Beberapa tahun kemudian, seorang ulama melihatnya sedang mengemis di pinggir jembatan. Ditanya, "Apakah yang terjadi?" 

Pemuda itu menjawab, "Dahulu aku menyombongkan diri di tempat yang seharusnya orang merendahkan diri dan kini aku dihinakan Allah di tempat yang orang banyak menyombongkan diri." 



Akibat Terlalu Fanatik 

Juha, seorang bijak dari pedesaan Arab, sangat fanatik terhadap satu barang. Ia hanya memuji satu surban dan tidak mau membeli atau memakai surban lainnya untuk ganti. 

"Surban ini sudah puluhan tahun melindungi kepala saya dari sengatan terik matahari, dari kepulan debu gurun dan dari gangguan-gangguan lainnya. Tak ada surban lain yang menandingi kemanfataan dan kebesaran jasa surban ini," kata Juha sesumbar. 

Semua penduduk desa mengiyakan saja. Walaupun ada satu dua orang yang berbisik-bisik bahwa seharusnya Juha punya lebih dari satu surban. 

"Surban sangat banyak. Masa tak ada satu pun yang mampu mengganti surban yang sudah kumal itu," gerutu mereka. 

Gerutuan tersebut memang terbukti beberapa hari kemudian. Surban satu-satunya milik Juha itu hilang dicuri ketika dijemur. 

Juha kebingungan. Ia terpaksa merelakan kepalanya dihantam terik matahari dan didera dingin angin, untuk sementara waktu sebelum ia menemukan surban yang kapasitasnya ia nilai seimbang dengan surbannya yang hilang.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SOMBONG DAN FANATIK"

Post a Comment