Kemahaluasan Pengetahuan Allah

"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku; dan mudahkanlah untukku urusanku; dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku; supaya mereka mengerti perkataanku." (QS. Thahaa: 25-28).

Salah satu sifat Allah yang termasuk ke dalam Ama'ul Husna adalah Al-Wassi'. Allah sebagai Al-Wassi' bermakna "Allah Yang Mahaluas." Kata Al-Wassi' tersusun dari huruf wau, syin, dan ain yang menjadi lawan kata sempit atau sulit. Al-Wassi' bermakna pula luas, kaya, lapang, dan tak bertepi. 

Allah Mahaluas dan "keluasan" Allah itu tidak terbatas. Ia meliputi segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Allah Mahaluas keagungannya, sehingga Ia berkuasa memuliakan siapa saja yang Ia kehendaki tanpa berkurang sedikit pun kemuliaan-Nya. Allah Mahaluas rezeki-Nya sehingga Ia berkuasa memberikan karunia kepada semua makhluk tanpa berkurang sedikit pun kekayaan-Nya. Allah Mahaluas ilmu-Nya, sehingga Ia mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

Mahaluas-Nya Allah itu berbeda dengan luasnya manusia, karena Ia laitsa kamislihi syai'un; Allah tidak bisa diserupai makhluk-Nya. Jadi segala sesuatu yang ada di alam semesta ini ada dalam genggaman Allah. Misal, Allah Mahaluas ilmu-Nya. Ia mengetahui segala sesuatu yang ada di alam ini, termasuk mengetahui apa dan bagaimana diri kita ini, dari yang terkecil hingga yang terbesar; dari yang paling tampak hingga yang paling tersembunyi. Ia menciptakan kita dengan struktur rambut yang ukurannya nyaris sama, tapi alis tidak, kumis pun tidak sama dengan rambut. Padahal kesemuanya itu ada di kepala. Karena itu, sekuat apapun manusia ia ada dalam genggaman Allah.

Hikmah apa yang dapat kita ambil dari sifat Al-Wassi' ini? Makin luas sebuah tempat makin terlihat kecil sebuah benda di dalamnya. Tapi makin sempit sebuah tempat, makin terlihat besar pula sebuah benda. Apa yang kita rasakan tatkala melihat tikus di lapangan sepak bola? Tampak kecil; bukan masalah. Bahkan seekor kambing pun bukan masalah besar. Tapi, apa yang terjadi tatkala di kamar mandi yang sempit ada tikus? Kita akan kalang-kabut dibuatnya. 

Artinya, kita harus menjadi orang yang berhati luas dan lapang. Bagaimana caranya? Kita harus meluaskan ilmu, wawasan dan pengetahuan dengan terus belajar, menyimak, dan membaca. Makin banyak ilmu, kita akan semakin bijak; makin mudah menghadapi hidup, makin terampil menghadapi masalah, dan makin paham akan arah hidup. Tapi, bila ilmu dan wawasan kita sempit, maka perkara kecil bisa menjadi besar, terlebih bila disertai dengan hati yang sempit. 

Ingin jadi orang bijak, ingin bahagia dan mulia dalam hidup, maka perluaslah ilmu, wawasan, dan pengalaman. Kalau kita kaya dengan ilmu, maka dunia dengan sendirinya akan datang kepada kita.

Pantas bila Rasulullah SAW mencontohkan kita untuk berdoa dengan doanya Nabi Musa as, "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku; dan mudahkanlah untukku urusanku; dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku; supaya mereka mengerti perkataanku" (QS. Thahaa: 25-28). Luasnya hati akan mempermudah penyelesaian sebuah urusan. Luasnya hati adalah kunci kebahagiaan.

Berkaitan dengan luasnya hati, maka hal yang perlu kita latih dan kita perhatikan adalah jangan mudah tersinggung. Hati yang luas akan menjadikan seseorang tidak mudah tersinggung. Kemudian latih hati kita agar jangan mendramatisasi masalah. Latih pula hati kita dengan memaafkan. Sangat capek hidup ini bila diisi dengan dendam dan kebencian. 

Ada satu rumus yang bisa kita praktikkan, yaitu rumus 2B2L. B pertama bijak terhadap kekurangan dan kesalahan; B kedua berani mengakui kelebihan dan jasa orang lain; 2 L lupakan jasa dan kebaikan diri, kemudian lihat kekurangan dan kesalahan diri. 

Hikmah selanjutnya, kita harus belajar mengubah sudut pandang dalam hidup. Janganlah memandang kekayaan harta itu di atas segalanya, karena inilah sumber kelemahan diri kita. Harta itu memang rezeki dari Allah, tapi itu adalah tingkatan yang paling rendah. Kekayaan ilmu, kekayaan hati, dan tentunya kekayaan iman adalah yang paling tinggi di atas kekayaan harta. Kita jangan bangga dengan "sesuatu" yang rendah, karena penjahat pun diberikan banyak harta. Luaskanlah hidup kita dengan meluaskan ilmu, amal, dan silaturahmi. 

Semoga Allah Yang Mahaluas berkenan meluaskan dan melapangkan hati kita. Semoga pula dengan lapangnya hati, Allah pun memudahkan urusan-urusan kita. Amin.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kemahaluasan Pengetahuan Allah"

Post a Comment