Islam Liberal

Islam Liberal, Fondamental, & Moderat 


Assalamu'alaikum Wr.Wb. 

Pak Ustaz, Saya sering mendengar di kalangan mahasiswa di STAIN, UIN & IAIN tentang Islam Liberal, Islam Fondamental, Islam Moderat, Islam Radikal, dll. Apa semuanya itu? Sebelumnya saya tidak pernah dengar itu. Kemudian apakah semuanya sama atau berbeda? dan mana sih yang benar? sebab saya sering mendengarkan perdebatan antara aliran-aliran itu, Pokoknya saya penasaran dengan semuanya ini, Mohon penjelasan dari Ustaz..? 

Wassalamu'alaikum Wr.Wb. 

Abdul-Aziz Husnuddu'at - Pancor Selong LOTIM NTB 


Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du, 

Selain Islam Liberal, kelompok-kelompok yang Anda tanyakan itu lebih merupakan julukan orang atas fenomena keagamaan yang tidak secara tegas menentukan siapa saja mereka itu atau apa organisasinya. Apa makna Islam moderat, apa makna Islam radikal dan Islam fundamental, kesemuanya belum ada kesepakatan dalam pendefinisiannya. Apalagi sampai pada taraf siapa saja mereka dan kelompok mana saja, masih dalam perdebatan. 

Sedangkan ‘Islam Liberal’, selain sebuah julukan atas sebuah kecenderungan, memang berbentuk sebuah jaringan formal yang dimotori oleh Ulil Absar, bahkan mereka sudah punya situs, diskusi rutin, penerbitan dan sarana lain. Nama resminya adalah ‘Jaringan Islam Liberal’ disingkat JIL. 

Intinya ingin meliberalkan ajaran Islam dengan semangat membuka ide dan pemikiran-pemikiran yang bersifat liberal (bebas). Namun sayangnya, bebas yang dimaksud adalah bebas dalam arti kalau memang harus bertentangan dengan Al-Quran Al-Karim, sunnah atau dengan tatanan syariah yang selama ini ada, tidak apa-apa. 

Sederhananya, bebas berselisih paham dengan ajaran Islam itu sendiri. Dalam dalam masalah aqidah, syariah, akhlaq atau masalah lainnya. Bahkan berkonfrontasi dengan syariat Islam justru menjadi tujuan utamanya. Tidak ada tulisan mereka yang bebas dalam arti kata mendukung ajaran Islam, tetapi bebas yang muncul adalah bebas menghujat ajaran Islam. 

Karena itulah jaringan ini sangat disorot oleh para ulama. MUI Jawa Barat pun pernah secara terbuka mengharamkannya. Dan para sesepuh serta ulama NU pun ikut resah dengan ulah Ulil cs ini. Sehingga mereka merasa perlu memberikan peringatan atas penyelewengan yang dilakukannya. 

JIL adalah perpanjangan generasi dari kalangan sekuler anti Islam di Indonesia selama ini. Menurut mereka, gerakan sekulerisasi yang selama ini berjalan tidak pernah berhasil menjauhkan umat Islam dari agama mereka. Karena umumnya berjalan secara indivual dan terkesan sendiri-sendiri. Apalagi kalangan itu kini sudah mulai ‘tua’ dan tidak lagi terlalu vocal. Dan dalam banyak hal dianggap sudah ‘sadar’ dan ‘kembali’ ke pangkuan keaslian ajaran Islam. Dan kenyataannya, para tokoh sekuler masa lalu sudah cenderung tidak lagi menghujat-hujat. Entah karena sudah sadar atau sudah kehabisan nafas akibat tidak pernah diterimanya ide-ide sekuler mereka di negeri ini. Kita tidak lagi mendengar ada tokoh yang ingin mengganti ‘assalamu alaikum’ dengan ‘selamat pagi’. Juga kita tidak dengar lagi slogan ‘Islam yes partai Islam no’. Juga kita tidak dengar lagi mereka menghujat pemakaian jilbab yang kini justru sudah sangat memasyarakat. 

Sehingga generasi penerus mereka yang masih muda-muda itu merasa perlu mengambil langkah-langkah yang lebih radikal dan lebih vocal lagi untuk akselerasi peruntuhan nilai-nilai keaslian Islam di tengah masyarakat. Dan untuk itu mereka membangun sebuah network/jaringan untuk menyatukan barisan dan menggalang potensi. Agaknya mereka gerah melihat Islam semakin marak dan syariat Islam semakin populer di tengah masyarakat. Apalagi justru sekarang mucul wacana untuk menerapkan syariat Islam di berbagai wilayah di Indonesia. 

Tentu saja jaringan ini tidak bisa berjalan kalau tidak disponsori oleh pihak musuh Islam yang memang punya kepentingan. Karena itu berbekal rencana jahat dari musuh Islam, jaringan ini didirikan. Pemikir-pemikir yang tidak senang dengan Islam mereka kumpulkan, baik yang secara resmi menyatakan bergabung atau mencatut nama-nama tokoh tertentu tanpa meminta izin dari yang bersangkutan. Salah satu kasusnya adalah pencatutan nama Dr. Yusuf Al-Qaradawi. Entah apakah mereka sudah mengoreksinya atau belum, yang jelas mereka sering mengutip-ngutip nama beliau sehingga ada kesan ingin menampilkan opini bahwa Qaradawi pun sepaham dengan misi mereka. 

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Islam Liberal "

Post a Comment