Bersyukur Atas Pemberian Allah

Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba yang pandai mensyukuri segala nikmat yang telah Allah curahkan. Semoga pula Allah memampukan kita untuk dapat mensyukuri semua nikmat tersebut dengan cara terbaik.

As Syakur adalah satu dari 99 nama Allah yang terdapat dalam Asma'ul Husna. Nama Allah, As Syakur, terambil dari kata syakara yang berarti "pujian atas kebaikan" serta "penuhnya sesuatu". Keterangan lain menyebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan yang berhasil tumbuh walau dengan sedikit air, atau binatang yang gemuk walau dengan sedikit rumput, dalam bahasa Arab disebut syakur. 

Dari penggunaan istilah ini, maka kata syakur yang menjadi nama dan sifat Allah berarti, "Dia mengembangkan atau memperbanyak imbalan yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya, meskipun amalannya sedikit". Karena itu, tidak mengherankan bila Allah SWT selalu melipatgandakan amalan-amalan yang dilakukan hamba-Nya. 

Dalam QS Al Baqarah ayat 261 diungkapkan, Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan, Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Dr Quraish Shihab menyebutkan bahwa kata syukur biasa dipertentangkan dengan kata kufur. Dalam QS Ibrahim ayat 7 disebutkan, ''Kalau kamu bersyukur pasti akan Aku tambah untukmu (nikmat-Ku) dan kalau kamu kufur, sesungguhnya siksa-Ku amat pedih''. Penempatan kata syukur yang dipertentangkan dengan kata kufur disebabkan karena keduanya mengandung makna berlawanan. Syukur berarti menampakkan sesuatu ke permukaan, sedangkan kufur berarti menutupinya.

Apa makna dari Al Syakur ini? Lewat nama-Nya ini, Allah SWT memperlihatkan sifat-Nya yang tidak "egois". Allah SWT akan memberikan apresiasi tertinggi terhadap semua yang dilakukan hamba-Nya dengan "penghargaan" dan derajat kemuliaan, walau dalam pandangan manusia amalan tersebut sangat tidak berarti. 

Dalam Alquran disebutkan, Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula (QS Al Zalzalah: 7). Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan sedikit pun berbuat aniaya terhadap kebaikan orang Mukmin, penghargaan-Nya diberikan sewaktu ia di dunia dan di akhirat kelak pun ia akan mendapatkannya" (HR Ahmad).

Melihat demikian tingginya apresiasi yang diberikan Allah SWT kepada setiap kebaikan hamba-Nya, seharusnya membuat kita tertantang untuk melakukan yang terbaik untuk Allah, sekaligus menghargai apapun yang Ia berikan kepada kita. Dengan kata lain, kita harus menjadi hamba yang bersyukur. 

Bagaimana caranya? Pertama, meyakini bahwa segala sesuatu hanyalah milik Allah SWT atau tidak merasa dimiliki dan memiliki kecuali oleh Allah semata. Lewat keyakinan ini, kekayaan duniawi yang melimpah tidak akan membuat kita sombong dan takabur; sedang tiadanya tidak akan menjadikan minder dan nelangsa. Intinya, apa yang kita punya sekarang hanya sekadar titipan yang suatu saat akan diambil oleh pemiliknya. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi (QS Al Baqarah: 284).

Kedua, selalu memuji Allah SWT dalam segala kondisi. Alangkah baiknya apabila lidah kita selalu basah dengan memuji Allah karena demikian banyaknya nikmat yang tercurah, baik dalam keadaan senang atau susah. Andai kita teliti, musibah yang kita dapatkan jauh lebih sedikit daripada nikmat yang Allah berikan. Tidak salah bila dikatakan bahwa kita "dicelupkan" Allah ke dalam samudera nikmat yang tiada bertepi. Tak sedetik pun Allah melepaskan karunianya pada kita. Maka sangat wajar apabila ucapan hamdallah, tahmid, takbir, dan istighfar selalu ke luar dari mulut kita.

Ketiga, manfaatkan nikmat yang ada sebagai sarana taqarub pada Allah. Bagi seorang ahli syukur, kegembiraannya tidak lagi terletak pada pesona indahnya dunia, tapi terletak pada manfaat dunia tersebut untuk mendekatkan dirinya pada Allah. Baginya, dunia adalah kendaraan menuju Allah SWT. 

Keempat, berterima kasih kepada orang-orang yang menjadi jalan nikmat dan kebaikan bagi kita. Tahu berterima kasih (balas budi) adalah salah satu ciri ahli syukur. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa telah berbuat kebaikan kepada kalian, maka hendaklah kalian membalasnya, jika kalian tidak mampu membalasnya, maka berdolah baginya, hingga kalian tahu bahwa kalian telah bersyukur. Sebab Allah adalah Dzat yang Mahatahu berterimakasih dan sangat cinta kepada orang-orang yang bersyukur" (HR Thabrani). Dalam hadis lain disebutkan, "Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak tahu berterima kasih kepada sesama manusia" (HR Ahmad). 

Mulai sekarang ingat-ingatlah selalu kebaikan orang-orang yang menjadi jalan kesuksesan, menjadi jalan ilmu, dan jalan kebaikan bagi kita. Maksimalkan berbuat baik kepada mereka. Seandainya mereka telah tiada, jagalah hubungan baik dengan ahli warisnya, juga sahabat-sahabatnya, dan doakanlah mereka dalam ibadah-ibadah kita. Insya Allah dengan menjadi hamba yang pandai b

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bersyukur Atas Pemberian Allah"

Post a Comment