Mahasiswa yang Demo Sholat Maghrib Berjamaah Setiba waktu Sholat

Para mahsiswa sampai jam dan detik ini masih belum pulang dan mereka melaksanakan Sholat Magrib berjamaah, ini adalah mahasiswa yang sholid mudah-mudahan apa yang kalian lalukan bisa memperbaiki Indonesia ini dan menurunkan Pemerintah yang Zdolim dan mengubah-ubah langgam pembacaan ayat al-quran menjadi langgam Jawa..... ini sungguh terlalu.. dan ditambah lagi rencana Menteri Agama yang segera mungkin akan mengadakan lomba pembacaan ayat suci al-quran dengan langgam jawa, ini benar-benar pemdohan dan Penghinaan terhadap Agama Islam... hanya satu alasan Menteri Agama calon Neraka kalau tidak bertobat ini adalah untuk Mengembangkan BUDAYA INDONESIA....

PENTING! Hasil ‪#‎Aksi21Mei‬ Pertemuan Presiden - Mahasiswa senin, 25 Mei 2015, bersifat terbuka, tempat di Istana Negara dan akan Live di semua Chanel TV Nasional

TUNTUTAN: Kembalikan Blok Mahakam dan Freeport, serta mencabut kebijalan harga bahan bakar minyak dari mekanisme pasar bebas.
Dialog Setelah Bentrok: Beberapa Mahasiswa Di Tahan setelah terjadi bentrok, Kontras terlihat dua kubu mahasiswa yang berunjuk rasa di hari ini, sebagian menolak kedatangan Luhut dan Andi, sebagian menerima.

Tepat pukul 18.00, Kepala Staf KepresidenanLuhut Panjaitan, dan Sekretaris Kabinet AndiWidjojanto, keluar dari Istana Negara, setelahmengadakan pertemuan dengan sejumlahPresiden BEM. Ada dua kubu besar yangberunjuk rasa di depan Istana Negara padahari ini (21/5). Mereka adalah mahasiswa
yang berunjuk rasa di depan Istana Negaradan mahasiswa yang berunjuk rasa di depangerbang Monumen Nasional.Mereka yang berada di depan Istana Negara,secara tegas menola
Para Mahasiswa yang berdemo Sedang
Melaksanakan Sholat Maghrib Berjamaah
k kedatangan LuhutPanjaitan dan Andi Widjojanto untukberbicata di atas mobil komando aksi.Sementara, para mahasiswa yang menerimaLuhut Panjaitan dan Andi Widjojanto untukberbicara, kebanyakan merupakan mahasiswayang para Presiden Badan EksekutifMahasiswanya, menuruti undangan makanmalam bersama Presiden Joko Widodo, Senin(18/5) malam.

Pesan Untuk Adik Almameter: JANGAN pernahmelacurkan Keyakinan.. !!!
Mahasiswa menutup aksi massa hari inidengan sholat maghrib berjama'ah didepanIstana negara. ‪#‎Harkitnas‬ ‪#‎AksiMei‬Sebagian Masih Bertahan Dan Belum Mau Pulang,Luhut sebagao jubir Jokowi juga menegaskan kalau pertemuan nanti dilakukan terbuka dan ditayangkan di televisi nasional."Saya pastikan ini live dan terbuka, jamdelapan pagi, ditayangkan di semua channel,"
kata dia.

Kafe Putra Jokowi Bergambar Simbol Dajjal

Kafe Putra Jokowi Bergambar Simbol Dajjal, Kyai Mustafa : Banyak Agen Zionis, Kita Perlu Waspada.

Salah satu putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, mendapat sorotan di lini masa. Bukan karena prestasinya, tetapi karena di dalam kafe yang dia punya dipasang gambar mata satu yang selama ini dikenal sebagai simbol Zionis. Kafe bernama Markobar (Martabak Kottabarat) itu berada di sebelah barat Solo Grand Mall.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Mustafa Yaqub pun turut mempertanyakan penggunaan gambar mata satu dan segitiga di kafe milik putra sulung Jokowi itu. Kyai Mustafa menepis bahwa simbol yang identik dengan Iluminati tersebut hanya sekadar seni.

Menurut Ali Mustafa, masyarakat tidak perlu heran dengan munculnya simbol tersebut. Pasalnya, Protokol Zionisme sudah dirancang sejak 1897, dan semua kejadian itu sudah direncanakan oleh kelompok Yahudi tersebut.

"Kalau Cuma sekadar seni, saya kira tidak. (Simbol) itu bukan cuma di Indonesia, di mana-mana. Gambar itu merupakan simbol Zionisme. Kalau seni, lebih banyak orang mengenal seni Jawa," katanya seperti dikutip Republika Online, Rabu (06/5) malam WIB.

Ali Mustafa mengingatkan, masyarakat untuk selalu waspada dengan gerakan Zionisme. Dia menyebut, agen Zionis juga betebaran di Indonesia, dengan segala profesi. Karena itu, kalau tiba-tiba muncul simbol Iluminati di Indonesia, ia tidak kaget.

"Saya tidak heran. Nah kita tak tahu di sekitar banyak agen Zionis. Kita perlu waspada," ujar alumnus Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh tersebut.

Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan di lini masa. Itu setelah terpampang gambar mata satu dan simbol segitiga di kafe miliknya yang bernama Markobar. Kafe yang merupakan kependekan dari Martabak Kottabarat tersebut, berada di sebelah barat Solo Grand Mall.

Hanya saja, tempat usaha Gibran tersebut mencuat setelah sebuah foto yang diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason terpampang di salah satu sudut kafe. Di samping itu, terdapat tulisan 'Yes You Can'.

Sementara itu, Gibran sepertinya menyadari gambar mata satu dan segitiga di kafe miliknya menjadi pembicaraan netizen. Melalui akun @Chilli_Pari, ia membuat kicauan konyol untuk mengklarifikasi tudingan gambar iluminati.

Chilli Pari adalah perusahaan katering dan wedding organizer miliknya. "Ternyata bukan cuma Markobar. Menu chilli pari juga penuh konspirasi," begitu status Chilli Pari yang disertai nasi tumpeng berbentuk segitiga, yang disandingkan dengan simbol Dajjal.

Profil Syech Ali Akbar Marbun

Syech Ali Akbar Marbun lahir di desa Siniang Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan, letaknya + 28 KM dari kota Barus Kabupaten Tapanuli Tengah, atau + 280 KM dari kota Medan.

Beliau adalah anak ke 7 dari 8 bersaudara, ayahnya Buyung Marbun (Alm) dengan ibunya Hj. Chadijah br. Nainggolan (meninggal pada usia + 105 tahun) adalah petani dan orang yang taat beragama Islam.

Pendidikannya dimulai dari Sekolah Dasar, setelah tamat, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena sewaktu belajar di sekolah umum tidak mempelajari ilmu agama, maka setelah tamat dari SMP beliau pergi ke Bedagai Sei Rampah untuk belajar Al-Qur’an dan Ilmu Fiqh kepada Khalifah Umar yang terkenal dengan kalimannya di daerah Tanjung Beringin Serdang Badagai. Setelah belajar + 1 tahun kepada Khalifah Umar, beliau melanjutkan belajarnya kepada Syech Baringin Zainal Abidin seorang Alim dan Keramat dari Sei Senggiling Tebing Tinggi dan Syech Faqih Kayo dibidang Tauhid dan Taswwuf serta mengambil Tarikat Samaniyah selama + 1 tahun.

Selanjutnya beliau belajar ke Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Tapanuli Selatan, salah satu pesantren tertua dan terbesar di Sumatera Utara yang didirikan oleh Syech Musthafa Husain Nasution yang pada waktu itu dipimpin oleh H. Abdullah Musthafa Nasution dan guru besarnya Syech Abdul Halim Lubis yang terkenal dengan sebutan Tuan Naposo.

Sambil belajar di Pesantren Musthafawiyah beliau juga belajar kepada seorang Alim dan Kramat Syech Abdul Wahab di Muara Mais dan Syech Abdul Majid Tambangan Tonga seorang ulama yang terkenal dalam bidang Fiqh, beliau-beliau ini semua belajar di tanah suci Mekkah dan tinggal di Tapanuli Selatan.
Selama belajar di Pesantren Musthafawiyah sewaktu libur Pesantren, beliau pergi ke Propinsi Sumatera Barat tepatnya di kota Bonjol kepada Tuan Syech Muhammad Said seorang Alim dan Keramat dan pengikut Tarikat Naqsyabandiyah.

Setelah belajar di Pesantren Musthafiyah selama 4 tahun, pada tahun 1969 Syech Ali Akbar Marbun menunaikan ibadah Haji ke Mekkah dengan menumpang kapal laut Ambolombo selama 2 minggu.

Setelah menunaikan ibadah haji, beliau tinggal bermukim di Mekkah untuk belajar. Mula – mula belajar di Masjidil Haram, karena pada masa itu Para Ulama terkemuka ramai mengajar di Masjidil Haram. Disanalah beliau belajar kepada Al-Fadhil Al-Alim Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani, seorang alim dan terpandang di tanah suci Mekkah dan termasyhur dalam bidang Hadits. Dan juga belajar kepada Sayyid Amin Al Kutbi, Sayyid Al-Arabi, Syech Thaha Yamani, Syech Muhammad Hindi, beliau juga belajar kepada Sayyid Hasan Fad’aq, Syech Muhammad Nur Saif, Syech Thaha As Syaibi, Sayyid Hamid Al-Kaff belajar dirumahnya selama di Mekkah.

Beliau juga belajar pada Madrasah As Saulatiyah, salah satu Madrasah pertama yang didirikan di kota suci Makkah oleh Siti Saulatiyah seorang perempuan kaya dari India.

Setelah belajar + 4 tahun di Saulatiyah, beliau melanjutkan belajar ke Perguruan Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani sampai pulang ke tanah air. Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani adalah seorang ulama terkenal di mancanegara ini, anak dari Sayyid Alawi Abbas Al-Maliki guru pertama Syech Ali Akbar Marbun.

Maka pada tahun 1978 Syech Ali Akbar Marbun pulang ke Medan dan mendirikan Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar.

Kakek Usia 80 Tahun Kerja Jasa Servis Payung

Sosoknya ringkih, tubuhnya sedikit membungkuk seraya membawa rongsokan beberapa payung. Di tengah teriknya sang surya, Aki Uhro tampak berjalan sedikit tertatih menyusuri beberapa jalan protokol. Meskipun demikian, pria berusia senja ini tampak tegar menjajakan jasanya di tengah deru debu perkotaan yang semakin menyesakan.

Bagi Aki Uhro, mencari rizki halal adalah wajib selama hayat masih di kandung badan. Di usianya yang kian renta, ia tetap semangat mencari nafkah halal untuk sekedar mempertahankan hidupnya di hari tua. Baginya pantang untuk menyerah pada kenyataan getirnya hidup. Dengan sisa-sisa tenaganya ia berupaya meraih rupiah, walau hasilnya hanya cukup untuk sesuap nasi.

"Alhamdulillah, ada saja rizki itu kalau kita mau berupaya. Kalau tidak berususah payah dan berusaha, ya Aki sama Nini di rumah mungkin gak bisa makan,” tuturnya, lirih.

Aki (78), yang mengaku warga Desa Salam Nunggal, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat ini telah menekuni usaha jasa servis payungnya puluhan tahun lamanya. Bahkan, ia mengaku lupa lagi sejak kapan memulai usahanya ini. Saat dijumpai, Aki Uhroia tengah beristirahat di trotoar kawasan Garut Kota.

"Aki lupa lagi tahunnya, kapan memulai nyervis payung ini. Maklum usia aki sekarang sudah hampir 80 tahun,” ungkapnya, seraya melempar senyum tulusnya.

Untuk menjajakan jasa servis payung ini, setiap harinya ia harus berjalan puluhan kilo meter dari kampung halamannya, seraya menwarkan jasanya dari rumah ke rumah. Untuk masalah harga jasa servisnya, ia sama sekali tidak mematok harga. Nilai rupiah yang dipatok tergantung dari kerusakan payungnya saja. Upah jasa sevisnya ini diakuinya paling tinggi hanya Rp 20 ribu.

"Kalau ongkos servis, ya tergantung kerusakan payungnya. Paling mahal 20 ribuan,” tuturnya, sambil menyeka keringat di dahinya yang tampak legam dan keriput.

Peghasilan dari menjual jasanya ini memang tak seberapa. Aki yang kebetulan tidak dikarunia anak ini mengakui, pendapatanya sebagai tukang servis payung dirasakannya mulai sepi peminat. Dalam sehari ia mengaku paling banter mendapatkan hasil Rp 25 ribu saja. Bahkan tak jarang ia harus pulang dengan tangan hampa, padahal ia sudah berkeliling bermandi keringat dengan sisa-sisa tenaganya yang mulai rapuh.

Jasa sevis payung yang ditekuninya memang sudah langka, bahkan bisa dibilang hampir punah. Adapun yang tetap bertahan menjalani profesi ini hanya beberapa gelintir saja. Dan Aki adalah salah satunya yang masih bertahan dengan segala keterbatasan dan kebersahajaannya. Perjuangan hidup yang ditunjukan Aki Ukho ini sangat layak diapresiasi dan diberikan penghargaan oleh siapapun yang peduli akan nasib anak bangsa.

Kemerdekaan Indonesia

HABIB RIZIEQ SHIHAB: JANGAN INGKARI SEJARAH KEMERDEKAAN INI NEGERI ISLAM!

Jakarta (SI Online) - Dalam suasana kemerdekaan Indonesia, redaksi sengaja menurunkan kembali tulisan seputar sejarah bangsa ini yang sebelumnya pernah dimuat. Adalah Habib Muhammad Rizieq Syihab MA, seorang ulama sekaligus kandidat doktor juga pemimpin umat yang mampu mengkombinasikan kemampuan berbicara/berceramah dengan kemahiran menulis.

Dengan bukunya yang ilmiah tentang pelurusan sejarah dan dasar negara Indonesia yang berjudul "Wawasan Kebangsaan, Menuju NKRI Bersyariah" telah membongkar bagaimana dan seharusnya bentuk negara ini.

Dalam pertemuan tokoh umat Islam beberapa waktu lalu, secara singkat Habib Rizieq menguraikan sejarah, bahwa ketika perdebatan tentang Dasar Negara sebelum kemerdekaan diproklamirkan, Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno mengajukan usulannya.

Pada tanggal 29 Mei 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Muhammad Yamin mengusulkan Lima Dasar Negara tanpa menggunakan istilah Pancasila. Lima Dasar Negara usulan M. Yamin adalah: 1. Peri Kebangsaan, 2. Peri Kemanusiaan, 3. Peri Ketuhanan, 4. Peri Kerakyatan, 5. Kesejahteraan Sosial.

Pada sidang terakhir BPUPKI 1 Juni 1945 Soekarno mengajukan Lima Dasar: 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, 3. Mufakat atau Demokrasi, 4. Keadilan Sosial, 5. Ketuhanan. “Baik usulan Soepomo, Yamin maupun ‘Pancasilanya Soekarno’, itu tidak pernah menjadi kesepakatan maupun keputusan BPUPKI,” kata Habib Rizieq.

Kata Habib Rizieq, sidang berjalan alot. BPUPKI terbelah antara kelompok sekuler dengan kelompok Islam. Kelompok Islam sudah tentu menginginkan Negara berdasarkan Islam, dan ditentang kelompok sekuler. Akhirnya sidang membentuk Panitia Sembilan. “Ada empat ulama dalam Panitia Sembilan ini, yaitu KH Abdul Wahid Hasyim (NU), KH Abdul Qohar Muzakkir (Muhammadiyah), KH Agus Salim dan Abikoesno Tjokrosoejoso, keduanya dari Syarikat Islam,” ujar Habib Rizieq. Sementara golongan sekuler diwakili Soekarno, M. Hatta, M. Yamin dan Ahmad Soebardjo. Dan, kalangan Kristen diwakili A.A Maramis.

Habib Rizieq menegaskan, justru Panitia Sembilan yang berhasil menetapkan Dasar Negara yang dibingkai dalam Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Lima Dasar Negara itu adalah: 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Malah sebelumnya, bunyi sila pertama versi Piagam Jakarta itu adalah: ‘Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam’, tanpa diikuti kalimat ‘bagi pemeluk-pemeluknya’. Tetapi kemudian muncul kompromi dengan menambah kalimat ‘bagi pemeluk-pemeluknya’.

Disepakati pula saat proklamasi kemerdekaan, Piagam Jakarta ini secara resmi akan dibacakan. Tapi, kata Habib Rizieq, terjadi penelikungan. Pada 17 Agustus 1945 itu bukan Piagam Jakarta yang secara resmi dibacakan, melainkan secara dadakan Soekarno membuat teks proklamasi dengan singkat lewat tulisan tangan. Teks proklamasi dadakan dan singkat inilah yang dibacakan untuk proklamasi kemerdekaan sebagaimana dikenal sampai sekarang.

Parahnya lagi, pada keesokan harinya, 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang, dan terjadilah terjadi pengkhianatan. Tanpa melibatkan wakil-wakil Islam sebagaimana dalam sidang BPUPKI sebelumnya, terjadilah pencoretan tujuh kata dalam sila pertama yang berbunyi: ‘kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’.

Dalih bahwa kalangan Kristen Indonesia Timur akan menarik diri dari NKRI jika Piagam Jakarta dideklarasikan seperti disampaikan Hatta yang, katanya, mendapat informasi dari opsir Jepang, menurut sejarawan dan budayawan Ridwan Saidi, itu dusta belaka. Tak ada faktanya.

Tanpa melibatkan wakil-wakil islam dalam pengesahan Dasar Negara Pancasila yang berbeda dengan Piagam Jakarta, sesungguhnya sidang PPKI 18 Agustus 1945 itu tidak sah. Jadi, sebenarnya sampai sekarang jika umat Islam menegakkan syariat Islam di republik ini adalah sah. Yang berlawanan atau menentang, justru masuk kategori subversif.

Toh, meskipun demikian, kata Habib Rizieq, sila pertama yang diganti (tanpa melibatkan wakil-wakil Islam) menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa”, itu pun jelas maksudnya Allah Subhanahu Wata’ala. Sebab, Tuhan Yang Esa itu hanya ada dalam Islam. Ditambah lagi ditegaskan dalam Muqaddimah UUD 1945 pada alenia ketiga: “Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa”, ini jelas merujuk kepada Islam.

Dengan pengkhianatan ini, sesungguhnya sidang PPKI yang tak melibatkan wakil-wakil Islam yang sudah menyepakati Piagam Jakarta bersama kelompok sekuler dan satu orang wakil dari golongan Kristen, adalah tidak sah. Dasar Negara yang sah adalah yang disepakati dan ditandatangani pada 22 Juni 1945 yang terdapat dalam Piagam Jakarta. “Historisnya, Pancasilanya Soekarno ditolak. Yang disepakati adalah Dasar Negara yang terdapat dalam Piagam Jakarta,” ungkap Habib Rizieq.

Lantas, kata Habib Rizieq, bagaimana ceritanya ujuk-ujuk Indonesia disebut sebagai Negara Demokrasi? Pancasila yang dijadikan sebagai Dasar Negara (lewat pengkhianatan) itu tidak menyebut republik ini sebagai sebagai Negara Demokrasi. Tapi, lucunya, ungkap Habib Rizieq, Soekarno pernah mendeklarasikan Demokrasi Liberal dan Demokrasi terpimpin untuk tujuan melindungi Komunisme. Sementara Soeharto mendeklare Demokrasi Pancasila untuk melindungi Kebatinan.

Habib Rizieq menceritakan, ia pernah mendapat kunjungan dari beberapa jenderal membahas soal ini. Menurut para jenderal itu, Indonesia adalah Negara Demokrasi. Lalu, ujar Habib Rizieq, tidak ada kata-kata atau kalimat dalam Pancasila atau UUD 45 yang menunjukkan Indonesia sebagai Negara Demokrasi. “Ada,” jawab para jenderal itu, “Dalam Pancasila sila ke-4, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan itu maksudnya adalah demokrasi.”……. “Itu Musyawarah. Musyawarah itu berbeda dengan Demokrasi,” kata Habib Rizieq kepada para jenderal itu. Kemudian Habib Rizieq menguraikan beda Musyawarah dengan Demokrasi.

Akhirnya, cerita Habib Rizieq, jenderal-jenderal itu mengangguk bahwa Indonesia bukan Negara Demokrasi, melainkan, semestinya disebut Negara Musyawarah. Celakanya lagi, kata Habib Rizieq, jika Soekarno mendeklare Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin dan Soeharto memaksakan istilah Demokrasi Pancasila, eh di era “reformasi” kian parah. Ada liberalisasi Pancasila. Pancasila diliberalkan.

Sebut misalnya, pemilihan presiden langsung atau kepala daerah yang dipilih langsung, itu justru bertentangan dengan sila keempat Pancasila yang menganut asas musyawarah untuk mufakat. Dalam konteks ini, menurut Habib Rizieq, ada unsur kesengajaan dengan mengorupsi terminologi (istilah). Kelompok sekuler menafsirkan seenaknya, sehingga kata Musyawarah ditafsirkan sebagai Demokrasi.

Dalam hal ini, Habib Rizieq menambahkan, termasuk, misalnya, penggunaan istilah parlemen, itu juga untuk mengaburkan kata Musyawarah dan Perwakilan. “Jangan sebut parlemen, tapi DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat),” tegasnya.

Ini bermula dari pengkhianatan terhadap Islam dan kaum Muslimin yang berkuah darah bermandikan keringat dalam merebut kemerdekaan republik ini. Umat Islam sebagai pemegang saham mayoritas negeri ini adalah yang berhak menetapkan Dasar Negara dan mengisi pembangunan republik dengan landasan syariat islam.

Jika ada pihak yang mengatakan, ini bukan Negara Islam, kalau ente mau menegakkan syariat Islam di Negara ini, dan tidak suka dengan kondisi Indonesia sekarang, ‘silakan keluar’, maka, kata Habib Rizieq, justru sebaliknya, merekalah yang harus keluar. Sebab, penetapan Dasar Negara Indonesia yang dibingkai dalam Piagam Jakarta itulah yang sah, karena disepakati dan ditandatangani oleh para pendiri bangsa ini, tapi terjadi penelikungan dan pengkhianatan pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan—dimana teks proklamasi yang semestinya adalah pembacaan Piagam Jakarta secara resmi oleh Soekarno, bukan teks proklamasi dadakan hasil dari tulisan tangan presiden pertama RI itu.

Bahkan, tak hanya menyepakati Dasar Negara dalam bingkai Piagam Jakarta, umat Islamlah yang bermandikan darah bercucuran keringat untuk merebut dan memerdekakan republik ini. Jadi, masuk akal jika kaum Muslimin adalah yang paling berhak mengatur negeri ini. Ini historis. Jangan mengingkari sejarah! Ini negeri Islam. Jadi, kata Habib Rizieq, umat Islam harus mengisi negeri ini dengan syariat Islam, bukan malah minggir apalagi keluar dari NKRI.

Jadi, apapun ceritanya, mengungkap historis perjalanan bangsa dan Negara ini, lebih dari itu, Indonesia sebenarnya adalah Negara yang berdasarkan Islam, setidaknya bagi pemeluk-pemeluknya diwajibkan menjalankan dan menegakkan syariat Islam di persada ini. Yang protes dan menghalangi, jutsru menentang kesepakatan ditandatanganinya perumusan Dasar Negara dalam Piagam Jakarta!

Kalaupun tak mengacu pada Piagam Jakarta, Negara ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yakni Allah Subhanahu Wata’ala. Sebab, Tuhan Yang Maha Esa itu adalah Allah. Ditambah lagi dalam Muqaddimah UUD 1945 ditegaskan, republik ini merdeka “Atas Berkat Rahmat Allah…” Bahkan, imbuh Habib Rizieq, dalam batang tubuh UUD 45 pasal 29 ayat 1 dipertegas lagi, ”Negara berdasar Atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Jadi, kata Habib Rizieq, sungguh sangat sah jika Indonesia berada dalam NKRI Bersyariah -Negara Kesatuan yang melaksanakan dan menegakkan syariat Islam. Negara yang berlandaskan Islam, menjalankan syariat Islam, setidaknya bagi para pemeluknya- dan bukan Negara Pancasila, apalagi Negara Demokrasi.

10 Keuntungan Bagi Seorang Wanita yang Mengenakan Jilbab

KEWAJIBAN seorang wanita salah satunya ialah menutup aurat. Dengan menggunakan jilbab, aurat seorang wanita akan tertutup. Maka dari itu, mau atau pun tidak mau kita harus menggunakan hijab. Kalau pun awalnya kita merasa terpaksa, tapi hal itu akan terbiasa bila kita rutin menggunakannya.

Allah SWT memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya. Begitu pula dengan penggunaan jilbab ini. Terdapat 10 keuntungan bagi seorang wanita yang mengenakan jilbab, di antaranya:

  1. Rambut muslimah yang berjilbab terlindung dari sengatan panas matahari dan terlindung dari debu serta polusi. Sehingga ketika jilbabnya dibuka, rambutnya tampak selalu bersinar. Rambut indahnya hanya diperlihatkan untuk orang-orang yang berhak melihatnya.
  2. Terjaga dari pandangan pria nakal. Muslimah yang berjilbab tidak mengumbar tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan. Oleh karena itu, pria pun terbatas memandangnya.
  3. Pria segan menggoda apalagi melecehkan. Biasanya, pria segan mendekati apalagi menggoda wanita berjilbab, kecuali kalau peluang itu diciptakan oleh wanita itu sendiri.
  4. Termotivasi untuk terus menuntut ilmu dan mengamalkannya.¬ Muslimah yang berjilbab merasa dirinya menjadi alat ukur kebaikan dan kesuksesan. Tuntutan ini sangat bagus karena memacu dirinya untuk senantiasa berlomba meraih prestasi, kebaikan, dan sekuat mungkin menghindari kesalahan-kesal¬ahan yang dapat mencemarkan nama baik Islam oleh perbuatan dosa dan tercela.
  5. Terjaga kehormatannya. Wanita berjilbab akan selalu menjaga kehormatannya seiring dengan ilmu yang dimilikinya. Karena mereka mengetahui dan dapat membedakan perilaku yang harus dilakukan dengan perilaku yang harus dihindari. Wanita berjilbab dan berilmu merasa selalu diawasi Allah dari segala kemaksiatan.
  6. Jika Anda tergesa-gesa harus keluar rumah dalam keperluan mendadak, darurat dan Anda tidak sempat sama sekali buat mendandani wajah maka menggunakan kerudung instan terbuat dari kaos itu solusi terbaik. Ini berlaku juga saat ada tamu dan kita perlu cepat-cepat untuk membukakan pintu.
  7. Jika Anda ingin memberikan asi pada bayi Anda di tempat umum (bagi yang menikah), Insya Allah dengan kerudung Anda dengan bebas bisa memberikannya di tempat umum karena aurat Anda tetap tertutup.
  8. Jika Anda memiliki kelemahan dari rambut, jilbab sebagai pentup aib tersebut. Anda tetap percaya diri dan beraktivitas penuh semangat.
  9. Terhindar dari godaan untuk bersikap centil dan tidak sopan, biasanya jilbab bisa jadi alat kontrol kepribadian wanita yang menggunakannya.
  10. Sangat dihormati dan dihargai lawan jenis disekitar Anda, laki-laki merasa segan dan malu untuk mengganggu Anda

Hikmah Sholat Subuh

Bismillahirrahmaanirrahiim
Prof.Didin Hafiduddin saat berceramah di Masjid Al Irsyad menceriterakan KEBANGKITAN BANGSA TURKI sekarang ini. Pembangunan Nasional Luar Biasa tanpa bantuan Pinjaman dari Luar Negeri (Bandingkan dengan Indonesia yang hutangnya nomer 5 di Dunia, sekarang mencapai Rp 30.000 Triliun ) Pemerintah Turki saat mencanangkan 3 Program Nasional

1. Gerakan Sholat Subuh Berjamaah di Masjid
2. Gerakan Infaq sodaqoh
3. Gerakan Ekonomi Ummat yg ini banyak menguasai 6 % dipegang orang 
     orang Muslim

GERAKAN SHOLAT SUBUH DIMASJID, memperoleh sambutan luar biasa dan MENCENGANGKAN.....! 

Beliau menyaksikan bahwa SHOLAT SUBUH SAMA SEPERTI SHOLAT JUMAT

Luar biasa dan yg lebih mencengangkan Para Remaja Turki ke masjid dg mobil-mobil mewah di parkir di halaman masjid. ( Saya ke Turki, sekitar tahun 1990, jangankan sholat subuh, sholat mahgrib dan Isya saat itu tidak ada jamaahnya. Saya sholat sendiri di Masjid sendirian dg istri dan anak) Ternyata SHOLAT SUBUH BERJAMAAH DI MASJID MENAMPILKAN RAHASIA YANG MENAKJUBKAN.

Berbagai Kesulitan Nasional Turki, nampaknya bisa dipecahkan dengan Mulus dan Lancar karena adanya shalat subuh yang berjamaah tsb. 

Ceritera Prof. Didin Hafiduddin ini tentang PERUBAHAN SOSIAL DI TURKI Mengingatkan Sejarah yang diceriterakan di didalam Al Qur’an bahwa subuh ternyata juga menjadi WAKTU PERALIHAN DARI ERA JAHILIYAH MENUJU KE ERA TAUKHID, dimana Kaum ‘Ad , Tsamud, kaum durhaka lainnya dilibas pada waktu subuh dan sebagai penanda berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid.

Banyak sekali hadits yang mendorong untuk melaksanakan shalat subuh, dan menyanjung mereka yang menjaganya. Rasullullah bersabda: " Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya" (HR. Muslim) "……….,

Dan jika mereka mengetahui apa yang tersimpan di dalam shalat subuh dan isya’ maka mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak (HR. Bukhari),

Lalu……..
APA YG MENGHALANGI KITA SHOLAT SUBUH DI MASJID ...?
Shalat subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di Hari Kiamat.

Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan dipadamkan......!
Kecuali Cahaya Subuh Berjamaah yang diberikan kepada orang orang Mukmin.

Rasullullah bersabda:"Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (subuh dan Isya’) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat" (HR. Abu Dauwud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Seandainya.....!
Ya ini seandainya...!
Ada seorang kaya raya berjanji akan memberi anda uang setiap hari pada pukul empat pagi sebesar 10 juta rupiah jika anda datang tepat waktunya, apakah anda mendatanginya?

Kalau seandainya anda datang menjemput uang tsb tiap hari, maka dalam 1 tahun Anda akan mendapat 3650 juta selama setahun Rp 3,65 Miliar).
Sekarang, MOHON MENJAWAB DG JUJUR...!

Apakah ANDA BAHAGIA, MEMBAWA UANG Rp 3,65 MILIAR, MASUK KELIANG LAHAT tetapi ANDA TIDAK SHOLAT SEKALI SAJA...?

Ataukah LEBIH UTAMA MANA bila anda masuk ke liang lahat dengan MEMBAWA PAHALA 365 SHOLAT SUBUH BERJAMAAH DI MASJID, tanpa uang serupiah pun..?

Padahal Rasulullah menyatakan bahwa 2 rakaat sebelum fajar lebih baik dari pada dunia beserta isinya. Apalagi bila sholat subuh berjamaah di Masjid..! Apa yang menyebabkan menunda-nunda pelaksanaan shalat subuh berjamaah di masjid. ?

Apa karena KESOMBONGAN..........!
Apa kawatir, bahwa anda akan dianggap “Golongan Fundamentalis”...?

Atau tidak yakin KEBENARAN HADIS NABI TENTANG SHOLAT SUBUH
DI MASJID...?

Apakah menunggu sampai ajal menjemput....?
Turki telah menjadi contoh yang nyata...!

Bahwa sholat Subuh Berjamaah di Masjid memberi KEBERKAHAN ...!
Kita tidak perlu malu meniru Turki..!

Mari Menggalakkan Sholat Subuh Berjamaah di Masjid
In syaa Allah Ummat Islam Indonesia akan mengalami KEJAYAAN ..!
Semoga menjadi bahan renungan yang serius...!

Cerita Gadis Filipina Yang Masuk Islam

Gadis Filipina: Ketenangan Suara Adzan Mendamaikan Hati, Saya Pilih Islam PERJALANANNYA dimulai saat ia bekerja di Saudi, namun awal mula mendapatkan hidayah setelah mendengar dan merasakan ketenangan saat adzan berkumandang di sebuah masjid dekat rumahnya di Manila. 

Aisha Canlas, gadis Katolik asal Filipina bercerita tentang awal mula ia mengucapkan syahadat dan akhirnya memeluk Islam.. “Saya selalu memejamkan mata dan merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hati meski saya tidak tahu arti kata-kata dalam azan itu,” kenang Canlas.

“Namun saat itu saya tidak terpikir untuk mencari tahu tentang Islam, apalagi memeluknya. Saya hanya suka mendengar suara adzan.” Canlas kemudian memutuskan bekerja di Arab Saudi agar bisa memberikan masa depan yang lebih baik untuk keluarganya.

“Sebelum saya datang ke sini (Riyadh), saya adalah seorang Katolik karena orang tua saya juga Katolik. Namun saya mulai belajar tentang budaya dan negara Saudi secara keseluruhan di sini, mulai dari bahasa hingga tentu saja agamanya. Saya penasaran tentang Islam.”

Sampai kemudian Canlas menemukan sebuah madrasah di lingkungan dia bekerja. Dia memutuskan untuk ikut mendaftarkan diri di madrasah itu dan mulai mengikuti pelajarannya bersama dua temannya tepat pada 15 Januari 2008.

“Waktu pertama masuk, saya jadi pusat perhatian. Selain karena anak baru, saya satu-satunya non-Muslim. Saya mendengarkan penjelasan tentang Islam, Al-Quran, Rasulullah dan Allah SWT.” Sejak saat itu, Canlas semakin memahami Islam dan mulai berpikir untuk menjadi bagiannya. Namun sebelum benar-benar menjadi Muslim, Canlas minta izin kepada ibunya di Filipina.

“Alhmadulillah, ibu tidak keberatan. Ibu hanya takut jika saya sudah jadi Muslim, saya akan melupakan orang tua dan saudara.” Canlas mengatakan kepada ibunya bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menghormati orang tua, terutama ibu.

Pada 24 Januari 2008 Canlas benar-benar mengucapkan syahadat di hadapan guru dan siswa-siswa madrasah lainnya. Canlas tak mampu mengungkapkan perasaannya saat mengucapkan kalimat syahadat. “Yang saya tahu, setelah bersyahadat hati saya seperti terlepas dari berbagai beban yang sangat berat. Akhirnya, saya menemukan kedamaian yang saya cari selama hidup saya. Menjadi Muslim sungguh berbeda.”

Canlas patut berbahagia, karena tidak lama setelah menjadi mualaf, dia berkesempatan menunaikan umrah pada 5 Maret 2008. Canlas mengatakan umrah tersebut merupakan pengalaman yang spesial dan tak terlupakan.