Inilah Celotehan Dirjen Bimas Hindu Tentang Larangan Berjilbab

Setelah kasus pelarangan jilbab terjadi di sejumlah sekolah di Bali, kini hal serupa menimpa karyawati pada perusahaan tertentu. Salah satu kasus terjadi di Hypermart Bali.
Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI Ida Bagus Gde Yudha Triguna menjelaskan soal pelarangan tersebut, sebagaimana dilansir detik.com, Senin (18/8).
Yudha Triguna mengaku sudah mengecek masalah ini ke Kanwil Agama Provinsi Bali. Menurutnya, kasus ini berawal dari surat yang dirilis oleh perusahaan-perusahaan BUMN kepada para karyawannya saat Ramadhan lalu. Surat edaran itu meminta para karyawan Muslim untuk mengenakan pakaian Muslim. Menurut Yudha, mungkin terjadi kesalahpahaman, mengingat mayoritas di Bali bukan Muslim.

Inilah Wajah Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI
BAGUS GDE YUDHA TRIGUNA


Akhirnya ada gerakan dari The Hindu Center Of Indonesia di bawah pimpinan Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna yang meminta agar surat seperti itu tak berlaku di Bali.
Dengan adanya keberatan dari The Hindu Center, maka kepala BUMN di Bali meniadakan surat itu, akhirnya soal pemakaian busana Muslim itu tidak wajib berlaku untuk semua.
“Justru Kepala BUMN di Bali bisa memahami kawan The Hindu Center, sehingga kemudian pakaian itu tidak diberlakukan untuk semua,” ujarnya.
“Saya kira begini, kan secara normatif setiap warga negara diberikan hak untuk melaksanakan ibadah dan keyakinan, tapi juga tentu kita harus melihat kondisi wilayah. Jadi kalau misalnya di sebuah masyarakat yang mayoritas pemeluk agama tertentu, harus menghargai eksistensi yang bersangkutan,” tegasnya, seperti dikutip detik.com hari ini, Senin (18/8).

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Matahari Putra Prima secara resmi mengeluarkan surat larangan berbusana Muslim bagi kasirnya di Hypermart Bali Galeria.
Larangan berjilbab itu untuk memenuhi desakan The Hindu Center of Indonesia. Larangan berbusana Muslim bagi kasir Hypermart Bali Galeria dikeluarkan pada 24 Juli lalu.
Surat persetujuan dari Hypermart tersebut dikeluarkan hanya selisih satu hari dari surat desakan permohonan The Hindu Center of Indonesia untuk melarang adanya penggunaan jilbab dan peci bagi karyawan Hypermart.
Pihak Hypermart juga menganggap izin penggunaan busana Muslim oleh Kasir Hypermart sebagai perusak citra bagi budaya Bali.
“Kami juga mohon maaf jika telah membuat Citra yang kurang baik bagi budaya Bali,” demikian salah satu isi dalam surat persetujuan larangan tersebut, seperti dikutip Muslimdaily.net- See more at: http://salam-online.com/2014/08/soal-larangan-jilbab-di-hypermart-dirjen-bimas-hindu-minta-hargai-eksistensi-agama-mayoritas-di-bali.html#sthash.8AGEOIoa.dpuf

Rakyat Pelestina Akhirnya Bebas

Ribuan warga di Gaza berhamburan merayakan kemenangan dan pemenuhan tuntutan rakyat Palestina, setelah penjajah Zionis dan kelompok pejuang Palestina menyetujui gencatan senjata permanen mengakhiri pertempuran di Gaza.

“Ribuan warga Gaza turun ke jalan merayakan kemenangan mereka dengan tercapainya gencatan senjata,” demikian Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Nur Ikhwan Abadi, melaporkan dari Gaza, Rabu (27/8) dini hari.


Nur Ikhwan menyampaikan laporan ini sambil mendampingi Rina Wati, WNI asal Cianjur, menuju perbatasan Rafah dalam upaya segera keluar dari Jalur Gaza.Dengan gembira para pejuang Palestina melepaskan tembakan ke udara, sementara sebagian warga lain terlihat membagi-bagikan permen.


Ratusan warga Palestina membawa pengungsi di dalam rumah sakit As-Shifaa di Gaza City dan merayakan kemenangan. Banyak warga menunjukkan tanda “V” (Victory) dengan dua jarinya sebagai simbol kemenangan Palestina atas penjajah Zionis.
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan, kesepakatan juga berisi seruan pembukaan semua penyeberangan perbatasan antara Jalur Gaza dengan wilayah yang diduduki Zionis, yang secara efektif akan menandakan akhir dari embargo panjang Zionis terhadap Gaza, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.


Kantor berita Reuters dan AP mengutip para pejabat penjajah yang mengatakan pemerintah Zionis telah menerima kesepakatan. Media Zionis pun melaporkan hal yang sama. Wakil pemimpin Hamas di pengasingan, Moussa Abu Marzouk, mengatakan kesepakatan itu merupakan “kemenangan bagi perjuangan”, demikian Al Jazeera melaporkan.


Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan pada hari Selasa (27/8) dari Tepi Barat yang diduduki, bahwa proposal kesepakatan yang baru telah diterima oleh semua pihak dan gencatan senjata diberlakukan mulai pukul 19.00 waktu Gaza (23.00 WIB). Ia menyambut kesepakatan itu sebagai sebuah kesempatan untuk “membangun negara baru dan mengakhiri pendudukan”.


Sejumlah pejuang di Tepi Barat juga menembakkan senjata ke udara sebagai bentuk perayaan kemenangan Palestina. (MINA).

Ahirnya Israel Menyerah

Dalam hitungan menit sesudah Dr Musa Abu Marzuq, tokoh senior Hamas, mengisyaratkan akan ada gencatan senjata jangka-panjang, segera sumber-sumber Zionis Yahudi mengakui bahwa dua roket Mujahidin jatuh di pinggiran Tel Aviv tanpa sempat terdeteksi sehingga tak ada bunyi sirene meraung seperti biasanya.


Hanya lima menit sebelum akhirnya gencatan senjata resmi diumumkan oleh Mahmoud Abbas pada Selasa (26/8) pukul 19:00 waktu Gaza, kembali roket Mujahidin Al-Qassam M-75 melesat ke Tel Aviv.
Ini hanyalah satu dari sekian banyak tanda, bahwa kalau dengan gencatan senjata ini Mujahidin umumkan kemenangan maka karena memang sesungguhnya mereka menang.
Dengan gencatan jangka panjang ini, blokade atas Gaza akan dicabut, wilayah para nelayan mencari ikan akan diperluas, dan pihak Zionis sudah berjanji akan hentikan pembunuhan targeted assassinations terhadap pimpinan Mujahidin dan aktivis. Betul bahwa sejumlah tuntutan yang memang adalah hak rakyat Gaza seperti pembukaan kembali bandara dan pelabuhan akan masih dibicarakan dalam waktu sebulan ini.


Namun semua tanda yang ada menunjukkan: Mujahidin yang dipimpin oleh Hamas menang, Zionis Yahudi dan Benjamin Netanyahu kalah. Kalah. Kalah.
Beberapa Catatan Penting:

PERTAMA, RAKYAT YAHUDI ZIONIS SEMAKIN MERASA GAGAL DAN KETAKUTAN 
Senin (25/8), Netanyahu dan kabinetnya rapat lagi untuk membicarakan gencatan karena mereka sudah terpaksa. Berbagai kerusakan besar sudah terjadi akibat roket-roket Hamas, termasuk tewasnya seorang bocah bernama Daniel Tregerman, 4 tahun. Bocah ini tinggal di Nahal Oz di pinggiran perbatasan Gaza yang paling sering dihujani roket. Dalam sehari hujan roket Mujahidin ke berbagai kota, bahkan yang jauh seperti Haifa, merusak banyak sekali aktivitas sosial dan ekonomi warga Yahudi.


Dukungan perang terhadap Gaza ini sudah merosot—dari 82 persen di awal agresi selama 51 hari ini, turun jadi 38 persen. Netanyahu semakin tidak populer. Kenapa?


Karena rakyatnya menyadari, kalau sekadar membunuh dan membunuh tidak berhasil menghentikan Mujahidin. Sudah jelas, pembantaian demi pembantaian tidak berhasil mematahkan kokohnya persatuan rakyat dan kepemimpinan Hamas.


Netanyahu kebingungan hendak berbuat apa terus saja memerintahkan pembantaian. Bukan perang seperti ini yang diinginkan rakyatnya: Mereka ingin perang yang langsung mematikan Hamas dan menaklukkan Gaza sehingga kembali di bawah penjajahan mereka. Ini gagal total. Rakyat Yahudi Zionis menyadari, janji Netanyahu akan “mengembalikan quiet and security” sudah gagal—perang 7 minggu membuat mereka terus menerus tak aman, dan mereka sadar meneruskan perang tidak akan mengembalikan quiet and security itu.


KEDUA, MUJAHIDIN TERNYATA MAMPU BERTAHAN LAMA DAN BAHKAN BERTAMBAH KUAT

Ketika sudah 7 minggu, Al-Qassam dan para Mujahidin Perlawanan lainnya masih mampu terus berperang dan bahkan sudah mulai mengadakan serangan bersama. Selasa (26/8), misalnya, Al-Qassam melancarkan roket bersama dengan Detasemen Al-Quds.


Semakin lama, derajat kerusakan yang dilancarkan oleh Al-Qassam semakin serius –dibandingkan di hari-hari pertama perang Ashful Ma’kul ketika satu roket yang mengenai rumah seorang Yahudi mungkin hanya sekadar memecahkan jendela.


Dalam beberapa hari terakhir ini, foto-foto kerusakan lebih serius seperti mobil dan rumah yang hancur sudah mulai bermunculan sehingga orang yang mengamati akan tahu: kualitas persenjataan yang dipakai oleh Qassam semakin powerful.


Bukan tak mungkin ini adalah taktik perang Mujahidin: yang ditembakkan di awal-awal perang adalah yang hanya akan bikin Zionis kelabakan dan panik gunakan rudal-rudal intersepsi Iron Dome yang sangat mahal sampai akhirnya Zionis mulai kehabisan persenjataan.


Begitu kelihatan mulai kewalahan, barulah Mujahidin gunakan roket-roket yang jauh lebih perkasa sehingga sampai ke Tel Aviv dan Haifa dan sebabkan kerusakan serius.


Hamas beberapa tahun lalu dianggap sekadar “sekelompok teroris amatir” dengan roket dari pipa pralon—tapi di awal perang Qassam langsung memberikan kejutan demi kejutan bukan saja berupa persenjataan baru tapi juga berbagai taktik militer yang tak pernah diduga sama sekali oleh Zionis, termasuk mengimkan pasukan ke belakang garis musuh dan membunuh sekian banyak tentara.


Jangan lupa: sampai sekarang masih ada serdadu Zionis bernama Shaul Oron yang ditangkap dan berada dalam tawanan Al-Qassam. Rahasia Total.


KETIGA, ISRAEL KINI SERBA TERJEPIT DAN TAK PUNYA ALTERNATIF SELAIN GENCATAN SENJATA

Posisi Zionis saat ini serba terjepit:
Mau lakukan serangan udara terus, berarti habiskan persenjataan mereka, sementara kiriman baru dari AS belum datang. Mau terus menangkis, roket Mujahidin juga habiskan arsenal mereka.


Mau lakukan lagi serangan darat sama saja dengan bunuh diri karena hampir 100 persen dari seluruh serdadu Zionis yang mati itu benar-benar mati saat perang darat lawan Mujahidin. Jumlah serdadu mati yang mereka akui sendiri ada lebih dari 300 orang. Jumlah yang disiarkan Kantor Berita Syahab hampir 500 orang. Seratus di antaranya bunuh diri.


Al-Qassam berhasil pula membuat Zionis ‘mati tagak’ (mati berdiri, kata orang Minang). Persenjataan senilai miliaran dolar sudah mereka habiskan sampai harus mengemis-ngemis minta dikirimi arsenal baru dari AS. Ekonomi hancur berantakan: sejumlah penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Ben Gurion harus dibatalkan. Pariwisata langsung layu. Banyak orang Yahudi memilih segera liburan meninggalkan wilayah jajahan yang selama ini dijual dan dipromosikan sebagai tempat ‘hijrah’ orang Yahudi dari seluruh dunia.
Dalam sejarahnya, belum pernah Zionis kalah setelak ini. Tidak ada satu orang pun Yahudi di tanah Palestina yang mereka jajah itu percaya bahwa mereka dalam keadaan aman. Semua orang Yahudi di tanah jajahan mereka sadar, mereka dalam keadaan bahaya dan sewaktu-waktu dapat menjadi mangsa roket Mujahidin. Mujahidin Hamas berhasil menjadikan warga Yahudi sekarang ini merasa stres ketakutan di rumah dan tanah yang mereka rampok sendiri sejak 1948.


Pilihan mereka hanyalah menghentikan blokade atas Gaza dan pada waktunya menghentikan penjajahan atas Palestina (yang sekarang belum kelihatan tapi sudah nampak tunas-tunasnya karena pergolakan rakyat Palestina di Occupied Territory sudah makin subur).


Pada Selasa (26/8), Dr Musa Abu Marzuq dan kawan-kawan kembali ke meja perundingan dan Allah izinkan berhasil mendesakkan formulasi gencatan senjata yang disebutkan di atas.


Kalau ada anggapan, gencatan senjata kali ini karena Netanyahu didesak sana-sini termasuk AS, maka kita bisa mengatakan: Gencatan ini adalah kemenangan dari Allah bagi para Mujahidin yang berhasil memaksa Zionis ‘Israel’ mencari gencatan senjata.


Kabar baik yang paling benar hanya dari Allah:
Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,” (terjemah Kalimat Allah dalam surat Aali Imran ayat 126).
Maha Benar Allah atas Segala Kalimat-Nya.* (Sahabat Al-Aqsha)- See more at: http://salam-online.com/2014/08/kenapa-akhirnya-zionis-menyerah.html#sthash.yHtv8WYw.dpuf

Para Penghafal Al-Qur'an di Indonesia

Penghafal Al-qur'an di Indonesia sudah mulai bermunculan dan bersilaturahmi ke belahan dunia luar, dan yang paling mengherankan adalah penghafal2 al-qur'an ini masih berusia belia. Inilah buktinya bahwa Al-qur'an adalah kitab suci yang di turunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril.  Dan masih banyak anak-anak di segala penjuru pelosok Indonesia yang Hafiz Qur'an  Berikut ini foto-foto para penghafal al-qur'an dari Indonesia : 

Sebanyak 70 santri hafiz atau penghafal Alquran mendapat pelayanan pendidikan dan beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk belajar lebih baik dan mendalam di Turki. Pemerintah berharap, setelah lulus dari pendidikan resmi berbasis Alquran itu, mereka bisa menjadi imam masjid di mancanegara.

“Insya Allah setelah mereka diisi dengan ulumul Quran, tajwid, dan segala pengetahuan Alquran di sana, nanti mereka diprioritasikan menjadi imam di negara-negara Eropa dan Amerika,” kata Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar kepada Republika, Selasa (19/8).

Sebanyak 70 santri itu diberangkatkan pada Senin (18/8) malam menuju Turki. "Kementerian Agama telah melakukan kerja sama dengan salah satu lembaga pendidikan di Turki agar mengarahkan para lulusan asal Indonesia untuk menjadi imam dunia," kata Nasaruddin.
Lebih jauh, para santri penerima beasiswa diharapkan dapat memperkenalkan Islam yang menyebarkan kasih sayang dan kesejahteraan bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin). "Bukan Islam yang berkiblat pada sekuler ataupun fundamentalis," kata Nasaruddin.

Dia juga menemukakan, semangat masyarakat dalam menghafal Alquran makin meningkat dari tahun ke tahun. Ini terasa dari keberadaan para hafiz yang tersebar dan didominasi oleh kalangan belia. Semangat kuat inilah yang disambut pemerintah dengan dukungan dalam bentuk layanan pendidikan dan beasiswa.

Siswi SD di Usir di Entrop Papua Karena Memakai Jilbab

Bukan Hanya di Bali, Siswi SD di Usir di Entrop Papua Karena Memakai Jilbab

Papua-, Kasus diskriminasi penggunaan jilbab didunia pendidikan kembali terjadi, kali ini terjadi di Kota Jayapura. Seorang siswi kelas 5 SD Negeri Entrop bernama Faradila diusir dari sekolah hanya karena mengenakan jilbab. 

Orang tua siswi tersebut, Iwan menceritakan bahwa pengusiran pertama terjadi pada hari Kamis (14/8/2014) di mana menurut sang anak saat itu wali kelasnya, H. Sirait mengusir sang anak karena mengenakan jilbab. Saat itu juga Faradila langsung pulang. Demikian sebagaimana diberitakan oleh harian Cenderawasih Pos.
Lalu pada Sabtu (16/8/2014) Faradila kembali ditegur untuk tidak mengenakan jilbab dan akhirnya kejadian pengusiran terakhir terjadi pada Senin (18/8/2014) kemarin sekitar pukul 08.00 WIT.

“Awalnya anak saya diusir pada hari Kamis. Saat itu ia langsung disuruh pulang. Saya sendiri tahu ketika disuruh jemput anak saya di depan toko,” kata Iwan. “Pada hari Sabtu (16/8/2014), Faradila diultimatum untuk Senin (18/8/2014) tidak lagi menggunakan jilbab dan bila melanggar maka diminta untuk segera mengurus surat pindah. Ini disampaikan Wali Kelas dan Kepala Sekolahnya,” jelas Iwan yang dibenarkan anaknya.

Iwan ngotot bahwa sang anak tidak bersalah soal pakaian ini, sebab sekolah tersebut adalah sekolah negeri. Apalagi sang anak sendiri yang memiliki keinginan untuk mengenakan jilbab. Menurut Iwan kerudung tidak mengganggu proses belajar mengajar.  

“Anak saya mulai berkerudung sejak 4 Agustus lalu dan saya tidak pernah meminta anak saya berkerudung, tapi dia yang mau. Nah, kalau akhirnya dilarang oleh sekolah kami juga bingung. Itu aturan dari mana?” tanyanya penuh keheranan.

Sikap Ulama Terhadap Perbedaan Mazhab

Sikap KH. Hasyim Asyari terhadap Perbedaan Mazhab 

KH. HASYIM Asyari dikenal sebagai seorang ulama yang sangat toleran terhadap perbedaan mazhab. Meski ia termasuk pendiri Nahdatul Ulama yang dikenal banyak mengambil pendapat Imam Syafi’i namun dengan tegas ia menyeruh para ulama NU menjauhi sifat fanatik buta terhadap satu mazhab.

Mengenai hal ini ia menulis, “Wahai para ulama yang fanatik terhadap madzhab-madzhab atau terhadap suatu pendapat, tinggalkanlah kefanatikanmu terhadap urusan furu’ (cabang agama), dimana para ulama telah memiliki dua pendapat atau lebih yaitu; setiap mujtahid itu benar dan pendapat satunya mengatakan mujtahid yang benar itu satu akan tetapi pendapat yang salah itu tetap diberi pahala. Tinggalkanlah fanatisme dan hindarilah jurang yang merusakkan ini (fanatisme). (Mawa’idz, hal. 33 dalam kompilasi kitab Hasyim Asy’ari, Irsyadu al-Sariy fi Jam’i Mushannafati al-Syaikh Hasyim Asy’ari).

Seruan tersebut tidak hanya dituangkan dalam tulisan, namun juga ia praktekkan dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut KH. Shalahuddin Wahid (Gus Sholah), suatu ketika, Kiai Hasyim Asyari akan kedatangan seorang ulama bernama KH. Abdurrahman Syamsuri dari Pondok Pesantren Muhammadiyah, Paciran Lamongan, Jawa Timur. 

Ketika itu Kiai Hasyim dengan KH. Abdurarhman berbeda pendapat mengenai hukum memukul kentongan sebelum adzan. KH. Abduurahman berpendapat bahwa memukul kentongan sebelum adzan tidak dibolehkan. Sedang KH. Hasyim membolehkan dengan syarat itu bukan bagian dari ibadah sholat.

Karena tahu KH. Abdurrahman hendak silaturahmi ke pesantrennya, KH. Hasyim mengintruksikan kepada masjid Nahdliyin di sepanjang jalan yang akan dilalui oleh KH. Abdurrahman untuk menyimpan kentongan dan tidak membunyikannya. Hal itu dilakukan untuk menghormati tokoh Muhammadiyah tersebut. 

Hal yang sama juga dilakukan oleh KH. Abdurahman ketika KH. Hasyim Asyari bersilaturahmi ke pesantrennya. Seluruh masjid Muhammadiyah yang akan dilalui KH. Hasyim diperintahkan untuk memasang kentongan sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh NU tersebut.

Demikian pula ketika ada seorang jamaah (santri) datang ke KH. Hasyim Asy’ari melaporkan bahwa ia baru datang dari Yogyakarta. Menurutnya, di kota gudeg itu ada sebuah aliran sesat. Mendengar penjelasan tersebut, KH. Hasyim bertanya tentang ciri-ciri aliran tersebut. Si jamaah ini menjelaskan bahwa pemahaman
kelompok itu memiliki kesamaan dalam rukun iman dan Islam dengan mayoritas umat Islam. Namun ada sedikit perbedaan dalam pelaksanaan shalat Shubuh, yaitu mereka tidak menggunakan qunut.

Si jamaah ini juga melaporkan bahwa pemimpin kelompok tersebut bernama H. Muhammad Darwis. Mendengar laporan tersebut, KH. Hasyim tersenyum dan menyatakan bahwa H. Muhammad Darwis adalah temannya ketika di Mekkah. Ia juga menegaskan jika kelompok Yogyakarta itu bukan aliran sesat.

H. Muhammad Darwis adalah pendiri Persyarikatan Muhammadiyah yang dikemudian hari dikenal dengan nama KH. Ahmad Dahlan. Sikap KH. Hasyim Asyari ini menunjukkan bahwa ia seorang ulama yang sangat paham dengan masalah-masalah furuiyah. Jika sebuah masalah masih terkait dengan persoalan khilafiyah, ia
sangat bijak menyikapinya. 

Pengalaman hidup di Timur Tengah dan pengetahuannya yang mendalam tentang ilmu Islam, membuatnya bisa membedakan mana persoalan cabang dan pokok dalam agama. Selama hidupnya, KH.Hasyim dikenal sebagai seorang ulama yang menyeru pentingnya persatuan umat Islam dengan meninggalkan fanatisme buta. Ia mendorong para ulama bersatu padu dan tidak terpecah-belah demi kejayaan agama Islam.

Dalam kitabnya Risalah Ahlu Sunnah wa al- Jama’ah, Kiai Hasyim mewanti-wanti para ulama agar bersikap santun terhadap mereka yang berbeda dalam masalah furuiyah. Jika ditemukan amalan orang lain yang memiliki dalil-dalik mu’tabarah, akan tetapi berbeda dengan amalan Syafi’iyyah, mereka tidak boleh
diperlakukan keras. 

Hal ini dipertegas dalam Muktamar NU ke-XI pada 9 Juni 1936, “Janganlah perbedaan itu (perbedaan furu’) kalian jadikan sebab perpecahan, pertentangan, dan permusuhan,”.

Apalagi Kiai Hasyim tahu bahwa masyarakat Indonesia sebagian besar adalah orang awam yang masih banyak bergantung pada ulama. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagian besar masyarakat belum bisa secara langsung memahami al-Qur’an dan Hadits. Karena itulah orang-orang yang menganut mazhab empat yaitu Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hanbali tidak boleh dikatakan sesat. Meski ketika di Makkah ia menerima ide-ide Muhammad Abduh agar umat Islam kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, namun ia menolak pemikiran yang yang melepaskan diri keterikatan mazhab.

Ia berkeyakinan bahwa tidak mungkin semua orang bisa memahami maksud sebenarnya ajaran-ajaran al-Qur’an dan Hadist tanpa mempelajari pendapat-pendapat ulama mazhab. Menafsirkan kedua kitab tersebut, tanpa mempelajari dan meneliti buku para ulama mazhab, menurut Kiai Hasyim hanya akan menghasilkan pemutarbalikan dari ajaran-ajaran Islam yang benar. Hal ini berarti bertentangan dengan pemahaman para ulama mujtahid yang memiliki spesialisasi dan kemampun menyimpulkan hukum-hukum agama, dengan mengambil dan bersumber dari al-Qura’n dan Hadits, berdasar standar ilmu-ilmu yang terkait. ( Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama Biografi KH. Hasyim Asy’ari, hal.26).

Kiai Hasyim menjelaskan bahwa jika seseorang tidak mau merujuk kepada para ulama yang otoritatif, dikhawatirkan ada orang awam yang tiba-tiba mendeklarasikan diri menjadi figursumber agama dan berbicara tentang al-Qur’an dan hadits, namun ternyata ia melakukan perilaku bid’ah dan pemahaman sesat dan menyesatkan orang lain yang sama-sama awam. ( Risalah Ahlussunnah wal Jamaah, hal 16).)

Jika ini terjadi, maka yang terjadi bukan memecahkan problematika umat, tapi malah menambah permasalahan baru. 

Konsep Masyarakat Dan Konsep Kebudayaan

Pengetahuan diperoleh karena ada rangsangan pada diri manusia untuk mengetahui sesuatu dalam rangka mempertahankan hidupnya. Pengetahuan ada yang umum dan ada yang khusus. Pengetahuan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara pengetahuan dengan objeknya. Pengetahuan menjadi ilmiah karena adanya keinginan yang mendalam untuk menyelidiki sesuatu yang ingin kita ketahui dengan menggunakan metode tertentu, dan itulah yang kemudian disebut ilmu pengetahuan. Penelitian untuk menyelidiki kebenaran ilmiah dapat dilakukan melalui pendekatan induktif maupun deduktif. Ilmu pengetahuan dikembangkan bukan hanya untuk ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi juga karena adanya kepentingan-kepentingan di dalamnya. Apa pun kepentingannya, ilmu pengetahuan seharusnya dikembangkan untuk meningkatkan harkat dan kesejahteraan manusia. 

ILMU BUDAYA DASAR, ILMU ALAMIAH DASAR, DAN ILMU SOSIAL DASAR 

Ilmu pengetahuan dapat dikelompokan melalui beberapa cara. Secara umum ilmu pengetahuan dikelompokan menjadi tiga yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya atau lebih umum disebut ilmu pengetahuan humaniora. Pengelompokan ilmu pengetahuan ini yang mendasari pengembangan Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, dan Ilmu Budaya Dasar sebagai matakuliah dasar umum yang wajib diambil oleh mahasiswa di samping matakuliah dasar umum lainnya seperti Agama, Pancasila, dan Kewiraan. Matakuliah Ilmu Sosial Dasar bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu tetapi lebih merupakan kajian yang sifatnya multi atau interdisipliner. Ilmu Sosial Dasar diajarkan untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum kepada mahasiswa tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi di sekitamya. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap lingkungan sosialnya. Dengan kepekaan sosial yang dimilikinya, mahasiswa diharapkan memiliki kepedulian sosial dalam menerapkan ilmunya di masyarakat. 

Ilmu Pengetahuan Dan Pemanfaatannya 

Ilmu pengetahuan dikembangkan untuk meningkatkan harkat hidup manusia, sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Masalahnya, manusia sering memiliki rasa serakah, sehingga ilmu pengetahuan tidak jarang digunakan untuk memenuhi kepentingannya sendiri walaupun dengan cara mengorbankan orang lain. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan ilmu pengetahuan. Karena itulah ilmu pengetahuan harus memiliki etika atau kode etik ilmu pengetahuan. Dalam mempelajari etika ilmu pengetahuan, masalah yang menjadi perhatian utama adalah masalah utilitarisme. Utilitarisme adalah nilai praktis kegunaan ilmu pengetahuan. Dalam konteks utilitarisme, ilmu pengetahuan harus dikembangkan dalam rangka memberikan kebahagiaan dan kesejehteraan semua manusia. Dari situlah perlu ada rasa keadilan dalam penerapan ilmu pengetahuan.

HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN 

Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia. 

Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.

Perkembangan ISIS (Islamic State in Iraq and al-Syam)


Nama ISIS (Islamic State in Iraq and al-Syam) tiba-tiba menjadi isu yang marak dibahas dalam konflik Suriah dan Irak. Tulisan ini, akan menganalisa secara ringkas beberapa hal penting terkait asal muasal dan perkembang
an organisasi tersebut.

Hal pertama untuk mengkaji tema ini adalah tentang sejarah dan nama ISIS itu sendiri. Dalam bahasa Arab, ISIS atau Islamic State in Iraq and al-Syam merupakan terjemahan dari organisasi Ad-Daulah al-Islamiyah fi al-Iraq wa asy-Syam. Tapi, Associated Press dan AS menyebutnya sebagai Islamic State in Iraq and The Levant (ISIL).

Organisasi ini ada kaitannya dengan arus gerakan Salafiyah Jihadiyah yang menghimpun berbagai unsur berbeda untuk bertempur di Irak dan Suriah. Di medan tempur, mereka terbagi-bagi di bawah sejumlah front. Karena kondisi tersebut, dimunculkanlah nama organisasi yang menyebut istilah “Ad-Daulah Al-Islamiyah” (Islamic State). Nama ini sekaligus menjadi magnet yang menarik banyak pasukan dari berbagai daerah di medan perang untuk menyatakan kesetiaannya di bawah organisasi payung yang besar.

Seputar Pendirian dan Kepemimpinan
Organisasi Daulah Islamiyah awalnya terbagi dua. Yakni Daulah Islamiyah fil Iraq yang di media massa dikenal dengan nama “Daisy” yang disandarkan pada Kelompok Tauhid wal Jihad yang didirikan tokoh berkebangsaan Yordania, Abu Musa az-Zarqawi di Irak tahun 2004 paska invasi militer AS ke Irak. Zarqawi pada tahun 2006 menyatakan kesetiaannya pada mantan pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden, dan meminta agar organisasinya menjadi bagian dari organisasi tersebut. Selanjutnya, pada tahun yang sama, dibentuk Dewan Syuro Mujahidin di bawah kepemimpinan Abdullah Rashed al-Baghdadi.

Tapi, az-Zarqawi akhirnya tewas dalam serangan AS pada pertengahan tahun 2006 dan kepemimpinan Daulah Islamiyah beralih ke Abu Hamza al-Mohajir. Hanya 4 tahun kemudian, tepatnya tanggal 19 April 2010, tentara AS di Irak berhasil membunuh Abu Hamza al-Mohajir. Dalam waktu sekitar sepuluh hari, Dewan Syuro menyelenggarakan pertemuan untuk memilih Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pengganti kepemimpinan Daulah Iraq Islamiyah.

Munculnya Konflik
Tanggal 9 April 2013, muncul sebuah rekaman suara yang dikaitkan dengan suara Abu Bakr al-Baghdadi. Dia menyatakan bahwa Jabhah Nushra (Front Kemenangan) di Suriah merupakan perpanjangan dari organisasi Daulah Iraq Islamiyah. Dalam rekaman itu, nama Jabhah Nushrah dan Daulah Iraq Islamiyah dihapus untuk kemudian diganti menjadi Daulah Islamiyah fil Iraq wa Asy-Syam. Inilah awal terbentuknya organisasi yang kemudian dikenal oleh media asing dengan istilah ISIS atau ISIL.

Awalnya, Jabhah Nushrah menerima bergabung dengan ISIS. Tapi kemudian terjadi perbedaan dan bahkan kontak senjata. Di Suriah, berbagai organisasi oposisi bersenjata termasuk Jabhah Nushrah bentrok dengan kelompok pasukan Daulah terkait penguasaan dan pengendalian beberapa lokasi di Suriah. Di sejumlah lokasi yang dikuasai oleh Daulah, dikabarkan tempat-tempat itu juga pasukan ISIS menerapkan sikap keras dalam penerapan syariat Islam dengan menghukum mati sejumlah tokoh kabilah. Kelompok ini secara terbuka juga menentang permintaan Aiman Zawahiri yang merupakan ketua organisasi al-Qaeda yang meminta agar ISIS fokus di Irak dan tidak masuk ke wilayah Suriah yang merupakan wilayah tempur Jabha Nushrah.

Al-Maqdisi dan Al-Zawahiri
Perselisihan dan pertempuran antara ISIS dan Jabha Nushrah –keduanya terinspirasi dengan al-Qaeda— di Suriah memunculkan perselisihan mendalam antar pimpinan. Sementara Aiman Zawahiri dikenal sebagai pimpinan al-Qaeda yang menjadi rujukan para pimpinan organisasi jihadi. Abu Mohammed Adnani, juru bicara ISIS, pada bulan Mei 2014 menyerang Zawahiri dan menafikan bahwa kelompoknya merupakan cabang dari al-Qaeda, “Tak pernah terjadi apa yang disebutkan itu,” demikian ujar Adnani
Sedangkan Esham Barqawi atau Abu Muhammad al-Maqdisi -yang disebut sebagai referensi spiritual kelompok Salafiyah Jihadiyah- juga mengkritik ISIS dan menyebutkannya sebagai pihak yang bertanggungjawab atas gagalnya rekonsiliasi dengan Jabha Nushrah di Suriah.

Kekuatan Militer
Sejak tahun 2006, ISIS memiliki kekuatan militer besar dan menjadi organisasi militer terkuat di Irak. Mereka mulai memberi pengaruh di daerah yang luas. Tetapi, mereka harus berhadapan dengan munculnya organisasi Dewan Kebangkitan yang merupakan perhimpunan bersenjata dari klan dan kabilah Irak yang didirikan untuk melawan organisasi al-Qaeda serta mendapat dukungan pasukan AS dan pemerintah Irak.

Sedangkan di Suriah, ISIS yang menghimpun para pasukan dengan kualitas tempur yang lebih baik berhasil meraih sejumlah kemenangan di Suriah. Mereka relatif menguasai penuh wilayah Deir al-Zour di perbatasan dengan Irak. Tapi di sisi lain, mereka kehilangan pengaruh di Aleppo dan pedesaan sekitarnya. Akhirnya, seluruh pasukannya harus angkat kaki dari Aleppo.

Charles Lester, peneliti Pusat Brookings Institute yang terletak di Doha menyebutkan perkiraan jumlah pasukan organisasi Daulah Islamiyah di Suriah mencapai 6000 atau 7000 personil. Sedangkan di Irak jumlahnya sekitar 5000 hingga 6000 personil.

Al-Jazeera menyebutkan, secara umum, pasukan organisasi Daulah Islamiyah, mayoritas pasukannya ada di Suriah. Mereka adalah orang-orang Suriah. Akan tetapi, pemimpin organisasi Daulah mengatakan bahwa mayoritas datang dari luar Suriah yang sebelumnya memiliki pengalaman perang di Irak, Chechnya, Afghanistan dan berbagai medan tempur lainnya. Sedangkan di Irak, mayoritas pasukan Daulah Islamiyah adalah orang-orang Iraq sendiri. Pakar masalah Timur Tengah Roman Caillet dari French Institute mengatakan bahwa mayoritas pasukan organisasi Daulah Islamiyah adalah orang-orang Irak atau Libya.

ISIS Terinfiltrasi?
Benarkah ISIS terinfiltrasi? Abdullah bin Mohammed, analis strategi Salafy Jihadi mengatakan bahwa pada awalnya ia membantah dan meragukan informasi itu. Namun, sejumlah informasi dari kelompok Anshar Islam Sunni di Irak menunjukkan ISIS di Irak sulit dikendalikan.

Organisasi Anshar Islam Irak –arus Sunni di Irak- pada Februari 2013 berkirim surat pada pimpinan al-Qaeda, Aiman Zawahiri. Dia menegaskan konflik antara pasukan ISIS dan sejumlah kelompok di Irak disebabkan karena tidak adanya penanggung jawab resmi dari organisasi itu di Irak. Dengan tidak adanya sumber itu, muncul banyak inisiatif lapangan yang pada akhirnya berbenturan dengan kelompok mujahidin Irak seperti kelompok Anshar Islam dan lainnya. Berulangkali, pasukan ISIS dikabarkan menyerang kelompok Jamaah Anshar Islam. Sementara pihak Anshar Islam mencoba mengendalikan diri untuk memelihara situasi dari kondisi genting.

Pendanaan
Hingga kini masih simpang siur soal sumber pendanaan ISIS. Pihak yang membiayai, bisa kelompok intelijen yang berkepentingan secara regional, atau bisa juga ISIS di Suriah maupun Irak membiayai aktivitasnya dari sumber dana potensi daerah yang dikuasai. ISIS di Suriah menguasai sejumlah sumur minyak dan telah ada laporan terkait penjualan minyak mentah ke para pembeli lokal. Bahkan, hingga pemerintah Suriah juga membeli dari mereka. Belakangan, mereka menguasai kota Mosul sebagai kota terbesar kedua di Irak dari sisi jumlah penduduk pada 11 Juni 2014. Mereka juga menguasai Tikrit yang merupakan basis kelompok pro Saddam Husein. Dan di dua kota itu, mereka memperoleh dana yang besar.

Namun demikian, sejumlah pengamat tidak melihat bahwa jatuhnya Mosul dan Tikrit adalah karena kekuatan personil ISIS. Melainkan karena dukungan kelompok bersenjata kabilah yang dahulunya adalah loyalis mantan penguasa Irak, Saddam Husein.

Juru bicara kelompok militan Islam ISIS mengumumkan bahwa mereka menyatukan wilayah-wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah ke dalam satu kekhalifahan. Abu Muhammad al-Adnani mengatakan hari Minggu (29/06) melalui situs internet dan Twitter bahwa di kekhalifahan ini semua aspek kehidupan akan diatur sesuai dengan hukum Islam.

Kekhalifahan tersebut mencakup wilayah dari Aleppo di Suriah utara hingga Diyala di Irak timur.
Juru bicara ISIS mengatakan perkembangan ini membuat mereka mengubah nama dari ISIS, yang bermakna Negara Islam Irak dan Levant, menjadi "Negara Islam" saja.Kelompok ini juga mengatakan sudah mengangkat pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi sebagai khalifah, yang dikatakan sebagai pemimpin semua umat Islam.
"Ia adalah imam dan khalifah bagi setiap Muslim (di seluruh dunia)," kata Al-Adnani.

Pembentukan kekhalifahan Islam diumumkan setelah ISIS merebut beberapa wilayah di Irak.
ISIS -kelompok militan Sunni- memiliki garis ideologi yang sama dengan al-Qaida tetapi diperkuat oleh para pejuang asing yang berasal dari luar Irak. Charles Lister, pengamat di lembaga kajian Brooking Doha Center, menilai pengumuman ini sebagai perkembangan yang penting. "Terlepas dari persoalan legitimasi, pengumuman pembentukan kekhalifahan ini adalah perkembangan paling signifikan jihadisme internasional sejak serangan 11 September," kata Lister seperti dikutip kantor berita Reuters.