RIWAYAT SUNAN KALI JAGA

Riwayat Sunan Kali Jogo yang Bertapa di Sungai 


Pengertian dari syari'at, ma'rifat dan hakikat apa sih pak Ustadz. Kalau Sunan Kali Jogo itu termasuk yang mana juga, kalau di ceritanya kan dia bertapa di sungai berhari-hari apa dia tidak sholat waktu melakukan pertapaan itu.

Apakah Nabi Muhammad SAW juga melakukan itu semua? Kalau pak Ustadz tidak keberatan tolong dijelasin, dari pada saya salah menilai pengertian-pengertian tersebut kan lebih baik tanya sama yang lebih tahu.

Terima kasih Wassalam 

Hendriyatno


Jawaban:

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Bismillah, Washshaltu Wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du.

Yang anda sampaikan itu hanya sebuah versi cerita. Tidak ada bukti kongkret yang bisa dipertanggung-jawabkan tentang kebenaran cerita demikian. Sebab kalau kita jujur dengan sejarah, sosok para wali tentulah tidak demikian.

Anda bisa bayangkan kalau sosok para wali itu adalah para penyebar agama, tidak mungkin kalau mereka ada pelaku tapa. Sebab bertapa itu perbuatan syirik yang dikutuk Allah SWT. Bagaimana mungkin para penyebar agama Islam justru mempraktekkan syirik? Tentu ini adalah sebuah pendekatan yang ingin merusak sejarah Islam di negeri ini. Bila memang benar para wali tukang bertapa, maka negeri kita saat ini mungkin tidak ada agama Islam, melainkan sebuah negeri dukun yang dipenuhi tukang sihir.

Buya HAMKA dalam salah satu makalahnya tentang sejarah masuknya Islam ke negeri ini menyebutkan bahwa seorang shahabat Rasulullah SAW pernah singgah di negeri ini, yaitu Yazid bin Muawiyah. Kalau para penyebar dakwah Islam di negeri ini sampai sekelas seorang shahabat Nabi, tentu bisa kita bayangkan bahwa penyebaran Islam di negeri ini memang betul-betul sejalan dengan ajaran Islam yang asli. Tidak mungkin para penyebar Islam justru mengajarkan nilai-nilai dan praktek kemusyrikan.

Apalagi setelah Islam tersebar di negeri ini, lalu berdirilah pusat-pusat kerajaan Islam yang menerapkan hukum Islam. Maka apa yang dilakukan para penyebar Islam tentu bukan sesuatu yang main-main, sehingga bisa sampai mendirikan kesultanan Islam yang berbentuk sebuah negara berdaulat. Kalau sosok mereka digambarkan lebih mendekati tokoh dunia persilatan atau sosok dengan beragam ilmu kedigjayaan, ini hanyalah fantasi para pendongeng yang kehabisan cerita. Sama sekali tidak ada bukti yang menguatkan hal demikian.

Bahkan para ahli sejarah menyatakan bahwa makna kata WALI bukanlah diambil dari istilah Waliyullah atau orang-orang yang 'dekat' kepada Allah. Tetapi wali disini bermakna pemimpin. Seperti yang kita kenal di masa sekarang ini dengan istilah wali kota. Wali Songo adalah para pemimpin wilayah teritorial. Bisa dianalogikan sebagai pemimpin daerah atau gubernur. Pusat kekuasaannya adalah negara Islam Demak. Makna 'songo' secara harfiyah adalah sembilan. Kemungkinan pada masa itu ada sembilan wilayah/propinsi. Ada juga yang mengatakan sembilan itu sebagai ungkapan banyaknya wilayah dan tidak harus hanya sembilan wilayah. Yang jelas mereka adalah para penyebar aqidah Islam, lalu setelah beridiri negara Islam, mereka menjadi pemimpin negeri itu. Tentunya tujuan pendirian negara Islam di tanah Jawa tidak lain adalah untuk menerapkan syariat Islam.

Sungguh sangat disayangkan, latar belakang sejarah peng-Islaman negeri kita yang sebenarnya yang sedemikian indah harus dikorbankan menjadi cerita khayal yang penuh dengan nuansa mistis, prahara atau rimba persilatan yang menjadi komoditas jualannya pembuat cerita film yang tidak bertanggung jawab. Menjadi tugas kita untuk membersihkan sejarah penyebaran Islam di negeri ini. Kita butuh peran para ahli sejarah yang berfikrah Islam untuk membersihkan gambaran suram tentang Islam di negeri ini. 

Wallahu a'lam bishshawab.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "RIWAYAT SUNAN KALI JAGA"

Post a Comment