Ni'mati Ikhtiar Sempurnakan Amal

oleh : KH Abdullah Gymnastiar

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada guna. (QS. Al Mu'minuun (23): 1-3)

Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. 

Saudaraku yang baik betapa indahnya menyimak firman Allah, Dzat Pemilik segala kemuliaan, yang menegaskan bahwa orang-orang yang berentung adalah mereka yang beriman. Betapa tidak! Ada banyak karunia kesanggupan yang dianugerahkan Allah kepada mereka dalam mengarungi hidup di dunia ini, sehingga memiliki bekal yang luar biasa dahsyat dan melimpah manakala mereka pulang ke akhirat kelak. 

Dua diantara karunia-Nya itu bahkan sungguh amat mengesankan. Yang pertama, mereka dikaruniai kesanggupan untuk dapat mendirikan shalat yang khusyuk. Padahal shalat yang khusyuk itu adalah shalat yang mencerminkan keikhlasan niat dan kesungguhan agar ibadahnya diterima, sehingga insya Allah akan membuahkan ma'rifat yang tinggi kepadaNya. Yang kedua, mereka dikaruniai kesanggupan untuk menjauhi diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia. Padahal, tidak berlaku sia-sia itu bukan perkara mudah. 

Hikmah dari kedua karunia itu adalah bahwa orang-orang yang benar-benar beriman mampu dengan sekuat-kuatnya meningkatkan kesungguhan niat dan cara dalam melakukan amal apa pun, serta mampu menikmatinya. Subhanallah! Tampaknya kesungguhan inilah memang yang harus pula dimiliki sekiranya kita mengharapkan senantiasa ditolong dan diperhatikan oleh Allah Azza wa jalla. Terjadinya kita melakukan suatu amalan, tetapi terasa biasa-biasa saja, tanpa adanya pertambahan nilai dan mutu apa pun pada diri kita, itu karena memang belum bersungguh-sungguh agar amalan kita diterima utuh olehNya. 

Coba saja rasakan manakala kita duduk dalam suatu shaf ketika shalat jum'at atau mengikuti suatu pengajian. Ketika kotak kencleng berlalu dihadapan ternyata kita kerapkali bersikap 'dingin-dingin' saja. Betapa tidak merasa rugi kita mendorong-dorong kotak kencleng ke saming sehingga begitu cepat sampainya ke pinggir. Bahkan merasa malah gembira ketika kencleng itu tidak berlalu dihadapan kita. Nyaris tidak ada sentuhan ketergugahan menerpa hati dan pikiran kita. Padahal, lewatnya kencleng di hadapan kita itu adalah karunia Allah jua. 

Begitu banyak di dunia ini orang yang dititipi oleh-Nya rizki yang melimpah, tetapi seraya tidak dikaruniai kesanggupan untuk menafkahkannya di jalan Allah. Atau yang lebih ringannya, merasa bingung harus disedekahkan ke mana dan kepada siapa. Seharusnya episode datangnya kencleng menghampiri kita itu membuat kita semakin peka. Seharusnya hati kita bertanya, ?Mengapa, Ya Rabb, kencleng itu Engkau ijinkan menghampiri saya? Oh, saya ingat baru saja tadi pagi saya diberi rizki uang oleh Allah sepuluh ribu rupiah. Rupanya ada hak masjid di dalamnya yang belum saya keluarkan? Maka, segeralah keluarkan dengan ikhlas sebelum diambil dengan paksa kembali oleh-Nya. Wallahu'alam.(

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ni'mati Ikhtiar Sempurnakan Amal"

Post a Comment