Membangun Generasi Pejuang

Bismillaahirrahmanirrahiim,

Subhanallah Walhamdulillah Wa Laillaha Illallah Allahu Akbar, Semoga Allah yang menggengam diri kita mengkaruniakan kepada diri kita lezatnya menjadi pejuang dalam hidup ini, lezat didalam menafkahkan harta dibanding lezat menerima harta, lezat nikmat bersimbah keringat berkuah peluh menolong dan membahagiakan orang lain dibanding nikmat ditolong dan dibahagiakan orang lain. Dan semoga Allah yang Maha Agung mengaruniakan kepada kita nikmatnya ikhlas, tidak silau oleh pujian, tidak tamak oleh penghargaan, tidak rindu akan pemberian namun yang dipikir adalah Hasbunallah Wa Ni'mal Wakiil Ni'mal Maula Wa Ni'mal Natsir. 

Saudaraku sebangsa dan setanah air hari ini adalah hari yang bertepatan Isra Mi'raj Rasulullah SAW dimana beliau memasuki tahun-tahun duka kehilangan istri yang tercinta, dalam suasana ditimpa berbagai bala bencana ternyata Allah memberikan nikmat tak terkira dengan Isra Mi'raj maka boleh jadi bala bencana yang menimpa negeri kita adalah ladang nikmat yang tak terkira bagi orang-orang yang layak diangkat derajatnya oleh Allah SWT ingat nakhoda yang briliant nahkoda yang hebat hanya akan lahir dalam badai yang membahana.

Kalau kita membaca sejarah dinegeri kita 350 tahun kita dijajah oleh Belanda dibuat menjadi manusia yang tidak percaya diri, manusia yang hanya sekedar menjadi kuli, tapi himpitan penjajahan ternyata bisa didobrak oleh sekelompok manusia yang berada dalam barisan para pejuang dinegeri ini, 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka buah dari perjuangan para pejuang. 

Saudaraku sekalian, Alhamdulillah kita bisa merdeka dengan tetesan air mata, keringat bahkan darah para pejuang, sekarang tahun 2004 kemerdekaan diraih hampir 60 tahun sepatutnya negara sebesar ini dengan seluas dan sekaya ini menjadi negara yang sangat disegani di dunia tetapi fakta kita dikenal dengan julukan yang kurang nyaman atau bahkan tidak enak, negara yang menjadi sarang korupsi, negara rangking kedua dalam pornografi, negara yang dianggap juga sarang teroris, mengapa julukan begitu banyak? 

Saudaraku kita lihat sejarah negara manapun jika tertindas, dijajah, dibelenggu, akan tampil barisan para pejuang yang mampu membobol kesulitan sebesar apapun, namun sesudah merdeka hampir semua negara dikelola tidak dikelola oleh para pejuang tetapi dikelola oleh para pekerja, bedannya para pejuang dan para pekerja adalah "pejuang" dia melakukan apapun tanpa pamrih dia rela keluarkan harta, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya, tidak berhitung waktu apalagi imbalan yang dia pikirkan adalah mempersembahkan yang terbaik agar bangsa ini merdeka dan anak cucunya tidak teraniaya. Sedangkan pekerja tentu berbeda, "pekerja" bekerja sesuai dengan imbalannya, maka tidak ada jam juang yang ada adalah jam kerja. 

Sebuah negara yang dikelola oleh para pekerja yang baik, jujur, professional, inovatif, Insya Allah seperti perusahaan yang dikelola dengan baik dan akan untung, sebaliknya sebuah perusahaan yang karyawannya malas, direksinya licik dan berbagai keburukan dalam perusahaan, pasti ambruk itu perusahaan. 

Pejuang dia berbuat, berkorban tanpa pamrih, dia melakukan yang terbaik untuk kepentingan orang lain untuk kepentingan masyarakat banyak ini yang paling top, sedangkan pekerja dia berbuat dan dia mendapat imbalan, tetapi yang paling buruk adalah penjahat, dia berbuat dengan mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya. 

Mengapa negara sekaya ini jadi banyak hutang? selain pengelolaan kurang bagus boleh jadi tidak sedikit orang yang curang, dan survey memang membuktikan kita termasuk orang yang disegani dalam masalah korupsi. Saudara-saudaraku jadi harus bagaimana? Sederhana saja andaikata sebuah kapal sehat, nahkoda bagus pasti dapat ikan banyak, tapi kalau kapal dalam keadaan rusak bocor dibawah, itu perlu perjuangan dan pengorbanan, harus ada yang menyelam, harus mau berpanas-panas kena las atau bahkan kesetrum harus ada pengorbanan agar kapal ini berlayar kembali. 

Negara kita ini sudah dalam keadaan kurang sehat, ini tidak akan bangkit kalau mengandalkan para pekerja saja, tidak bisa… pekerja itu butuh penghasilan sedangkan untuk menggajinya saja kurang, kita tahu untuk membayar saja hutang sudah sulit, bagaimana mungkin kita bisa mengurus kalau hanya karena ingin mendapatkan sesuatu. Bangsa ini hanya akan bisa bangkit ketika masyarakat, para pemimpinnya, para pengelola negara bergabung dalam barisan pejuang yang tanpa pamrih, Insya Allah bangkit negeri ini.

Saudara-saudaraku sebangsa setanah air jangan terlalu berharap banyak dengan adanya pemilu ini, berharap bagus tapi berharap terlalu banyak akan banyak kecewa, saya kira bangsa ini tidak akan berubah dengan sekedar berubahnya presiden, benar bahwa kita penting memiliki seorang presiden untuk pemimpin bangsa ini tapi apalah artinya seorang diri mengelola bangsa sebesar ini. Kita membutuhkan presiden, wakil presiden, para kabinetnya yang hidupnya itu tidak mengharapkan apapun dari bangsa ini kecuali ingin memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. 

Kita membutuhkan para pemimpin bangsa tipe pejuang yang Peka, karena orang tidak akan berbuat tanpa kepekaan, peka itu seperti gelas bening diisi air bening dimasukan satu butir debu akan tampak masuk dan mudah mengambilnya. Artinya seseorang akan peka dalam kehidupan ini bila punya hati nurani yang bening dan hati nurani yang bening inilah yang bisa peka melihat kekurangan dan kesalahan dirinya, hati yang beninglah yang bisa meraba ladang amal dihadapannya, hati yang beninglah yang akan peka terhadap ilmu disekitarnya, hati yang beninglah yang menjadikan dia peka terhadap keadaan orang-orang disekitarnya. 

Air kotor berada didalam gelas yang kotor jangankan debu, paku payung saja tidak akan kelihatan artinya orang-orang yang tidak peka hatinya, jangankan tahu dosa kekurangan sendiri maksiat saja akan dia benarkan. Artinya apa, kalau orang terbiasa bergaul dengan orang yang jujur, yang bersih, yang sayang kepada orang lain, orang yang tawadhu, maka kalau standarnya harum bau sedikit saja tercium, tapi kalau orang standarnya orang yang hanya bergelimang kemewahan, kemegahan, kekuasaan, orang-orang yang rakus, dia tidak akan bisa peka dan tidak ada orang berjuang kalo tidak peka, oleh karena itu kita sangat membutuhkan para pemimpin yang berhati nurani.

Saudara-saudaraku sekalian saya cemas kalau melihat tayangan-tayangan di tv kalau tayangan-tayangan itu hanya sekedar orientasi kekayaan, gelimang kemewahan dan kemegahan tidak akan membuat kita peka terhadap orang miskin. Rasulullah SAW menganjurkan kita bergaul dengan orang miskin supaya kita peka kepada mereka. 

Alhamdulillah pagi tadi di kota Bandung di monumen Bandung lautan api telah dideklarasikan gema nusa gerakan membangun nurani bangsa, yang berciri sms, Sukarelawan yang Membantu yang tidak tahu menjadi tahu, membantu yang salah untuk bisa memperbaiki diri dengan Santun dan mengedepankan semangat bersaudara, semangat solusi dan semangat sukses bersama.

Alhamdulillaahirobbil’alamin.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Membangun Generasi Pejuang"

Post a Comment