Islam Secara Kaffah

Ambil Islam Seluruhnya..! 

Suatu kali sekelompok sahabat sedang berkumpul untuk makan bersama. Menu yang dihidangkan adalah beberapa masakan dari daging onta beserta minum berupa susu onta. Tak lama kemudian datanglah seorang sahabat yang lain yaitu Abdullah bin Salam seraya berkata : “Daging onta dan susunya dalam agama kami dilarang” Mendengar pernyataan tersebut terperanjatkan para sahabat yang lain, “Bukankah Abdullah bin Salam sudah masuk Islam ??!!”

Singkat cerita, kemudian Baginda Rasulullah SAW datang dan para sahabat menanyakan ttg kejadian tersebut. Beliau bersabda, ”Al-Qur’an dan Taurat sama-sama kitab samawi”, dengan pernyataan Rasulullah tsb kemudian Allah mengkoreksi dengan turunnya ayat berikut:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Qs. 2:208)

Saudaraku,
Kalaulah kita sempat merenungi ayat ini, sepertinya ada beberapa ibroh yang bisa ambil : 

1. Seruan untuk masuk Islam secara total 

Islam ibarat sebuah bangunan yang indah. Untuk menikmatinya tidak cukup hanya melihatnya dari luar, kita perlu membuka pintunya kemudian masuk untuk menikmati seluruh kamar, dan segala interior didalamnya.

Islam harus kita pahami bukan hanya sebagai agama, tapi dia adalah satu ideologi, suatu tuntunan hidup (way of life) yang sangat sempurna. Apapun yang kita lakukan, setiap desahan nafas kita harus kita usahakan dengan maksimal agar sesuai dengan Islam. 

Islam itu tinggi, dan tidak ada lagi yang lebih tinggi darinya. Islam adalah agama yang sempurna, dan tidak ada lagi yang lebih sempurna darinya. 

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi dien-mu….. (Al-Maaidah :3)

Saya sering bercerita pada adik-adik saya, bahwa seperti halnya sebuah motor, tidak ada yang lebih tahu bagaimana cara merawatnya, apakah spesifikasi spare partnya, dan bagaimana menjalankannya, selain pabrik pembuatnya.

Begitu pula dengan kita, Allah adalah pencipta kita, Dialah yang Maha mengetahui apa yang terbaik bagi diri kita, berapa rizki yang sesuai dengan kita, siapa jodoh kita, bagaimana hidup kita. Dia yang paling tahu, bukan kita. 

Dan seperti halnya sebuah motor yang pasti punya sebuah buku panduan, Allah juga telah menyediakan panduan itu yaitu Islam.

Allah tidak akan bisa menerima Islam dicampur-campur dengan keyakinan lain

Sahabat Umar bin Khatab pernah membawa-bawa kitab Taurat, saat Rasulullah melihatkan beliau berkata dengan keras , “Ya Umar, seandaikan Musa masih hidup , niscaya dia juga akan mengikuti risalahku.!”

Betapa sering kita lihat realitas didepan kita, saat Islam menguntungkan atau tidak merugikan maka saat itu pula dia ambil Islam, tapi saat dirasa berat saat itu juga dia mengambil yang lain. 

2. Hanya orang beriman yang dipanggil dalam ayat ini 

Allah sengaja tidak memanggil dengan panggilan “ Hai sekalian manusia…” , atau “Hai sekalian kaum muslimin…” , tapi dengan jelas menggunakan panggilan “ Hai orang-orang yang beriman..” .

Pertimbangan utama dalam penyebutan ini adalah bahwa orang mukmin (beriman) cenderung lebih bisa menerima ayat ini. 

Orang mukmin jelas tidak sama dengan orang muslim (mengaku berislam). Dalam hati orang muslim bisa jadi masih keraguan akan keislamannya. Hal ini tidak berlaku orang yang beriman. Para ulama mendifinisikan kata iman sendiri sebagai :

Pembenaran dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan dikerjakan dengan anggota tubuh dalam amalan sehari-hari.

Jadi bukan hanya sebatas pada pengertian percaya seperti yang kita terima selama ini. Percaya pada Allah, percaya pada Malaikat, percaya pada kitab suci, dan selanjutnya.

3. Ambil Islam seluruhnya atau tidak sama sekali

Dr. Ahzami Samiun Jazuli, seorang ulama terkemuka dalam Ilmu Tafsir di Indonesia mengemukakan dalam satu ceramahnya, seringkali kita memenggal ayat ini hanya sampai melaksanakan Islam secara kaffah, padahal ada kelanjutan ayatnya yaitu seruan agar kita tidak mengikuti langkah-langkah syaitan. 

Dengan mengambilnya secara lengkap maka terkandung maksud bahwa seorang mukmin hanya mempunyai dua pilihan yaitu jika tidak melaksanakan Islam secara kaffah maka otomatis dia tergolong orang-orang yang mengikuti langkah-langkah syaitan. Atau bisa dengan ungkapan lain “Ambil Islam secara keseluruhan atau tidak sama sekali” dengan segala kompensasi dan konsekuensi yang akan di dapat.

Saudaraku,
Kita hidup di bumi Allah, lalu jika kita masih mengikuti aturan selain aturan dari tuan rumah bukankah berarti kita adalah seorang tamu yang tidak tahu diri ?? 

4. Jadikan syaitan sebagai musuh abadi

Setan adalah musuh, dan selamanya akan menjadi musuh. Permintaan setan sebelum dia dimasukkan ke neraka, adalah satu komitmen untuk menyesatkan seluruh umat manusia. 

Dari sini, masihkan dia bisa dianggap sebagai teman ??

Anehnya masih banyak orang yang justru bangga saat dia telah melakukan kemaksiatan, 
Banyak yang bangga saat berhasil naik kereta tanpa tiket,
Banyak yang bangga saat bisa mendapat keuntungan yang sebenarnya bukan haknya,
Banyak yang bangga saat bisa berbohong pada yang lain.

Padahal kalau mau jujur, mereka pasti mengakui bahwa itu perbuatan yang tidak benar.

Anehnya lagi, jika ada orang yang sebelumnya selalu melakukan keburukan kemudian tiba-tiba berubah dengan melakukan kebaikan, muncullah komentar “Ah, sok alim lu..!!”

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Islam Secara Kaffah"

Post a Comment