Hikmah dari Bencana di Aceh

Dan sesungguhnya Kami akan berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan kepada-Nya kami akan kembali." (QS Al Baqarah [2]: 155-156)

Sudah merupakan janji Allah bahwa manusia akan ditimpa sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Tapi, di balik ujian tersebut, Allah pun memberikan janji berupa kebahagiaan bagi orang-orang yang menyikapi ujian tersebut dengan kesabaran. Siapakah mereka? Mereka adalah umatnya yang dengan keyakinan penuh mengatakan: Innalillahi wa inna ilaihi rajiiun, sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan akan kembali kepada Allah.

Salah satu janji Allah tersebut, dalam skala besar telah menimpa saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera Utara pada 26 Desember 2004 lalu. Puluhan ribu orang meninggal tersapu air laut, ratusan ribu rumah hancur, dan entah berapa jumlah kerugian material yang diderita. Karena itu, sangat wajar bila kita berduka atas terjadinya bencana tersebut. Walaupun demikian, jangan sampai peristiwa sedahsyat itu tidak membawa perbaikan bagi diri dan masyarakat kita. Sangat rugi bila momentum seperti itu lolos begitu saja. 

Lalu, apa hikmah yang dapat kita ambil dari bencana Aceh tersebut dalam konteks negara? Pertama, peristiwa ini adalah peringatan yang sangat keras atas segala kesombongan yang kita lakukan. Sementara ini begitu mudahnya kita merendahkan saudara-saudara kita, mengabaikan perintah Allah, atau bangga dengan kemaksiatan. Padahal, di hadapan Allah SWT, manusia tidak ada apa-apanya. Tidak ada yang namanya orang hebat, tidak berarti sedikit pun kekuatan senjata, otot yang kuat, tatkala dihadapkan pada air yang menjulang empat sampai sepuluh meter. Inilah saatnya hati kita luluh dan menjadi orang yang tawadhu.

Kedua, selama ini kita selalu ribut, berselisih, dan saling bunuh antara satu sama lain. Dengan peristiwa ini Allah mempersatukan kita semua. Betapa tidak, semua elemen bangsa mengatakan hal yang sama, bahwa duka Aceh adalah duka kita semua. Boleh jadi, di balik bencana Aceh ada keberuntungan yang Allah tampakkan, yaitu bersatunya bangsa kita.

Ketiga, hampir setiap waktu kita menyaksikan lewat televisi korban-korban yang bergelimpangan dan kerusakan yang sangat parah. Rasanya tidak ada satu pun di antara kita yang tidak luluh hatinya menyaksikan semua itu, sehingga banyak air mata yang tertumpah melihat kenyataan tersebut. Saya yakin bahwa Allah SWT telah mendisain peristiwa ini agar nurani kita hidup kembali.

Hikmah keempat adalah bahwa rakyat Aceh sudah sekian lama menderita, karena peperangan dan konflik yang tak berkesudahan. Inilah kesempatan di mana rakyat Aceh bisa merasakan kehangatan, perhatian, dan pengorbanan saudara-saudara lainnya di Indonesia. Karena itu, semiskin apapun kita, sangat layak bagi kita untuk memberikan sesuatu kepada saudara kita di sana. Bila tak sanggup dengan harta, maka berikanlah tenaga, pikiran, atau seungkap doa. Wallahu a'lam bish-shawab.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hikmah dari Bencana di Aceh"

Post a Comment