Hewan Ciptaan Allah

K U C I N G

Beberapa hari yang lalu, saya menemukan seekor anak kucing di jalan. Suaranya ribut betul hingga mendorong kaki saya keluar untuk mencari posisi suara kucing tadi. Ternyata di tepi jalan, terdapat seekor bayi kucing yang saya perkirakan baru lahir beberapa hari yang lalu. Entah dimana Ibu si kucing, Akhirnya saya bawa ke rumah, kebetulan ada dua ekor kucing di rumah yang juga sedang menyusui anaknya. Awalnya saya khawatir kucing di rumah itu tidak mau menyusuinya. Karena semalaman dia biarkan anak kucing tersebut mengeong tanpa mau mendekatinya walaupun sudah dipaksakan untuk menyusui bayi kecil kucing tadi. Apalagi kucing itu anak-anaknya sudah besar.

Paginya saya coba letakkan kucing kecil tadi bersama anak kucing yang lain. Beberapa jam sempat saya paksakan si Hitam untuk menyusuinya, tapi tetap tidak mau, si Hitam hanya menjilatinya. Akhirnya saya tinggalkan kucing tadi di luar bersama anak-anaknya. Namun beberapa jam kemudian saya dengar kucing kecil tadi sudah diam. Saya coba lihat, ternyata, subhanallah si Putih (kucing lain yang juga menyusui anaknya) sudah menyusui kucing kecil tadi. Sambil menjilati kucing kecil tadi. Sampai sekarang si Putih masih menyusui si kucing kecil.

Saya yakin ibu si kucing tadi tidak pernah bermaksud mencampakkan anaknya, tapi ada tangan jahil manusia yang membuang, Beberapa hari yang lalu saya juga pernah mendengar kasus seperti ini, tapi bukan kucing. Kisah manusia. Persis sama, hanya satu yang berbeda kucing tadi tidak membuang anaknya tapi manusia yang membuang ke jalan. Sementara kisah yang baru saya dengar ini si ibunya sendiri yang membuang anaknya di tempat sampah.

Jangan merasa aneh ketika saya saat ini bercerita tentang kucing, karena ada sesuatu yang unik di balik roman kucing ini. Sebuah kejujuran yang mampu merobek-robek keangkuhan kemanusiaan manusia. Seekor binatang yang mampu memberikan kasih sayang kemanusiaan disaat manusia meninggalkan sebuah nilai kemanusiaan menuju sifat kebinatangan seekor binatang yang tidak punya sedikitpun akal.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan meraka lebih sesat lagi". (QS. 7:179).

Masih tentang kucing. Saya juga pernah menyaksikan kucing melahirkan. Bisa dibilang itu kali pertama dia melahirkan anaknya. Suaranya ribut, ketika saya lihat ketubannya keluar. Akhirnya kucing tersebut menemukan tempat yang cukup strategis untuk melahirkan anaknya. Namun yang menakjubkan, orang tua kucing yang 'bunting' tadi (si Hitam) terus mengekori. Subhanallah Ketika si Putih tadi mengalami proses kelahiran anaknya, si Hitam turut membantu mengeluarkan anaknya, menjilati dan membersihkan anak si Putih tadi, sementara si putih terkulai lemah. Kasih sayang ibu sepanjang zaman. Itu pepatah yang dibuat manusia, tetapi kucing jauh lebih memahami, dimandingkan ibu-ibu yang lain yang ketika anaknya bunting, justru disuruh gugurkan karena malu ayahnya tidak jelas.

Satu lagi tentang kucing, Ketika saya memberikan sepiring makanan kepada kucing-kucing di rumah, jumlahnya mungkin lebih banyak dibandingkan muatan piring untuk dilingkari makan. Apa yang anda bayangkan? Kucing- kucing itu akan berebut dan saling mendahului untuk secepatnya menghabiskan makanan? Kalau begitu anda salah, yang terjadi adalah si putih maju untuk lebih dahulu makan dan beberapa saat kemudian tanpa interupsi mereka satu persatu bergantian menghabiskan makanan. Bagi yang belum menunggu giliran dengan tenang. Dan yang anehnya lagi kucing yang didahulukan makan pasti yang sedang menyusui anaknya.

Tahukah anda saya sama sekali tidak pernah menulis di dinding tempat makan kucing itu “Antri dong” atau “Budayakan Antri” dan lain-lain. Lagian mereka juga tidak akan bisa membaca. Tapi anehnya praktek teori antri tersebut tidak secanggih antrian kita kalau di tempat umum: di Bank, di kasir, bahkan di kamar mandi. Mungkin bukan masalah antrinya tetapi konsep itsar (mendahulukan kepentingan saudara) jauh lebih mereka pahami dibandingkan sebahagian besar manusia saat ini. Demi kepentingan pribadi sebagian orang rela untuk menghancurkan saudaranya.

Masih banyak lagi tentang kucing, tapi cukup disini saja, karena kucing saya tidak suka dipublikasikan. Ada pertanyaan yang mengganjal di dalam fikiran saya, benarkah kucing tidak memiliki akal dan hati? Maaf, pertanyaan saya terbalik, benarkah manusia memiliki akal dan hati?

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada" (QS. 22:46).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hewan Ciptaan Allah"

Post a Comment