Pemeliharaan Kebun Sawit


1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM )

Tanaman belum menghasilkan atau ( TBM ) adalah tanaman dimana tanaman kelapa sawit belum menghasilkan produksi secara maksimal tanamna ( TBM ) ini menjadi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. TBM 0 : Tanaman yang baru ditanam pada saat bulan tanam sampai dengan bulan Desember yaitu : antara bulan 8 – bulan 12.

b. TBM I : Tanaman yang berumur 2 tahun, tanaman baru setelah berumur 1 tahun dilapangan.

c. TBM II : Dimana TBM 2 tahun, setelah TBM I .

d. TBM III : TBM 3 tahun adalah dimana setelah TBM II.

Pada TBM perlu dilakukan juga penyisipan pada tiap – tiap TBM, yaitu :

a. TBM I : 5 %

b. TBM II : 2,5 %

c. TBM III : 1 %

Aturan yang digunakan dalam melakukan penyisipan adalah apabila tanaman belum menghasilkan tanaman I ( TBM I ) yang mati 1 pokok, maka tanaman disisip dengan 1 pokok. Apabila pada TBM II dan TBM III yang mati adalah 2 pokok, maka cukup 1 pokok saja yang disisip yang sesuai dengan aturan ( Rumus yang berlaku ) .

Untuk pemeliharaan dan tahapan pekerjaan yang dilakukan pada TBM adalah sebagai berikut :

1.1. Meghitung jumlah tanaman yang normal dan abnormal

tanaman Disisni dilakukan penghitungan dengan tujuan untuk melihat dan mengetahui mana tanaman yang normal dan abnormal serta melihat tanaman yan terserang hama dan penyakit dan sampai mati.

1.2. Pemantauan pada TBM

Merupakan perkerjaan yang bertujuan untuk melihat keadaan tanaman disetiap blok TBM untuk melihat kekurangannya, seperti tanah yang kurang padat, tanaman miring,tanaman yang tergenang air, dan lainnya.

1.3. Penyisipan

Penyisipan merupakn pekerjaan yang bertujuan untuk menyisip tanaman yang mati dilapangan, dan ini dilakukan pada saat setelah tanam. Adapun syarat penyisipan adalah, pada TBM I sisipan 5%, TBM II 25%, dan TBM III 1%.

1.4. Pemeliharaan jalan

Pemeliharaan jalan meliputi benteng,teras dan lainnya. Tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk memperbaiki jalan yang rusak dimana jalan ini ini akan di gunakan unuk pengangkutan hasil produksi dari tanaman kelapa sawit setelah tanaman TBM menjadi tanaman menghasilkan (TM).

Untuk pemeliharaan jalan dapat menggunakan cara manual yaitu dengan cara mencangkul, menggaruk, yang mana dapat digunakan untuk menutup lobang, membuang batu serta rumput, dan lain sebagainya.Selain itu pemeliharaan jalan juga dapat menggunakan cara mekanis yaitu dengan menggunakan alat berat.

1.5. Penyiangan

Di dalam melakukan penyiangan, kegiatan yang dilakukan adalah untuk memberantas pertumbuhan gulma yangb ada. Penyiangan ini dapat dilakukan dengan cara manual dan cara kimia seperti penyemprotan atau chemis. Cara manual dilakukan bila gulma dapat berupa anak kayu (di dongkel), lalang (di cabut), dan gulma jenis rumputan dapat menggunakan garuk ataupun di cabut. Untuk rotasi cara manual ini adalah dua minggu sekali dengan menngunakan 6 – 8 Hk /ha pada bulan pertama.

1.6. Pemupukan

Pemupukan TBM di perkebunan PTPN II Tanjungb garbus – Pagar marbau dilakukan sesuai dengan umur tanaman,dan untuk rotasi pemupukan tanaman belum menghasilkan, di perkebunan PTPN II Tanjung garbus - Pagar Marbau adalah :

a. TBM 1 di lakukan pemupukan 4 x dalam setahun dan jarak penaburan dari pohon 25 cm, dan lebar penaburan 25 cm.

b. TBM 2 di lakukan pemupukan 3 x dalam setahun dan dalam melakukan pemupukan jarak pemberian pupuk dari pohon adalah 50 cm, dan lebar penaburan adalah 25 cm.

c.TBM 3 di lakukan pemupukan 2 x dalam setahun dan dalam pemberian pupuk jarak penaburan adalah 75 cm dan lebar penaburan 25 cm.

Tabel 3. Untuk dosis pupuk yang biasa di berikan pada TBM I, II, dan III dengan dosis g / pohon adalah sebagai berikut :

Umur setelah Tanam ( Bulan)

Jumlah Pupuk ( g / Pohon )

UREA

RP

MOP

KIESRIT

BORON

5

7

9

12

150

400

400

400

-

-

500

-

100

500

-

500

-

-

250

-

-

-

20

-

Jumlah

1.350

500

1.100

250

20

16

20

24

750

750

750

-

750

-

750

750

750

500

750

500

30

-

50

Jumlah

2.250

750

2.250

1.750

80

28

32

750

750

-

1000

750

750

75

-

750

-

-

Jumlah

1.500

1000

1.500

750

-

Total

5.100

4.850

4.850

2.750

100

Sumber : PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau

1.7. Tunas pasir

Tunas pasir adalah dimana membuang buah – buah yang busuk dan juaga membuang peleah – pelepah yang kering. Alat yang sering para pekerja gunakan dalam pelaksanaan tunas pasir adalah dodos, dan pekerjaan ini dilakukan pada saat panen perdana / panen awal.

1.8. Pemberantasan hama dan penyakit kelapa sawit

Pada tanaman belum menghasilkan hama yang sering menyerang kelapa sawi adalah hama ulat kantong dan hama kumbang tanduk (oryctes rhinoceros). Dalam pemberantasan hama kumbang tanduk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan manual an kimia.

Cara manual ini dilakukan dengan menggunakan alat kawat yakni menarik kumbang yang bersembunyi kemudian di bunuh, bisa juga dengan cara langsung mengambil kumbang tanduk dengan tangan. Sedangkan dengan cara kimia adalah dengan menggunakan insectisida dengan dosis 15 – 30 g / pokok, dengan rotasi 3 bulan.

Untuk pemberantasan hama ulat kantong dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan cara kimia. Cara manual ini dapat dilakukan dengan mengutip dan membunuh hama, dan dapt pula dengan membuang pelepah yang terserang hama dalam jumlah besar. Sedangkan cara kimia adalah dengan cara pengasapan (poging).

Penyakit yang sering menyerang tanaman belum menghasilkann adalah penyakit tajuk dan penyakit busuk batang ( ganoderma ). untuk penyakit tajuk ini biasanya disebabkan oleh bawaaan genetis, dimana gejala serangannya terlihat bila tajuk membuka dan membengkok. Untuk pengendalian penyakit ini biasanya di biarkan saja, karena penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 6 – 12 bulan

Untuk penyakit ganoderma biasanya memiliki ciri yang ditimbulkannya pada kelapa sawit, cirinya yaitu sebagai berikut :

a. Daun seperti kekurangan unsur hara dan air.

b. Pada tanaman muda penyakit ini dapat menyebabkan kematian

c. Pelepah layu terkulai,dan warnanya kusam dan coklat

d. Batang kelapa sawit sangat keropos karena penyakit ini mengambilair yang berada pada tanaman kelapa sawit.

Dalam pemberantasan penyakit busuk batang ( ganoderma ) yang sangat efisien adalah dengan cara membongkar dan membuang tanaman serta membakar sumber penyakit yang terinfeksi, dan bila bekas bongkaran hendak ditanam kembali sebaiknya tanah di olah terlebih dahulu.

2. Tanaman Menghasilkan

Dalam pemeliharaan tanaman menghasilkan merupakan kegiatan untuk memotifasi pertumbuhan tanaman dengan baik, dengan tujuan agar tanaman dapat berproduksi dengan baik dan seoptimal mungkin. Agar tanaman menghasilkan produksi dengan baik, maka taman harus di pelihara dengan baik, dan tahapan pemeliharaan pada TM adalah sebagai berikut :

2.1. Penyemprotan / Penyiangan gulma

Penyiangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membersihkan tanaman dari gulma– gulma yang ada, seperti lalang, rerumputan, anak kayu sebaiknya cara yang digunakan adalah cara manual yaitu dengan cara mendongkel (anak kayu) dan dicabut lalang .

Sedangkan untuk membersihkan gulma jenis rumpun - umputan, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Cara kimia

b. Dan cara manual

Untuk cara kimia ( Chemis ) dapt digunakan dengan menggunakan racun jenis herbisida, sedangkan denga manualdapat digunakan dengan alat seperti garuk, babat, dimana alat ini dapat membersih gulma yang ada dipiringan maupun yang berada dipasar pikul.

2.2. Pemupukan

Pemupukan pada tanaman menghasilkan sebanyak dua kali dalam setahun. Dasar pemupukan diperoleh setelah dilakukan analisis daun, dimana daun yang efisien untuk dianalisis adalah pelepah daun.

Pemupukan yang baik dilaksanakan pada msim hujan kecil yaitu sekitar (> 60 mm ), karena pupuk akan lebih cepat larut sehingga dapat diserap oleh tanaman, dan bila pada musim hujan besar danmusim kemarau sebaiknya pemupukan ditunda.

Didalam pemupukan dosis yang dipergunakan pada tanaman menghasilkan ini dapat berbeda trgantung dari pada tingkat kesuburan tanah dan umur tanaman, dan juga tergantung dari hasil analisis daun. Pada kebun Tanjung garbus - /Pagar marbau, dosis pemupukan dilakukan sesuai dengan rekomendasi pemupukan Yang merupakan hasil dari analisis. Urutan pemupukan dimulai dengan pemberian pupuk RP, Dolomit, Urea, MOP, dengan rotasi 2 minggu sekali

Cara yang digunakan dalam melakukan pemupukan yaitu dengan cara sebar merata didalam piringan, untuk jarak penebaran pada tanaman menghasilkan yaitu:

a. TM < style=""> : Penaburan pupuk diberikan dengan jarak 2 – 2,5 m dari pokok, untuk semua jenis pupuk.

b. TM > 8 tahun : Penaburan pupuk, khususnya pupuk RP dan dolomit 25 % dari bagian pupuk, ditabur sejauh 20 cm dari pinggir piringan, ditabua dan dengan jarak 2 – 2,5 m dari pokok, dan untuk pupuk urea dan MOP dapat ditabur dengan jarak 2 – 2,5 m dari pokok.

PENYEDIAAN BIBIT


1. Perolehan Bibit/Klon

Pembibitan kelapa sawit adalah suatu arael untuk sementara waktu (12 bulan) bibit ditanam ,dipelihara (merumpuk ,memupuk, pemberantasan hama penyakit. Satu dilaksanakan seleksi sebelum bibit memenuhi syarat untuk ditanam dilapangan.Bibit yang baik adalah bibit yang tumbuh subur,sehat dan seragam.

Untuk mendukung pertumbuhan bibit dengan baik perlu diperhatikan syarat penetapan lokasi bibitan,yaitu :

a. Areal harus rata

b. Dekat dengan sumber air

c. Tidak tergenang air

d. Pengawasan mudah

Pembibitan yang dilakukan di kebun Tanjung Garbus-Pagar Marbau menggunakan sistem pembibitan dengan dua tahap (Double Stage System).Keuntungan menggunakan sistem ini antara lain mudah dalam pemupukan,penyiraman, pengendalian hama penyakit dan kemungkainan mati sakit waktu pemindahan akan terhindar jika pemindahan tidak terlalu cepat atau terlambat dan dilakukan dengan hati-hati.

Untuk jenis bahan tanaman yang digunakan yaitu D x P (Tenera) dan menggunakan varietas Dumpy yang berasal dari pusat penelitian Marihat dan Rispa Medan SUMUT. Pemesanan kecambah harus sudah diajukan selambat-lambatnya 3 bulan sebelum penerimaan, agar dapat memperhitungkan persiapan-persiapan yang akan dilakukan.

Kebutuhan kecambah

Perhitungan yang tepat untuk kebutuhan bahan tanaman sangat diperlukan agar tidak kelebihan dengan mengetahui luas areal yang bakal ditanami,jarak tanam yang dianjurkan ,kemampuan kultur teknis pembibitan,kebutuhan penyisipan dilapangan dan serangan hama dan penykit.

Berdasarkan pengalaman selama ini, kebutuhan biji kecambah untuk setiap hektar tanaman di lapangan adalah :

tabel 1. Standar Kebutuhan Kecambah Untuk Tanaman 130 Pokok /ha

No. Uraian Rincian St/ha

1. Pohon efektif dilapangan 130

2. Sisipan 7 (5%)

3. Seleksi Kecambah 3 (2%)

4. Seleksi di Pre-Nursery 10 (8)

5. Seleksi di Main-Nursery 20 (15%)

Jumlah Kecambah dipesan 170

Sumber : Pembibitan PTP Nusantara II TG-PM, Juli 2009

2. Metode Pembibitan Sampai Siap Tanam

2.1.Pembibitan Awal (Pre Nursery)

2.1.1. Penyiraman

Penyiraman pada tahapan pre nursery ini dilakukan dalam sehari yaitu : pagi dan sore, kecuali jika turun hujan yang mencaai dari lebih dari 8 mm, kaena setiap bibit membutuhkan air antara 0,10 – 0,25 l /polibeg

2.1.2. Penyiangan

Penyiangan adalah membersikan arel dari gulma-gulma atau sampah yang ada. Selain itu penyiangan juga bertujuan untuk menjaga agar bibit tidak bersaing dengan rerumputan dalam mencari unsur hara, dan juga terjadinya inang hama dan penyakit.

Penyiangan ini dapat dilakukan dengan cara metode amual yaitu dengan cara mencabut gulma – gulma yang ada disekitar bedengan, terutama gulma yang ada didalam polibek, dan penyiangan dapat dilakukan cara kimiawi yaitu dengan cara menyemprotkan herbisida. Penyiangan ini dapat dilakukan dengan rotasi dua kali seminggu.

2.1.3. Pemupukan

Pemupukan dilakukan bila bibit sudah mempunyai daun pertama yang sempurna, dan biasanya umur bibit ini 3 – 4 minggu baru bisa semprot. Pupuk yang diberikan pada bibit adalah pupuk urea dan pupuk compond yang dilarutkan dalam air dengan kosentrasi 0,3 dan 0,2 % berselang –seling ( 30 gr / l air untuk 10 st bibit), danpupuk majemuk yang digunakan adalah C 12. 12. 17. 2 atau C 15. 15. 16. 4 ( 2 g / l air untuk 50 bibit Cara pemupukan adalah dimana pupuk dilarutkan dalam air dan diberi atau dipupuk melalui daun,

dengan mengunakan alat semprot adapun alat semprot yang digunakan adalah gembor. Perlu diketahui sessudah pemupukan melalui daun telah dilaksanakan, maka daun harus ddisiram dengan air bersih guna untuk mencegah terjadinya plasmolisa pada sel – sel daun akibat sisa larutan pupuk yang diberikan yang melekat pada daun. Pemupukan ini dapat dilakuan dengan rotasi seminggu sekali.

2.1.4. Pemberantsan hama dan penyakit

Hama yang sering menyerang pada bibit tahapan awal adalah belalang, semut, dan keong. Untuk pemberantasannya dapat dilakukan dengan cara manual (menangkap) dan cara kimia (semprot dengan insektisida ).

Untuk tindakan pencegahannya dapat dilakukan dengan membersihkan areal dari gulma dan kotoran – kotoran sampah.

Hama yang sering menyerang pada bibit tahapan awal adalah penyakit daun dan penyakit jamur (ANTHRACNOSE,CULVULARIA,danHELMINTHOSPORIUM). Pemberantasan penyakit ini adalah menggunakan cara kimia yaiti dengan menggunakn fungisida, dan dapt pula di berantas dengan cara memusnakannya (membuang ) bila penyakit tersebut bebahaya (menular).

2.1.5. Mengurangi naungan

Bila umur bibit telah mencapai 1-1 ½ bulan, maka naungan harus dikurangi, penguranagan ini dapat dilakukan 2 minggu sekali untuk 1 pelepah. Tujuan dari pengurangan naungan ini adalah agar bibit dapat beradaptasi dengan alam terbuka ( Main Nursery )

2.1.6. Seleksi nibit

Seleksi bibit adalah memilih atau menyingkirkan bibit – bibit yanag abnormal seperti sakit dan mati. Adapun kriteria bibit yang akan diseleksi adalah :

a. Bibit yang permukaan daunnya kriting.

b. Bibit yang penanaman kecambahnya terbalik.

c. Bibit yang anak daunnya layu.

d. Bibit yang terserang penyakit ( penyakit tajuk ).

e. Bibit yang kurus, mengecil dan menguning.

f. Bibit yang cara penanamannya salah, seperti terlalu dalam dan terlalu dangkal.

g. Bibit yang pertumbuhannya plumulanya lebih dari satu, dan ini dapat dipilih salah satu yang terbaik.

2.1.7. Pemindahan bibit

Pemindahan bibit ini dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, yang mana bibit telah mempunyai 3 – 4 bulan daun, dan ini merupakan saat yang paling baik untuk dipindahkan ke pembibitan utama ( Main Nursery ). Sebelum bibit dipindahkan, sebaiknya bibit disiram terlebih dahulu agar tidak kekurangan air pada waktu ditanam di pembibitan utama.

2.2. Main Nurserys

Main Nursery atau pembibitan utama adalah suatu pekerjaan yang merupakan lanjutan dari pembibitan awal, dimana kegiatan pemeliharaan bibit kelapa sawit saat pindah tanam dari Pre nursery adalah pada 3 bulan, sedangkan pada Main Nursery 9 bulan, jadi sampai dipindahkan kelapangan bibit berumur 10 – 12 bulan. Untuk tahapan pemeliharaan di main nursery adalah sebagai berikut :

2.2.1. Penyiraman

Penyiraman sangat penting pada tahapan pembibitan, karena bila bibit tidak disiram dan kurang penyiraman maka tumbuh dengan tidak baik (tidak berkualita) dan mati. Untuk itu pembibitan utama ini penyiraman juga dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari pada pukul 06.30 – 10.00 WIB, dan sore hari pada ukul 15.00 – 18.00 WIB. Kebutuhan air sangat tergantung pada umur bibit karena bila semakin tua maka akan membutuhkan air dalam jumlah sangat banyak. Bibit yang berumur 3 – 4 bulan membutuhkan air 2 -3 l/bibit /hari, dan yang berumur 5 – 12 bulan membutuhkan 4 – 5 l / bibit / hari.

2.2.2. Penyiangan

Penyiangan dalam pembibitan ini atau di main nursery adalah membersihkan areal dari segala rerumputan (gulma) baik yang didalam polibag maupun diluar polibag. Penyiangan pada tahaan pembibitan awal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan cara kimia. Cara manual dilakuan dengan rotasi 14 hari, sedangkan cara kimia dapat dilakukan dengan rotasi 21 hari.

2.2.3. Pemberian mulsa

Pemberian mulsa bagus pada pembibitan, karena selain sebagai penambah bahan organik yang ada, juga dapat memiliki kegunaan yang sagat banyak bagi pertumbuhan bibit, kegunaan dari pemberian mulsa ini adalah :

a. Dapat mengurangi penguapan air dari tanah yang sangat banyak.

b. Dapat mengurangi tekanan tekanan dari penyiraman bibit.

c. Dapat menekat pertmbuhan gulma

d. Menjaga struktur tanah.

e. Dapat menjaga kelembaban tanah

f. Dan sebagai penambah unsur hara bagi tanah.

PENGOLAHAN TANAH


PENGOLAHAN TANAH

Persiapan dan pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal terhadap areal yang digunakan sebagai pertanaman. Dalam pembukaan lahan harus diperhatikan situasi dan kondisi areal yang akan dibuka, agar tujuan kegiatan ini tidak menyimpang yaitu mengacu pada standart yang berlaku, tepat waktu, biaya yang seefesien mungkin.

Kegiatan pembukaan lahan di kebun Tanjung Garbus-Pagar Marbau adalah pembukaan areal untuk tanaman ulang ( replanting ). Dimana areal tersebut on yang tanaman kelapa sawit yang telah tua dan tidak berproduksi lagi yaitu tanaman yang sudah berumur 30 tahun

1. Tahapan Dan Jadwal Kegiatan

Tahapan kegiatan dalam pembukaan dan persiapan lahan meliputi bongkar pohon, merumput, memotong/merencek, mengumpulkan, semprot, lalang/rumput, donkel, kayu-kayuan, pengolahan tanah, pembuatan jalan dan sarana air.

1.1. Membongkar pohon

Membongkar pohon yang tua dilaksanakan sampai pangkal akar baik perlu diperhatikan yaitu jatuhnya pohon disusun searah dan akar pohon harus ikut dibongkar.

1.2. Merumpuk

Tumbangkan pohon yang dirumpuk pada suatu tempat disusun memanjang arah utara selatan secara teratur untuk memudahakan pekerjaan selanjutnya.

1.3.Memotong/merencek

Batang pohon dipotong sepanjang 1 m guna mempermudah pengeringan dan pengawasan kerja

1.4.Semprot lalang

Pekerjaan ini dilakukan agar areal bebas terhadap gulma. Herbisida yang digunakan yaitu Round Up 0,3 liter/ha.

1.5.Dongkel kayu-kayuan

Kegiatan ini dilakukan dengan maksud mendongkel atau membongkar tunggul-tunggul,kayu-kayu kecil dengan menggunakan cangkul.

1.6.Semprot rumput

Tujuan agar areal bebas terhadap gulma,bahan yang digunakan Round Up 0,3 liter/ha.

1.7.Menanam Kacang – Kacangan

Pada umumnya areal atau lahan yang bekas bukaan hutan adalah tanah kosong. Dan bila lahan kosonh ini dibiarkan, maka lama kelamaan tanah akan rusak, baik lapisan tanah dan sifat tanah yang bisa menyebabkan menurunnya kandungan unsur hara didalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pengikisan tanah oleh aliran air permukaan. Untuk itu perlu dilakukan penutu tanah, yaitu berupa tanaman kacang – kacangan.

Menanam kacang – kacangan ini sangat baik dilakukan karena memiliki potensi yang menguntungkan, antara lain :

a. Dapat menekan pertumbuhan gulma

b. Mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah

c. Dapat menjaga struktur dan kelembaban tanah.

d. Dapat menahan air.

e. Sebagai cadangan unsur hara.

1.8. Pengolahan Tanah

Setelah areal bersih selanjutnya yaitu pegolahan tanah,yaitu memperbaiki struktur tanah walaupun bersifat sementara agar lebih gembur yaitu dengan cara membalik tanah dengan alat mekanis.

1.9.Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan sebelum 2 minggu penanaman. Hal ini bertujuan agar keaaman tanah berkurang. Fungsi dari lubang tanam adalah untuk tempat tumbuhnya tanaman.

Untuk membuat lubang tanam ini, PTPN II Tanjung Garbus – Pagar marbau menggunakan ukuran lubang tanam 60 x 60 x 40 cm. Untuk lebih jelasnya bentuk dan ukuran lubang tanam

2. Kebutuhan Alat dan Bahan

Kebutuhan alat dan bahan yang digunakan yaitu :

a. Kampak

b. Cangkul

c. Parang

d. Meteran

e. Traktor

f. Bouldoser

g. Round Up

3. Kebutuhan Tenaga Kerja

Penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan persiapan dan pembukaan lahan tergantung pada luas kebun yang akan di buka sesuai dengan produktivitas alat.

4. Kebutuhan Biaya

Kebutuhan biaya dapt dihitung dengan cara menjumlahkan kebutuhan alat dan bahan dengan upah tenaga kerja .Sedangkan upah karyawan harian lepas sesuai dengan upah minimum Propinsi (UMP).

5. Pengawasan

Untuk pembukaan lahan kebun biasanya menerapkan upah sistem borongan,setiap pekerjaan diawasi oleh seorang mandor yang membawa 25-30 oarang tenega kerja.Mandor bertugas melapor berapa luas areal yang telah dikerjakan .